Suami

246 17 0
                                    

Jangan lupa vote and komennya

Arya memarkirkan mobilnya di basemant saat akan keluar ada seseorang yang masuk kedalam mobilnya dan duduk di sampingnya

"Ada apa, kenapa kau kemari?"

"Hanya ingin melihat boneka keluarga saja?"

"Terserah."

"Kak, kau harusnya membebaskan diri dari semua ini kau terlalu menurut pada mereka kau harus lepas dari semua ini, bebaskan dirimu dari semua urusan para orang tua itu." Kata Arka dan memposisikan tangannya di kepalanya menjadikannya  bantalan.

"Aku bisa lepas dari semua ini, tapi ini belum saatnya apa lagi ada nasib yang harus di pertaruhkan bila saat ini lepas,"

Arka hanya diam tidak menjawab kata kata Arya, walau memang benar ada gadis yang nasibnya di pertaruhkan disini, ia malah pergi begitu saja tanpa penjelasan.

"Aku beruntung memiliki kakak seperti mu, terimakasih untuk segalanya, sekarang aku ingin lepas dari semua ini aku tidak mau hidup terkekang, selama ini sudah cukup, aku tidak akan kembali lagi." Kata Arka panjang lebar lalu keluar dari mobil namun tangannya di tarik lagi.

"Gunakan untuk dirimu sendiri ini lebih dari cukup untuk sehari hari." Kata Arya menyerahkan ATM kepada Arka.

"Maaf kak, aku tidak bisa menerimanya ini bukan perpisahan tapi awal kehidupanku." Setelah mengatakan itu Arka pergi dari sana.

Arya menghela nafas dan berjalan menuju lift dan naik ke lantai 45 menuju apartemen nya. Arya membuka pintu yang tampak sepi menuju sofa dan melihat berkas berkas yang ada di mejanya dan mulai mengerjakannya.

Keesokan paginya

Sheila yang sudah terbiasa bangun pagi membuka matanya dan melihat sekeliling tampak asing di matanya ia bangun dan melihat dan teringat kejadian semalam ia menghela nafas panjang. Sheila berjalan menuju kamar mandi membasuh muka nya.
Setelah itu ia melihat kasur di sampingnya kosong masih rapi artinya ia tidur sendirian.
Sheila berjalan saat melewati meja rias ia kembali memundurkan langkahnya dan melihat, matanya langsung membola dan wajah terkejut.

"Astaga! siapa yang menggantikan bajuku dan membersihan make upku!"
Batin Sheila

Dalam pikiran Sheila langsung tertuju pada Arya tapi bila ingin marah bagaimana ia adalah suaminya ia berhak tapi kenapa tidak meminta ijin terlebih dahulu.

"Bagaimana bila aku bertemu dengannya mau di taruh di mana mukaku?" kata Sheila sambil menepuk-nepuk kedua pipinya sambil berjongkok.

"Dek, kenapa kau di sana,"Arya membuka pintu dan melihat Sheila yang berjongkok dengan wajah yang memerah "apa kau sakit wajahmu merah?" Kata Arya sambil meletakan tangannya di dahi Sheila.
Wajahnya tambah memerah karna sentuhan itu.

"Tidak! aku baik baik saja" kata Sheila langsung berdiri dan Arya memandang Sheila dengan kaget.

"Oh yaa, maaf pakaian ini-"

"Tidak apa kak! itu sudah menjadi kewajiban mu aku tidak akan marah karna kau melihatnya walau tidak ijin terlebih dahulu."kata Sheila memotong perkataan Arya dan menunjukan telapak tangannya di depan dadanya berisyarat stop.

"Jangan memotong perkataan suami,  yang menggantikan pakaian mu itu adalah ibu walau itu hak ku aku akan meminta ijin terlebih dahulu, kau tidak berubah dari dulu selalu seperti ini,"

Sheila yang mendengarkan itu kembali malu "sekarang aku tanya kau sakit?"

"Tentu saja tidak, aku sehat kok?" Katanya sambil memalingkan mukanya.

Mereka keluar kamar Arya menuju dapur sedangkan Sheila duduk di sofa
"Kakak tidur di sini semalam?" Tanyanya saat melihat arya sudah kembali.

"Ya, pekerjaan sangat banyak dan aku ketiduran disini."

"Besok lagi jangan tidur disini, tidur di sampingku tidak apa? biasanya kakak dulu seperti itu," Arya hanya tersenyum

"Kau lapar? Ingin makan apa?" Arya berdiri menuju dapur.

"Aku belum lapar nanti saja,"

"Pantas saja tumbuh kembangmu terhambat ternyata kurang gizi,"Arya mengaggukan anggukan kepalanya.

"Tidak juga, aku sedang diet hanya itu"

"Kau itu sudah pendek, kecil tidak usah diet nanti mau jadi apa?" Arya menghiraukan Sheila dan berjalan menuju dapur.

Melihat isi lemari pendingin lalu menutupnya kembali "aku sedang malas untuk memasak kita pesan saja,"

"Kenapa? aku tidak malas memasak biar aku yang masak-"

Arya mendorong tubuh Sheila  untuk duduk di sofa.

"Turuti kata suami aku tidak mau kau kelelahan."

Arya membereskan berkas dan menutup laptopnya lalu mengambil handphonenya dan memesan makanan lewat aplikasi.

Arya dan sheila melihat dan memesan yang mereka sukai sampai ada suara handphone berdering.

"Sebentar aku angkat dulu,"kata Arya berdiri menjauh.

Sheila melihat nama yang tertera di layar handphone itu perempuan harusnya Sheila bertanya dulu pada kak Arya siapa tau dia sudah memiliki kekasih? malah menikah denganku kasihan pasar kak Arya.









Makasih udah vote and komen yaa

See you next part

Kalian sehat sehat yaa jangan sakit byee
Luvv

SheilaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant