Kamu, Semestaku Yang Hilang

24 22 0
                                    

KAMU, SEMESTAKU YANG HILANG

Kita tak pernah tahu rencana Semesta. Bahkan, pertemuan kita pun terjadi tanpa disengaja.
Ibaratnya membaca sebuah buku, kita harus melewati lembar demi lembar halaman itu, untuk menuntut akhirnya bagaimana.
Kita tidak bisa begitu saja melewatkan sebuah Bab, karena ada begitu banyak bait-bait kata dan susunan paragraf yang harus kita baca, supaya paham maknanya.

Aku senang bisa mengenalmu. Menjadi salah satu bagian penting dalam hidupmu. Aku tak pernah sedikitpun membenci pertemuan kita. Meskipun, kisah kita tidak berakhir seperti yang kuminta.

Dahulu,...kita adalah dua orang yang yang pernah saling bahagia bersama.
Dimiliki olehmu adalah hal paling istimewa dan juga penuh makna.

Dahulu pula, saat duniaku serasa runtuh, Aku punya pelukmu yang membuatku tenang. Ada bahumu yang selalu sedia untukku bersandar, meski hanya sebentar.

Dahulu, kamu bilang akan selalu ada. Kamu bilang kamu tidak akan pergi.
Tapi ternyata,...pada akhirnya kamu tetap meninggalkanku.
Kita menjadi satu suku kata yang tak lagi mampu berbicara.
Kita adalah sebuah kalimat mesra yang dituntut untuk menyerah.

Andai saja aku tahu jika hari itu adalah hari terakhirmu, Aku pasti akan memberikan salam perpisahan paling manis di seluruh dunia.
Semua kabar yang kudapat tentangmu, sebenarnya tidak dapat kupercaya.
Kupikir ini hanyalah sebuah mimpi buruk dan akan segera berakhir saat aku bangun nanti.
Namun tetap saja tidak. Tetap saja kamu harus pergi.

Hai kamu, seandainya kamu di sini sekarang. Aku pasti akan mengucapkan banyak-banyak terima kasih, sebab kamu, aku masih mampu bertahan sejauh ini.
Kini tugas kamu sudah selesai. Namun harapan dan bayang-bayangmu dalam memoriku tidak akan pernah usai. Selamanya tidak.
Kamu akan selalu hidup dan menari-nari di dalamnya.

Hai kamu, tidak apa jika kamu sudah lelah dengan dunia ini. Tidak apa jika kamu ingin menyudahinya. Lagi pula kamu merindukan ayahmu yang sudah lama pulang, bukan?
Maka pergilah Sayang.Tapi aku mohon jangan lupakan aku.
Tunggu aku di sana. Aku akan mewujudkan mimpi-mimpi kita yang dahulu kita susun bersama di dunia ini. Sehingga,...jiwa yang setengahnya sudah ikut pergi bersamamu itu dapat kembali.
Kita wujudkan kembali mimpi-mimpi kita, meskipun, bukan di dunia ini.
Aku dan kamu. Dan berjanjilah, jika aku sudah menemukanmu di sana nanti.  Aku mohon berhentilah berlari. Karena aku sudah lelah mengejarmu.
Tunggu aku di sana. Aku masih pada janjiku yang lama.
Aku akan pulang. Tidak jauh dari hari terakhir kali kita bertemu.
Aku akan segera menyusulmu. Aku akan segera pulang.

******

Narasi itu mengingatku pada sebuah acara Safari Literasi yang mengundang duta baca Indonesia Gol A Gong dan Kak Daniel Mahendra. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2022 di Auditorium Universitas Jember.

Kebetulan karena aku merupakan anggota Sahabat Perpustakaan bersama teman-teman yang lain diberikan kesempatan untuk memeriahkan acara ini. Terkhusus teman saya Mas Ardhi jika mas menemukan cerita ini nanti wkwk. Terima kasih hei anda mahasiswa semester 7 tapi masih aktif organisasi. Terima kasih udah jadi pengiring gitar, kalau engga dapat dipastikan saya malu banget ditonton banyak orang. Terima kasih juga untuk Mbak Daisy, Mas Albert, Mbak Zahra, dan teman-teman semuanya. Cerita di hari itu sekaligus menjadi penutup untuk kepengurusan 2020. Selamat menjadi demisioner, padahal aku masih pengen ketemu kalian lagi di SP. Tapi ngga apa-apa. Semoga lain kesempatan kita dapat kembali dipertemukan.

UNIVERSITY Where stories live. Discover now