Surat cerai?

246 17 2
                                    

Jangan lupa votenya

Terbiasa bangun pagi ia lalu memulai rutinitas barunya menjadi seorang istri menyiapkan makanan untuk dirinya dan suaminya, membuat kopi bersih bersih rumah setelah semua selesai ia lalu mandi dan membangunkan suaminya.

" Kak bangun sudah pagi."sambil menepuk pundaknya.

Hanya gumaman yang terdengar Sheila semakin menggoyangkan pundak Arya lalu secara tiba tiba tangannya di tarik Arya memeluknya seperti guling.
"Kak bangun sudah pagi, jadi pergi kan?"kata Sheila yang masih shock dengan tingkah Arya.

"Sebentar, tetap seperti ini sepuluh menit lagi,"

Gadis itu tetap diam menurut saat sudah sepuluh menit berlalu ia membangunkan lagi.

"Kak sudah sepuluh menit,"

"Sepertinya kau harus makan yang banyak, tubuhmu seperti triplek." Arya bergumam lalu tersenyum.

"Apa! Triplek!" Ia lalu menyingkirkan tangan Arya yang memeluknya lalu berdiri arya yang melihat gemas sendiri dengan tingkahnya.

"Besok lagi gak usah peluk, dasar body shaming" ia menghentak hentakan kakinya lalu keluar dari kamar.

Di mobil hanya hening Sheila yang masih marah dan Arya yang tersenyum dengan istri remajanya, mobil berhenti di depan rumah minimalis dan sederhana Sheila mengerutkan keningnya lalu melihat ke arah Arya.

Di mobil hanya hening Sheila yang masih marah dan Arya yang tersenyum dengan istri remajanya, mobil berhenti di depan rumah minimalis dan sederhana Sheila mengerutkan keningnya lalu melihat ke arah Arya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


" Turun dulu, ayo masuk!" Ajak arya setelah keduanya turun dari mobil. Sheila hanya berjalan masuk mengikuti langkah Arya di depan.

"Ini rumah siapa?" Ucap Sheila melihat interior rumah sudah terisi perlengkapan rumah.

Tak lama Arya menyerahkan map berwarna merah Sheila menatap map itu dengan pikiran menerka-nerka isi map merah tersebut.

"Surat cerai, apa mungkin tapi ini baru dua hari." Batin Sheila.

"Ini hadiah pernikahan dari kakak."entah mengapa mata Sheila menjadi panas dan pandangan memburam.

Ia lalu berbalik berlari keluar rumah.

"Ada apa?" Arya mencekal tangan Sheila ia kaget kenapa Sheila berlari
keluar, apa mungkin rumahnya terlalu sederhana atau tidak sesuai dengan keinginannya? Atau Sheila tidak menyukai desain rumah lantai dua tersebut,

"Kenapa?"lirih Sheila.

"Maaf, harusnya kakak mengajakmu kemarin waktu melihat lihat rumah, kakak pikir kau akan menyukai rumah ini, baiklah tidak apa bila kau tidak menyukai rumah ini kita cari rumah lain, bagaimana?" ucap Arya panjang lebar.

Sheila masih mencerna perkataan Arya "ini rumah kita?" Sheila berkata dengan pelan, Arya menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

"Kenapa harus pindah? apartemennya akan di jual?"

"Bukan itu hanya saja, mungkin lebih baik tinggal di rumah kita bisa berbaur dengan tetangga, lagi pula kita manusia sosial jadi-" perkataan Arya terpotong karna gadisnya sudah menerjangnya dengan pelukan.

Arka merasakan kemejanya basah ia hanya tertawa, tangan kanan mengusap punggung dan tangan kiri mengusap kepala.

"Bila tidak suka kita bisa mencari yang lain, kemarin sengaja kakak cari sendiri agar menjadi kejutan tapi kau malah tidak suka dan menangis."

"Jadi, kemarin kakak cari rumah sampai malam baru pulang." Gadis itu menatap Arya yang lebih tinggi darinya.

"Iya sambil bertemu teman, sepertinya kakak akan memindahkan kantor ke cabang Indonesia saja."

"Kenapa?"

"Karna kakak sudah menikah tentu saja, kakak akan menetap di sini, memangnya kau mau pindah ke Singapura?"

Sheila bingung ia harus mengikuti kemana suaminya pergi tapi ia juga berfikir ibunya akan sendiri tidak ada yang menjaganya. Bila ia jauh dan ter jadi sesuatu ia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya ia nanti.

" Tidak usah di fikirkan kasihan otak cantikmu, biar kakak yang mengalah lagi pula, mau di Indonesia atau negara lainnya kalau sudah beruntung tetap menjadi keberhasilan kakak di mana pun itu tetap menjadi milik kita." Sheila hanya mendengarkan perkataan Arya memang bener rezeki orang tidak ada yang tau, ia mengira surat di map tadi adalah surat cerai dan berfikir kemarin Arya pergi bersama pacarnya sampai malam, baru dua hari usia pernikahannya tapi ia sudah menduga yang tidak tidak tentang suaminya. Mulai sekarang ia akan mendengarkan  dan bertanya dulu sebelum menyimpulkan hasil pemikirannya.

Jangan lupa kalau suka ceritanya di vote dan bila ada kesalahan silahkan komen yaa

Bye salam hangat

SheilaWhere stories live. Discover now