14. Hari besar

1.3K 68 11
                                    

"Selamat datang kepada seluruh tamu undangan, selamat menikmati acara kami dan doa untuk kedua mempelai agar pernikahannya bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah,"

Akhirnya. Hari yang ditunggu datang juga, Ilham berhasil mengatakan ijab kobul dalam satu kali percobaan, Alea sendiri tampak terharu, pasalnya bukan karena ia sudah pinang dan menjadi milik orang lain, melainkan juga karena sang adik yang menjadi wali nikahnya.

Setelah akad yang tentunya menggunakan adat khas TNI, acara selanjutnya adalah resepsi dan hiburan lainnya. Ada sekitar seribuan orang yang diundang. Baik dari pihak Ilham maupun Alea. Dan pada saat-saat inilah timbul rasa penasaran, namun juga gengsi yang besar untuk bertanya.

Ilham adalah seorang tentara, tentu relasi dan kenalannya tidak jauh dari sesame anggota TNI atau POLRI, dan beberapa teman SMA nya yang berprofesi lain seperti guru, pengusaha atau dokter. Sedangkan Alea? Jujur tamu undangan dari kenalan perempuan itu membuat suami penasaran.

Bisa ditebak kan siapa saja yang Alea undang? Ya, yang pertama adalah teman-temannya di team Royal sepaket dengan kenalannya sesama pembalap, entah itu lady racer atau man racer, pembalap motor atau mobil. Mereka semua menjadi satu dan paling heboh. Lalu kenalan yang kedua adalah teman-temannya sesama penyanyi, mereka kebanyakan berjenis kelamin laki-laki dan you know lah. Mereka tampan semua. Teman-teman Alea yang itu menyumbangkan suaranya di pernikahan mereka. Alhasil acara hiburan sukses dipenuhi suara-suara merdu.

Tapi yang paling membuat Ilham penasaran adalah, beberapa pihak yang lelaki itu tahu adalah seorang aparat pemerintah atau aktivis masyarakat. Mereka datang cukup banyak dan mengucapkan selamat kepala Alea dengan memberikan banyak hadiah. Katanya sih titipan, jadi bukan murni dari mereka saja.

Apa masa iya Alea adalah perempuan yang tidak baik? Maksudnya dia adalah wanita simpanan, atau perempuan yang melayani para pejabat atau lelaki hidung belang?

"Kenapa?" tanya Alea menyadarkan lamunan Ilham. Sejak tadi lelaki itu menatapnya lekat tanpa berkedip.

"Tidak ada,"

"Hm, aku berharap acara ini cepat selesai. Wajah ku sudah gatal dengan semua riasan ini," gerutu Alea sebal. Sontak nada bicara itu menarik perhatian Ilham. Bohong jika ia bilang isterinya jelek, karena pada kenyataannya tadi, lelaki itu terdiam membisu cukup lama karena melihat kecantikan yang terpancar diwajah Alea.

"Kapten, kita ingin berfoto," seru salah seorang tentara. Sudah pasti itu teman-teman Ilham, dia pun mempersilahkan mereka semua berfoto. Pasangan suami isteri itu kembali berdiri.

Sret!

"Tapi hanya dengan pengantin perempuan saja kapten," seru tentara itu seraya mendorong Ilham keluar dari pelaminan. Alea hanya tersenyum melihat suaminya dijaili.

Cekrek!
Cekrek!

Setelah selesai Ilham pun kembali naki ke pelaminan, sesaat sebelumnya memukul semua teman-temannya bercanda. Semua tamu undangan dibuat tertawa melihatnya, namun sesaat kemudia mereka terdiam menatap seorang lelaki memakai pakaian hitam putih lengkap dengan kemeja cardi hitam, rambutnya yang godrong di kucir asal, tatapan matanya tajam dan hanya menatap kearah Alea.

Lelaki itu memiliki tubuh yang proposional, agak sipit dan membawa sebuah paper bag berwarna cooklat. Garis wajahnya menunjukkan dia bukan orang pribumi.

Tap!
Tap!
Tap!

Lelaki itu terus berjalan menghampiri Alea, tanpa memperdulikan tatapan semua orang yang tertuju padanya.

"Ohayo, kaicho," sapanya kental dengan aksen Jepang.

"Dazai," ujar Alea bingung melihat temannya ada disini. Bagaimana dia bisa tahu hari ini dirinya menikah.

Suami TentaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang