Dua Belas

1.1K 59 10
                                    

Pahit itu aku yang merasakan, aku yang meminta. Kamu? Apa kabar?
.
.

Happy reading

Zanna berjalan dengan tertatih-tatih menuju dapur. Kakinya benar-benar sulit untuk digerakkan. Badannya terasa remuk. Aril benar-benar sudah gila, dia tidak berbohong, untuk mengajak Zanna bercinta sampai pagi. Ini sudah jam delapan pagi, perutnya meronta ingin diisi.

Membuka lemari pendingin, dia hanya menemukan makanan semalam yang dia letakkan di sana. Tak ada bahan lainnya selain air dingin. Zanna meletakkan mangkuk ke dalam microwave, menunggu selama beberapa menit dan masakannya kembali hangat.

Langkah kaki terdengar bersahutan dengan suara Aril yang memanggilnya. Zanna duduk di kursi makan dan membuka piringnya, bersiap untuk mengisi energinya. Karena digempur Aril juga butuh tenaga.

"Kamu kenapa turun sendiri?" rajuknya. Aril membuka mulutnya lebar-lebar, ingin Zanna menyuapi dirinya.

Zanna mengarahkan sendoknya ke mulut Aril yang terbuka lebar. Aril mengunyahnya dengan cepat. "Enak, lagi suapin aku sampai kenyang."

Tumbenan mau makanan semalam.

"Enak?" Aril mengangguk. "Makan yang banyak, nanti bisa dilanjutkan lagi."

"Iya, aku butuh tenaga buat wik-wikin kamu beberapa ronde." Aril kembali menerima suapan dari Zanna.

"Habiskan sendiri, aku mau ambil jus di kulkas." Aril mengangguk.

Zanna berjalan melewati dirinya dengan langkah tertatih-tatih, "kenapa jalan kamu seperti itu?"

"Kebanyakan digempur semalaman." Aril mengangguk paham.

"Kalau gitu, aku gempur lagi sampai malam nanti."

***

Andini mengacak rambutnya, dia tak bisa menghubungi Aril. Nomor Aril sedang berada di luar jaringan. Pagi ini dia terbangun tanpa Aril di sisinya. Badannya hanya terbalut selimut tebal. Andini merindukan Aril, merindukan percintaannya semalam bersama Aril.

Andini
Baby, temui aku nanti malam di apartemen.
Kita mulai lagi kisah kita seperti dulu kala.

Andini menghadap balkon, memikirkan rencana untuk bertemu dengan istri Aril. Andini ingin Aril segera bercerai dengan istrinya. Dia ingin merebut Aril kembali. Andini menyesap wine putih di genggamannya, dia yang akan sepenuhnya ada dalam hidup Aril.

"Kembali sama aku, Ril. Karena aku tahu kamu nggak akan pernah puas dengan istri kamu itu."

Andini masuk dan berjalan menuju tempat tidurnya, dia merebahkan dirinya kembali di sana. Dia membutuhkan Aril untuk segalanya. Mencukupi kebutuhan biologisnya. Hanya Aril yang mampu.

***

Kesekian kalinya Zanna meneriaki nama Aril, saat mencapai puncaknya. Bagaimanapun Aril mengubah posisinya dengan bermacam gaya, dia sangat mendamba tubuh Zanna. Bahkan bermain sekali saja, tak akan membuatnya puas. Bagi Aril, Zanna adalah obat yang mampu membuat moodnya kembali sempurna.

"Mas ... boleh istirahat sebentar? Aku lelah," ucapnya lemas. Aril benar-benar menggempur Zanna berpuluh-puluh ronde.

Suara Zanna yang lemah dan tatapannya yang sayu, membuat milik Aril kembali menegang, bersiap untuk kembali menggempur Zanna.

"Satu kali lagi, ya. Aku janji ini yang terakhir." Zanna mengangguk.

Aril kembali mengarahkan miliknya ke pusat Zanna. Desahan Aril dan Zanna yang bersahutan, membuat Aril semakin bersemangat memaju mundurkan miliknya dengan tenaga yang tak pernah lelah.

Lakukan sesukamu, asal kamu tetap di sini, Mas.

Terasa benar-benar nikmat sekali bagi Aril. Dia benar-benar melupakan suara ponselnya yang berdering. Mendadak Aril melupakan janjinya dengan Andini. Terlalu mendamba tubuh Zanna, membuatnya lupa segala.

"Zanna, tubuh kamu  ...  nikmat." Zanna hanya memandangnya sayu, dia tak dapat berdaya membantah Aril. Terlalu banyak dia mencapai puncak kenikmatan. Aril benar-benar membuat zanna, ketagihan.

***

yo gaeszzz ikutan

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

yo gaeszzz ikutan. DM aja ke adminnya. Jangan lupa follow IG saya. Hi_primasarilovexz

Wedding Enemy (21+) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt