8. Kebencian

320 53 73
                                    

"Kebencian memanglah hal yang salah namun kebencian tak selalu hadir karena memang murni benci dengan orang itu bisa jadi semua itu hanyalah pelantiasan ataupun terbawa trauma/kejadian pahit di masa lampau. Jadi jangan salahkan orang yang membenci karena ia juga ingin menghapusnya akan namun semua tidak sepenuhnya salah walau jika dilihat memang salah. Semua itu pasti akan terhapus oleh waktu cukup mencoba membuang rasa benci itu walaupun sulit dan ingatlah semuanya akan indah pada waktunya dengan harapan rasa kebencian itu akan diganti oleh kasih sayang."

                    -Agaraya-

Bel sekolah telah berbunyi menandakan waktu istirahat semua murid di SMA Demantara langsung berhamburan untuk keluar pergi dari kelas. Bagi kebanyakan murid waktu istirahat adalah waktu yang di nanti oleh semuanya.

Begitu pula dengan Raya dan Rain, serta Aga. Kali ini Raya tidak bisa jajan bersama Rain seperti biasanya karena mulai hari ini gadis itu harus memenuhi surat perjanjian.

Mau tidak mau gadis itu harus menerima dengan keikhlasan walaupun rasanya sangat berat. Dulu gadis itu bisa bebas pergi kemanapun sekarang semua berubah 180 derajat.

Gadis itu harus menerima takdir dari apa yang ia tanam. Dulu gadis itu sombong dan congkak karena ia selalu memenangkan pertandingan lomba basket. Namun kini semesta telah menghukumnya karena kesalahan di masa lalu.

Tak hanya itu semua kebahagiaannua terengkut. Dari luar memang kehidupan Raya baik-baik saja. Pasti di awal cerita semua mengidamkan hidupnya. Hidupnua sempurna dengan bergelimang harta, apapun yang ia mau pasti di kasih. Gadis itu tidak kekurangan seperserpun.

Pasti semuanya mengidamkan hidup seperti Hiraya Armana akan tetapi mereka tak tahu bahwa gadis itu tak sempurna apa yang terlintas dibenak kalian. Di balik itu semua ada sesuatu hal yang suatu saat akan membuat yang mengetahui semuanya.

Entah mengapa takdir dan semesta begitu menyiksana. Tidak cukupkah gadis itu harus hidup dengan kepalsuan? Tidaklah cukup gadis itu harus keluar dari zona nyamannya? Kenapa semesta tak berpihak padanya? Kenapa semuanya semakin rumit?

Sekarang gadis itu harus bersahabat dengan orang yang membuatnya benci. Tahukah sebenci apakah dia padanya? Benci itu memang jahat. Gadis itu di dalam cerita seperti tokoh Antagonis yang harus terbelenggu dengan cowok cupu yang membuatnya semakin hancur.

Takdir, keadaan, dan semesta tidak adil padanya. Disisi lain gadis itu menyadari semuanya telah di gariskan oleh Allah. Gadis itu mau tidak mau harus pasrah dan mengambil hikmah.

"Ren maaf mulai hari gue harus pergi sama Aga terus," tutur Raya dengan tatapan tidak ikhlas untuk melakukan semua itu. Raya bisa apa? Semua sudah menjadi kensekuensinya seperti kata pepatah apa yang kita tanam itulah yang kita tuai.

"Gpp terus semangat jangan menyalakan keadaan. Gue akan selalu ada buat elo." Rain memeluk Raya dengan sangat erat.

"Makasih," tutur Raya.

"Gue juga tahu kok Ray ga mungkin gue ganggu gue sama elo dan Aga ntar gue malah jadi nyamuk. Gue sadar. Jangan benci Aga ya Ray. Iklasin aja." Terang Rain lalu melepaskan pelukannya.

"Gue ga bisa Ren, gue juga ga tahu kenapa gue masih membenci Aga. Doian aja semoga semesta merubah sikap gue," tutur Raya.

"Ayok Ray. Maaf kalau aku jadi benalu." Aga mengajak Raya untuk pergi.

"Iya," balas Raya singkat.

Agaraya [END]Where stories live. Discover now