I Lope You Pull Mr Will Chapter 09 Masih Labil

1K 112 9
                                    

Enjoy Reading

.

.

"Aku sudah bilang diamlah! Ini hukumanmu karna tak menurut," senyum mengejek terulas di bibir William kembali menuju sofa untuk mengerjakan pekerjaan yang tertunda akibat ulah Zara.

Pandangan kesal di berikan Zara, ia terus mengumpat dan menyumpahi William dalam bekapan,
tapi tetap saja nihil lelaki itu tak mengerti akan ucapannya.

"Dasar mister sinting, bagaimana kalau aku pengen pipis?" batin Zara memelas.


ILUP mr Will Chapter 10

"Cepat Zara, kita bisa tertinggal pesawat!" ucap William tergesa menggeret koper tak terlalu besar miliknya menuju pintu masuk bandara. Sementara Zara tertinggal jauh karna kopernya begitu besar akibat baju dan barang yang baru di beli bersama ibu mertua.

Jika saja barang ini dari pasar loak yang hanya dibeli seharga 25 ribu Zara ikhlas meninggalkannya, tapi barang di koper ini memiliki harga fantastik menurutnya. Kan lumayan kalau nanti di kota kehabisan uang bisa jual tas dan sepatu-sepatu ini.

"Mister tunggu...! " rengek Zara kepayahan. Kakinyanya saja sangat pendek, mengejar William saat tak membawa apapun cukup membuatnya kesulitan apalagi sekarang dengan barang bawaan sebanyak ini. Tentu ia tertinggal jauh.

Langkah William terhenti menghela nafas menahan kesal. Kenapa Zara selalu membuat semua kacau. Bermula dari bangun terlambat dan sekarang terhambat karna barang tak bergunanya. Sungguh William ingin melempar gadis itu ke tong sampah atau apapun lah.

Zara berhenti tepat disebelah William dengan membungkuk mengatur nafas yang tersengal. "Mister, jangan cepat-cepat, aku capek," seru Zara sambil terus mengatur nafas.

"Siapa suruh kamu bangun terlambat dan juga kenapa bawa barang tak berguna ini?" tunjuk Wiliam pada koper besar Zara.

"Salah sendiri kenapa tadi malam aku diiket, ndak nyaman tidur dengan kaki diiket. Jadi lambat tidur kan, bangunn juga mbangkong," sangkal Zara tak ingin disalahkan.
(kesiangan)

"Alasan kamu! "

Zara mencembikkan bibir di balik masker yang di pakai. Hidungnya masih terperban jadi untuk menutupinya ia memakai topi juga masker.

"Tinggalin tas kamu itu. Kenapa juga bawa koper begitu besar?"

Mendengar kata tinggal Zara langsung menunduk memeluk koper bewarna pink miliknya. "Jangan! ini barang mahal, lumayan kalau kita kehabisan uang bisa di jual," jawab Zara polos.

"Ceks, terserah. Kalau begitu jangan protes jika kutinggal," ketus William berjalan lebih dulu. Tapi ketika mendengar keberangkatan akan dilakukan 20 menit lagi William menarik koper Zara membawanya berlalu menuju tempat chek in.

Senyum Zara mengembang di balik masker. "Memang, lain di mulut sama hati, suami idaman banget deh" gumam Zara cekikik geli, berlari menyamai kaki William, mengambil koper kecil si pria agar tak kesusahan.

Hari ini mereka berencana menuju Bali rumah orang tua William dan menetap disana. Ya, itulah penjelasan Wiliam saat di mobil tadi.

Tubuh Zara gemetar ketika suara deru pesawat terdengar tanda akan lepas landas. Satu tangan mencekram tangan William kuat sambil merapalkan do'a apa saja yang dibisa. Jujur ini pertama kali dalam hidupnya naik pesawat, ia takut jika pesawat ini jatuh atau meletus di atas langit.

I lope U pull Mr. WillWhere stories live. Discover now