Enam Belas : Janji

2.2K 350 61
                                    

"Yang Mulia, apa yang akan Anda lakukan terhadap ancaman yang diberikan Sir Dwayne?" tanya Rudriger, begitu ia dan Sang Kaisar telah melangkah cukup jauh dari ruang pertemuan dengan Dwayne.

"Biarkan saja, meskipun dia bagian dari keluarga Duke Cladious memangnya apa yang bisa dilakukan oleh seorang anak angkat dalam melawan seorang kaisar?" balas Jethro dengan penuh kesombongan.

"Tidak akan ada yang berubah, sampai kapan pun dan apa pun yang terjadi, Ratu akan selalu menjadi wanitaku." ucap Jethro kemudian seraya mengepalkan salah satu tangannya, seakan menggambarkan betapa besar ambisinya untuk membuat Rose tetap menjadi miliknya.

"Tapi, tingkah kurang ajarnya tadi pada seorang kaisar tidak bisa dibiarkan begitu saja." ucap Jethro kembali, bersamaan dengan langkah kakinya yang tiba-tiba saja terhenti.

Jethro lantas berbalik ke belakang, membuat Rudriger seketika menundukkan pandangannya.

"Aku ingin kamu menyingkirkan pria itu malam ini juga, Rudriger." perintah Jethro pada Rudriger.



[][][]



"Apa kalian tadi menikmati pestanya?" tanya Rose pada para dayangnya yang mengikuti langkahnya di belakangnya.

Pesta untuk merayakan Hari Berdirinya Kekaisaran Eleanor baru saja berakhir. Saat ini Rose beserta dayang-dayangnya tengah dalam perjalanan kembali ke Istana Ratu.

"Berkat kemurahan hati Anda, kami benar-benar menikmati pesta perayaan, Yang Mulia Ratu." jawab Cyron dengan penuh semangat.

"Benar, Yang Mulia Ratu. Kami sungguh-sungguh berterimakasih." timpal Dyana kemudian.

Seulas senyuman perlahan terbit pada wajah Rose. Meskipun ia tidak dalam posisi melihat langsung wajah dayang-dayangnya, namun mendengar cara mereka menjawab yang terdengar begitu beremangat, sudah cukup membuat Rose ikut merasa senang.

"Aku turut senang mendengarnya, lalu apa kah ada sesuatu yang menarik selama pesta berlangsung? Misalnya mengenai pasangan dansa—,"

Rose menghentikan langkahnya, bersamaan dengan senyum di wajahnya yang perlahan luntur. Wajah wanita itu seketika berubah terkejut, saat tanpa disangka ia berpapasan dengan sosok pria yang tak lagi asing untuknya, tepat di koridor pembatas terakhir istana utama dengan Istana Ratu.

"Saya memberi salam pada Bulan Kekaisaran Eleanor." ucap Dwayne seraya membungkukukkan tubuhnya.

Rose sesaat terdiam, mencoba membaca situasi tanpa perlu bertanya. Melihat pertemuannya dengan Dwayne yang berada di lorong terakhir menuju istananya, tampaknya pria itu memang sengaja menunggu kedatangannya di tempat ini.

Jika memang Dwayne sengaja menunggu kedatangannya di waktu yang selarut ini, itu berarti ada hal penting yang harus ia bicarakan dengannya dan tidak bisa menunggu waktu esok.

"Cyron, Erin, persiapkan teh dan jamuan kecil di ruang tamu Istana Ratu. Tampaknya akan ada hal penting yang akan aku bicarakan dengan Sir Dwayne malam ini." perintah Rose pada akhirnya pada kedua dayangnya.

Cyron dan Erin langsung mengangguk, "Baik, Yang Mulia Ratu."

Tak berselang lama setelah kepergian kedua dayangnya, Rose lantas melanjutkan langkahnya memasuki Istana Ratu dengan Dyana dan Dwayne yang mengikuti langkahnya di belakang.

Begitu ketiganya sampai di hadapan pintu masuk ruang tamu Istana Ratu, Rose langsung berbalik dan menatap satu-satunya dayang yang tersisa.

"Lalu Dyana, aku ingin kamu memastikan tidak ada satu pun mata atau telinga yang mengetahui pertemuanku dengan Sir Dwayne malam ini."

The Abandoned QueenWhere stories live. Discover now