I Lope You Pull Mr Will Chapter 13 Sumanto

982 98 21
                                    

Rasanya William ingin mengumpati Zara, bocil ini begitu ceroboh, tapi juga pandai berkelit. Pegang ya pegang, kenapa kaos dan kulit harus beda. Seharusnya ia menambahkan poin itu juga agar tak bisa berkelit.

"Ayo Mister kita main air, aku masih belum puas," sigap Zara melingkarkan lengannya ke lengan William, menariknya hingga tubuh lelaki itu mengikuti Zara sebelum mulutnya memprotes.


ILUP Mr Will Chapter 13





Setelah dari pantai mereka berdua melanjutkan perjalanan ke pasar seni kuto. Zara yang terlalu senang tak mau diam, mencoba berbagai aksosoris yang di jual belikan di sana.  Sedangkan William hanya mengekor di belakang sambil sesekali memperhatikan ponsel dan berbalas pesan pada sang sekertarisnya dulu yang ada di London.

Haaaa........

Tubuh William berjengkit hampir menjatuhkan ponsel ketika Zara tiba-tiba mengejutkannya dari depan dengan memakai topeng ogoh-ogoh menyeramkan.

Tawa Zara meledak sambil memegang perut. Sungguh ekspresi William sangat lucu dimatanya.  Sangking kerasnya tertawa sudut mata Zara sampai berair.

"Zara... " geram William memperhatikan sekitar lalu Zara.  Ia sangat kesal lagi-lagi menjadi pusat perhatian. Apalagi sebagian dari mereka juga ikut menertawakannya,  sangat menyebalkan.

Karna kesal Wiliam meninggalkan Zara dan itu cukup membuat Zara panik. 

"Mister, tunggu...!" teriak Zara sambil mengejar suami bulenya yang sedang ngambek.

"Mister aku cuma bercanda tau, jangan marah dong? " pinta Zara merecoki langkah William,  tapi lelaki itu seolah tak peduli sibuk membalas pesan di ponsel, menganggap Zara mahkluk tak kasat mata.

"Mister ini ndak bisa di ajak bercanda,  sedikit-sedikit ngambek. " cembik Zara menghentikan langkah memperhatikan pungung tegap William dari belakang.

Senyum Zara terbit dengan menutup bibir menggunakan telapak tangan.
"Kenapa saat marah Mister tambah ganteng, ya?.  Aaaah bener-bener gemes sama, Mas suami," beo Zara menahan senyum geli lalu kembali mengejar William.

Walaupun kesal serta marah, tapi William bukan pria sejahat itu untuk meninggalkan Zara, meski keinginannya sangat besar. Ia tetap menemani Zara makan ketika gadis itu merengek mengatakan perutnya lapar.

Mereka berhenti tepat di sebuah restoran sederhana.  Zara yang memang hobi makan memesan berbagai hidangan sampai membuat meja penuh. Binar bahagia terpancar ketika dihadapkan makanan mewah tersaji diatas meja.

Tanpa ba-bi-bu Zara menyantap hidangan itu rakus,  perutnya sudah keroncongan dari tadi cuma karna jalan-jalan saja agak teralihkan. Sekarang saat di hadapkan langsung dengan makanan penyakit rakusnya kumat.

"Mister.., nda ma-k-an?" tanya Zara kurang begitu jelas karna mulutnya terisi penuh makanan.

"Kalau makan jangan bicara," peringat William tak suka sekaligus risih.

Secepat kilat Zara mengunyah makanannya. " Mister kenapa ndak makan? Ndak laper apa? "

Gimana mau makan kalau temen makannya saja bar-bar seperti Zara.  Lihat cara dia makan saja sudah membuat perut mual dan penuh,  rasa laparnya menguar begitu saja.

"Habiskan, setelah itu kita pulang! " jawab william malas. Berlama-lama dengan Zara membuat darahnya naik,  ia takutnya tak bisa mengotrol diri, berakhir membuang gadis ini ke laut.

"Pulang....! " pekik Zara tak percaya ini baru setengah hari, juga mereka baru mengunjungi dua tempat.  Aahh.. pokoknya ia tak mau pulang. Keluh Zara dalam hati.

I lope U pull Mr. WillWhere stories live. Discover now