I Lope You Pull Mr Will bab 21 Roti sobek.

980 59 19
                                    

Senin pagi yang indah itulah menurut sudut pandang Zara hari ini, Biasanya senin menjadi hari paling kramat bagi Zara, mungkin bukan ia saja yang menganggapnya tapi hampir seluruh umat.  Hayolah semua kesialan atau keriwehan selalu terjadi dihari itu. Setelah ketenangan di hari minggu dengan berleha-leha dari segala rutinitas  maka senin akan menjadi puncak kesibukan yang tak terelakkan. Beberapa tugas menumpuk, kemalasan akibat weekend belum sepenuhnya tuntas dan kita dipaksa bangkit menyongsong hari itu.

Tapi semua terpatahkan oleh pagi ini. Bagaimana tidak dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat pemandangan yang menakjupkan.  Tubuh indah seorang William Maxwill yang bermandikan peluh merupakan hal yang paling mengagumkan.

Bagaimana tubuh lelaki itu terbentuk sempurna dengan otot-otot menyembul dibeberapa bagian. Jangan lupakan roti sobek yang terdiri dari 8 kotak ala mister bule sang suami begitu menggoda iman Zara.

William tengah melakukan pull up tanpa menggunakan atasan. Keringat yang bercucuran semakin membuat William terlihat sexy. Bibir Zara terbuka lebar dengan binar terpancar dari kedua mata bulatnya.  Bahkan air liur hampir saja menetes jika gadis itu tak segera menyadari dan mengelapnya.  Satu tangan Zara mengelus tepian pintu muka mupeng gadis itu semakin ketara.

"Mas mister sexy banget sih," segalan fikiran kotor merayapi kepalanya senyum bodoh masih turut tercetak dari bibir tipis Zara. 
Bagaimana rasanya jika ia membelai perut itu, bersandar disana dan mengelusnya naik turun. Pasti semua itu akan sangat menyenangkan.

Setelah hampir 15  menit melakukan pull up william pun menyudahinya, meraih handuk yang diletakkan di kursi tak jauh darinya.  Mengelap seluruh keringat membasahi seluruh tubuh dari atas menjalar turun kebawah.  Lelaki itu masih belum menyadari jika pergerakan kecil itu telah menyulut perkara, seorang gadis terus berfikir kotor tentangnya. 

Dahi lelaki itu mengerut seiring gerakannnya terhenti karna meras ada seorang yang memperhatikannya sedari tadi.  Mendongak, dengusan keluar ketika melihat Zara telah berdiri di daun pintu dengan senyum bodohnya. 

Segera William melempar handuk basah yang baru saja digunkan kewajah Zara agar gadis itu berhenti dari lamunan kotor. Ia sangat tahu watak Zara sibocil dengan otak kemusan kadar akut dan ia tak ingin menjadi fantasi kegilaan bocil ini.

"Berhenti menatapku dengan senyum jelekmu itu. " ketus William, berbalik memunggungi Zara mengambi barbel untuk melatih otot lengan,  mencoba abai akan keberadaan Zara.

Tubuh Zara tersentak karna ditarik paksa dari khayalan indahnya. Dengan kasar meraih benda yang menutupi pemandangan menggoda, ketika menyadari benda tersebut adalah handuk yang baru digunakan mister suami senyum Zara semakin terukir lebar.

Diciumnya handuk tersebut,  bau keringat dengan perpaduan aroma  mint dan kayu manis semakin membuat Zara betah mengendusnya. Zara maju beberapa langkah untuk lebih dekat dengan William.  

"Mister tumben olah raga pagi."

Alis William bertaut, semenjak tinggal disini ia selalu olah raga pagi,  kadang lari mengelilingi taman tak jauh dari apartemen atau kalau lagi malas keluar ya olah raga dirumah. Emang dasarnya aja bocil ini pemalas seperti kerbau kalau matahari belum tinggi pasti takkan bangun.

"Seharusnya aku yang tanya tumben sudah bangun? " sindir William membuat Zara menyengir lebar. Pasalnya semenjak bersama bocil ini William tak pernah sekalipun mendapati bangun pagi. Dia seperti kerbau dungu bila bertemu kasur.

"Tadi Zara kebelet pipis terus haus mau ke dapur malah lihat mister disini.  Kalau tahu hari-hari mister olahraga pasti Zara bangun pagian."

Gadis itu masih saja menampakkan binar kagum dengan sesekali menggigit bibir bawah. Rasanya ingin sekali menyentuh otot liat yang terbentuk sempurna diperut suami bulenya ini.

I lope U pull Mr. WillWhere stories live. Discover now