13 - Ancaman

9.7K 851 98
                                    


"Mulutnya itu seperti racun yang memiliki rasa manis, tapi mampu membuatmu terbunuh tanpa rasa sakit."

***

Tubuh mungil Kalaya mendadak membeku, mata kecilnya terlihat membulat terkejut ketika menyadari ada sosok wanita paruh baya yang tengah menatap kosong ke depan tanpa berujar apapun saat Sean dan Kalaya masuk.

"S-Sean..."

Cowok itu tidak mendengarkan panggilan Kalaya dan memilih berjalan mendekati wanita paruh baya yang mengenakan rok panjang berwarna putih serta baju rajut motif floral berwarna hijau tua yang terlihat mampu menghangatkan tubuhnya dan lehernya dilingkari sebuah syal berwarna senada.

"Look at her," ucap Sean tiba-tiba sambil berjongkok di samping kursi roda dan mengulurkan jari telunjuknya pada Kalaya.

"Dia pacar pertama aku, namanya Kalaya Scarletta Druscille," ucap Sean sambil tersenyum.

"Tapi dia bukan satu-satunya, you know Raya Harmetta?" Tanya Sean yang kini sudah beralih memandang wanita paruh baya itu tanpa mempedulikan tatapan Kalaya yang sudah berubah sendu.

"Dia pacar kedua aku, and I really love her," kekeh Sean masih tanpa memandang Kalaya yang sudah berkaca-kaca karena mendengar ucapannya.

"Scarletta mengingatkan aku sama seseorang, kebodohannya dan tingkah lakunya," ucap Sean sambil berdiri dan mengalihkan pandangannya kembali pada Kalaya.

"Dan sepertinya karena tingkahnya itu dia harus diingatkan beberapa hal," lanjutnya lagi yang kini sudah melempar senyum miring dan berjalan mendekat pada Kalaya yang masih mematung di tempatnya berdiri.

"Dia selingkuh," desis Sean yang kini sudah mendatarkan wajahnya dan berubah menatap tajam Kalaya dengan bola mata hitam legamnya.

"S-Sean..." lirih Kalaya menggelengkan kepalanya, ia hendak memundurkan langkah tapi Sean sudah keburu berdiri tepat di belakang tubuhnya.

"Lo pikir lo bakal lolos begitu aja setelah lo kabur dan ternyata tinggal di tempat cowok lain hm?"

Kalaya meremas ujung kaos Sean yang ia pakai ketika mendengar suara rendah nan berat penuh ancaman milik cowok itu di belakangnya.

"Lo salah besar Scarletta, Sayang. Jangan berbesar hati dengan ucapan gue kalau gue khawatirin lo. Hm? Khawatir? Jangan mimpi! Gue lebih berharap lo gak balik lagi daripada lo harus balik dan dateng di hadapan gue sama cowok sialan itu!"

"Awh! Sean! S-sakit!"

Sean tersenyum sinis ketika Kalaya menjerit saat ia menjambak rambut gadis itu dari belakang hingga kepalanya mendongak, mata cowok itu terarah pada wanita paruh baya yang berada di depannya, dan terlihat membulatkan mata hendak berucap, tetapi sayangnya tak bisa mengeluarkan satu patah katanya.

"Lo liat dia sekarang Scarletta," titah Sean mendorong kepala Kalaya untuk menatap wanita paruh baya itu. Kalaya hanya bisa meringis sambil menangis karena perlakuan Sean.

"Apa lo mau bernasib sama kayak dia?" Tanya Sean yang langsung membuat Kalaya menggelengkan kepalanya kuat.

"Tapi, lo sama bodohnya kayak dia. Seharusnya lo pantas bernasib sama kayak dia," kata Sean lagi.

KALASEAN ✔️Where stories live. Discover now