Pelukan Arya

318 21 1
                                    

  jangan lupa vote and komen

        Arya berdiri dihadapan semua orang dan perkataannya terpotong karena ia melihat gadis yang menabraknya itu duduk dihadapan daddy-nya dan gadis itu dia memandang kearah Arya.

"Arya, duduk sini nak?" Saat perkataan ibunya membuatnya tersadar dan Arya langsung duduk di samping ibunya.

"Nah ini Sheila, cantik kan dia sekarang?"kata mom.

Aku hanya tersenyum tipis dan aku akui malam ini Sheila jauh lebih cantik dari sebelumnya ia bertemu.

"Sheila kayaknya gak terkejut sama Arya, kalian udah pernah ketemu?"tanya daddy-nya Arya.

"Sudah dad, dua hari lalu gak sengaja tabrakan,"

"Pantesan enggak terkejut?"kata mom.

Disana mereka membicarakan tentang konsep pernikahan yang akan digelar seminggu dari sekarang dan makan malam bersama sambil mengenang masa anak anak mereka.

Sheila POV

  Aku berfikir bila dia Yang akan di jodohkan denganku tapi ternyata? aku baru ingat bila dulu keluarga ini memiliki dua anak laki laki.
Aku salah, yang akan di jodohkan denganku adalah Arka adiknya Arya
anak kedua dan terakhir keluarganya bilang dia akan datang tapi terlambat sedangkan semua sudah dibahas untuk dekorasi, pesta pernikahan yang akan diadakan Minggu depan sungguh sebenarnya aku belum siap dan aku tidak memiliki pengalaman apapun, karna aku juga tidak pernah menjalin sebuah hubungan bahkan menurutku pernikahan ini terlalu mendadak bagiku, aku juga belum mengenal dan melihat calon suamiku.

Walaupun dia teman masa kecilku tapi kita sudah berpisah dua belas tahun bagaimana rupanya? bagaimana tingkahnya sekarang? apakah masih sama seperti dulu? dan lelaki itu Arya menatapku sebenarnya aku pertama kali aku melihatnya aku tertarik dengannya karna tatapan matanya sungguh menenangkan dan senyumnya indah walau pertama kali aku melihatnya bersikap dingin.

Kami pulang ke rumah masing karna  jam sudah menunjukan 22:00 dan Arka tidak datang aku kemari bersama ibuku memesan taksi online dan pulangnya diantar oleh Arya karna ibu Arya yang memaksanya ibu, aku tidak enak karna menolaknya dan ibu duduk di samping Arya, aku duduk di kursi belakang melihat pemandangan di luar jendela mobil.

"Nak Arya sekarang kerja dimana?"kata ibu.

"Sebenarnya saya bekerja bukan di sini"

"Lha, lalu kamu bekerja dimana?"

"Saya bekerja di Singapura dan saya sudah tinggal di sana sekitar empat tahunan Tan."

"Loh kenapa tidak di Jakarta saja, bukannya disana malah banyak pesaingnya?"

"Iya tapi, saya sudah nyaman berada di negeri orang dan saya lebih senang disana jauh dari orang tua dan saya bisa lebih dewasa dan mandiri lagi," Arya melirikku melalui spion.

Aku hanya diam mendengarkan pembicaraan ibu dan Arya dulu Arya orang yang pendiam tapi ia pengertian, baik hati selalu mengalah, dan memiliki sikap yang sangat baik berbeda dengan adiknya yang nakal,pecicilan, dan manja.

"Jadi sekarang sudah punya pacar atau istri? kok gak diajak tadi makan malam?"

"Belum punya semua Tan, saya single," kata Arya sambil tersenyum.

"Sayang yaa, Tante cuma punya anak satu, kalau dua pasti udah Tante jodoh-in sama kamu."

"Ibu."kataku.

"Apa? Ibu benar Arya orang yang baik, tampan, dan sukses, masa kamu gak punya pacar atau temen apa gitu? kamu ganteng Lo ?"

"Tidak Tan, saya tidak punya, mungkin saya terlalu serius dalam bekerja."

"Sebenernya sih harusnya kamu dulu yang menikah bukan adik kamu, kata orang Jawa sih nanti kalau dilangkahi sama adiknya jodohnya seret, kamu cepet cepet cari pacar biar bisa nikah bareng sama adik kamu?"

Arya lagi lagi hanya tersenyum dan terkekeh dan aku melihatnya hanya tersenyum tidak tau harus berkata apa ibu menurutku sudah menyinggung  masalah pribadi dalam pembicaraan ini aku bertanya tanya didalam hati kapan perjalanan ini sampai? terasa sangat lama sekali.

Saat sampai di rumah ibu menawarkan Arya masuk ke rumah tapi Arya menolak secara halus karna sudah malam tidak baik bertamu ke rumah orang apalagi di rumah itu memiliki anak gadis akan di santai tidak baik.

Aku melihat Arya dan menghampirinya, ibu sudah masuk ke rumah.

"Terimakasih," kataku.

"Panggil aku, kak Arya seperti dulu."kata Arya sambil tersenyum.

"Baiklah,"

"Aku masih tidak menyangka bahwa gadis yang menabrak ku adalah adik kecilku yang hilang," katanya sambil memandang langit malam.

"Aku bukan hilang, tapi kakak yang tidak ada kabar?"

"Jadi sekarang, adik kecilku berani berdebat denganku?"

"Aku bukan gadis kecil lagi, tapi aku sudah besar,"kataku cemberut.

"Bagiku kau akan tetap menjadi gadis kecilku dan adik kecilku untuk selamanya," lanjutnya "kau dulu adalah gadis yang pemalu apakan sekarang masih menjadi pemalu?"

"Tidak, sekarang aku menjadi gadis yang kuat dan tangguh."kataku sambil tersenyum memamerkan gigiku.

"Masak, kau bertabrakan denganku saja kau jatuh dan kau itu cengeng, apalagi bila boneka mu diambil oleh Arka, kau akan menangis di depan kamarku memintaku untuk mengambilnya kembali dan menyuruhku menjewer telinga Arka," Arya tertawa saat membicarakan kenangan masa lalu itu.

"Tentu saja aku menangis, waktu itu aku masih kecil tapi sekarang aku sudah besar," lanjutku "bahkan aku sebentar lagi akan menikah. "berbicara lirih.

Arya menatapku sedih dan ia langsung memeluk tubuh kecilku aku nyaman berada di dekapannya dan aku menangis di pelukannya ia mengelus punggungku yang bergetar.

"Aku akan selalu menjaga kamu, seperti janjiku waktu kecil, dan selamanya akan seperti itu. "kata Arya sungguh sungguh.

Makasih udah vote and komen
See you next time
Love you dear

SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang