Sepuluh : Bertemu Kembali

1.6K 400 69
                                    

Hi! I'm so sorry karena kemarin batal double up. Kemarin ada bagian yang pengen aku tambah dan ubah jadi aku revisi ulang lagi hehe




[][][]




"Saya memberi salam pada Bulan Kekaisaran Eleanor."

Dwayne dan Marquess Promeous langsung membungkukkan tubuh mereka, begitu Sang Ratu turun dari kereta kuda dan kedua kakinya telah berpijak pada tanah sepenuhnya.

Menanggapi salam yang diberikan oleh Dwayne, Rose hanya menganggukkan kepalanya sesaat. Sebelum kemudian ia beralih menatap Marquess Promeous sekaligus Kepala Akademi Kekaisaran Eleanor yang berada di sebelah Dwayne.

"Kepala Akademi, sebelum membahas lebih jauh gedung yang akan dibangun oleh Sir Dwayne, ada hal yang ingin aku bicarakan secara pribadi dengannya. Apa kamu bisa menyediakan tempat?"

Marquess Promeous sempat terlihat terkejut akan permintaan Sang Ratu, namun detik selanjutnya ia lantas menganggukkan kepalanya.

"Tentu saja, Yang Mulia Ratu. Mari saya antar."












[][][]










Setelah memastikan Marquess Promeous telah benar-benar pergi dan hanya ada ia dan Dwayne di perpustakaan pribadi Kepala Akademi, Rose lantas beralih menatap Dwayne.

"Sir Dwayne, aku akan berterus terang saja. Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa mendapatkan Air Mata Dewi, tapi aku tidak bisa menerima benda suci itu. Air Mata Dewi seharusnya milik Utusan Dewa dan Dewi, aku jelas tidak seharusnya memilikinya." ucap Rose pada Dwayne.

"Walaupun dalam 30 tahun terakhir ini belum ada saint atau saintess yang muncul, tapi aku percaya suatu saat nanti akan ada utusan dewa-dewi selanjutnya yang muncul dan jauh lebih berhak memilikinya daripada aku." lanjut Rose kemudian.

Rose sesaat menghela napas seraya melipat kedua tangannya di dada, matanya kini menatap Dwayne dengan tatapan tajam.

"Sir Dwayne, katakanlah, sejujurnya apa yang sedang kamu lakukan? Apa yang kamu inginkan dariku sampai kamu memberikan benda suci yang begitu berharga seperti Air Mata Dewi kepadaku?"

Dwayne tak lantas menjawab pertanyaan Rose, selama beberapa saat ia terdiam seraya menatap Sang Ratu dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Saya sedang mencoba mendapatkan kembali hati Anda, Yang Mulia Ratu."

Mata Rose terbelalak, ia tak menyangka bahwa jawaban itu lah yang akan keluar dari bibir Dwayne. Sedari awal Dwayne kembali mendatanginya, Rose pikir itu karena ia memang memiliki kepentingan dengannya sebagai seorang Ratu. Bukan untuk kembali mendapatkan cintanya.

Pernikahannya dengan Jethro saja sudah lebih dari 5 tahun, apalagi hubungan Rose dengan Dwayne yang telah kandas hampir 10 tahun yang lalu. Dalam kurun waktu hampir satu dekade, bukankah seharusnya Dwayne sudah melupakannya? Sama halnya dengan dirinya yang telah berpaling mencintai Jethro.

Namun melihat sorot mata Dwayne saat ini yang tak menunjukkan keraguan, Rose menyadari bahwa pria dihadapannya tidaklah main-main dengan apa yang ia ucapkan.

Kemudian helaan napas kembali keluar dari bibir Rose, matanya kini menatap Dwayne dengan mata yang bergetar.

"Bukankah kamu sendiri sudah mengetahui posisiku saat ini? Aku seorang Ratu, istri sah dari kaisar negeri ini."

Dwayne sesaat terdiam, namun detik selanjutnya seulas senyuman tipis terbit pada bibirnya.

"Tentu saja saya mengetahuinya, Yang Mulia Ratu."

The Abandoned QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang