Pandemi Covid 19

38 43 1
                                    

Untuk kali ini, sebenarnya ini masalah pribadi yang ada di dalam keluargaku sih. Entah ini baik atau tidak, termasuk aib atau bukan, karena dengan sengaja mengumbar semuanya di media sosial. Aku juga nggak tau tentang kalian nantinya akan menanggapi hal ini seperti apa.

Jujur, aku saat ini sedang banyak beban pikiran. Ingin rasanya berbagi cerita dengan keluarga, namun tidak bisa. Karena keluargaku juga sedang dalam kondisi yang cukup sulit. Aku nggak mau menambah beban pikiran mereka.

Sebenarnya aku juga punya beberapa teman yang bisa kupercaya, beberapa bagian juga sudah kuceritakan dengan mereka. Namun, lagi-lagi aku sadar kalau mereka juga punya masalah di dalam keluarganya atau di lingkungan mereka. Aku nggak mau dengan cerita yang curahkan kepada mereka yang ada malah menjadi beban.

Sebenarnya aku juga butuh solusi, tetapi di sisi lain dan yang paling penting adalah aku butuh tempat untuk mencurahkan cerita ini semua.
Dari beberapa hari yang lalu malah sebenarnya masalah ini udah mulai muncul, namun semakin hari masalahnya semakin kompleks. Udah dibawa doa juga, cuma masih belum bisa nangis :" mau nangis di rumah juga nggak enak, ntar keluarga malah mikir yang enggak-enggak.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) se-Jawa Bali nyatanya turut berimbas dalam keluargaku, terutama dalam bidang perekonomian. Sudah dari awal aku bercerita bahkan aku bukan berasal dari keluarga yang berada atau berkecukupan secara ekonomi.

Ayahku hanya seorang pedagang kopi keliling di Alun-alun kota. Dan dampak PPKM ini adalah beliau tidak bisa berjualan di sana. Belum lagi jadwal PPKM semakin hari semakin diundur aja, kan dari tanggal yang udah dijadwalkan sebelumnya. Jadi, untuk saat ini perekonomian di keluargaku hanya bertumpu pada pendapatan Ibuku. Ibuku juga bukan seorang pegawai negeri, hanya bekerja di gudang.

Haha ..., Dan aku belum bisa banyak membantu mereka. Anak satu-satunya mereka di usianya yang ke-20 masih belum berbakti. Masih belum bisa memberikan yang terbaik untuk mereka, masih jadi beban dalam banyak hal.

Suka sedih banget lihat perjuangan mereka untuk berjuang memenuhi kebutuhan perekonomian di keluarga kami, belum lagi pengeluaran untuk membayar rumah kontrakan, dan lain-lain :)

Dari aku untuk aku, kuat ya. Meskipun belum bisa membantu banyak di keluarga kamu.

UNIVERSITY Where stories live. Discover now