I Lope You Pull Mr Will Chapter 06 Rejeki anak Solekhah

1K 106 33
                                    

Enjoy Reading

.
.

Pertengkaran Zara dengan sang budhe memang cukup menyentil relung hati William.  Gadis kecil ini sudah berjuang keras di usia muda, mendapat cacian dan hinaan dan itulah yang mendasarinya, menjadi melunak pada Zara.

William menyandarkan punggungnya kasar disofa dan memejamkan kedua mata. Ia sudah memikirkan semua tentang masa depan Zara.  Setelah gadis itu bisa mandiri ia akan melepas dan membebaskannya memilih pasangan yang diinginkan.  Pernikan ini bukan kehendaknya dan Zara,  pasti gadis itu memiliki banyak mimpi. Menjadi wanita sukses dan hidup bahagia dengan lelaki pilihannya.  Ya itulah yang tepat untuk


ILUP Mr Will Chapter 06

.

.

Ketukan di kamar 266 semakin lama semakin keras tatkala sang pemilik  tak membuka pintu.  Waktu menunjukkan pukul 06.00 pagi dan ketukan itu cukup mengganggu gadis yang masih bergelung nyaman di dalam selimut.

Awalnya tak menghiraukan, malah Zara semakin merapatkan selimut tebal menutupi kuping, tapi kelamaan telinganya terasa panas.

"Ndak sopan banget, pagi-pagi dah namu ke tempat orang, " dumel Zara sambil menyibak selimut.

Dengan mata terpejam, tak menghiraukan penampilan, Zara berjalan pelan menuju pintu.  Rambut acak-acakan,  disekitar sudut bibir  masih terdapat sisa iler bahkan taik matapun menggumpal disudut mata.  Sungguh pemandangan yang membuat orang akan jijik dan risih.

Pelan, pintu terbuka disertai uapan lebar dari bibir Zara karna masih mengantuk bahkan tanpa repot-reot menutup mulutnya. 

Kedua orang paruh baya yang berdiri didepan pintu sampai melongo akan sikap Zara.

"Zara, siapa yang datang? " suara itu berasal dari William,  dia baru keluar dari kamar mandi dengan handuk terlilit di pinggang dengan tubuh atasnya di biarkan polos olehnya. 

"Ma, Pa, kenapa lalian ada disini? " lanjutnya, kedua mata membulat sangking terkejutnya.

Mendengar ucapan William membuat Zara ikut terkejut sekaligus syok,  tanpa berpikir lagi berbalik badan mengusap sisa iler menggunakan punggung tangan, juga membersihkan taik mata.  Setelah yakin bersih Zara kembali berbalik memasang senyum lebar yang di paksakan.

"Ha-halo Om,  Ta-tante" ucap Zara tergagap,  menekan rasa malu.  Jika bisa ia ingin kabur atau bersembunyi.  Bisa-bisanya  menyambut mertuanya dengan penampilannya begini.  'Zara-Zara mati koen,  kendato ae neng wet tomat.  Ngisin-ngisini' maki Zara pada dirinya sendiri.

(Zara-Zara mati kamu, gantung diri saja di pohon tomat.  Sangat memalukan)

Sofia dan Gerald masih mematung di tempat, meneliti penampilan Zara setelah itu sang putra datar.  Tak berapa lama senyum lebar tersungging dari bibir Sofia.

"Kamu istri William, menantu saya? " tanya Sofia antusias kemudian memeluk Zara erat.

"Akhirnya William nikah juga." Sofia tertawa renyah terus memeluk tubuh mungil Zara.  Sedangkan Zara sendiri hanya cengengesan tak tahu harus berbuat apa, membalas pelukanpun tidak.

Sedikit lega karna respon ibu mertua tak seperti yang ada difikirannya,  ia fikir wanita ini akan marah atau memaki karna sudah menyambutnya tak sopan, tapi dengan ajaibnya sang ibu mertua malah memeluk tubuh baunya ini.  'Benar-bener beruntung kamu Zara,  Rejeki istri solekhah' batin Zara.

I lope U pull Mr. WillWhere stories live. Discover now