8

118 25 7
                                    

Jang Yoo Rin POV:

Aku sedang merebus Mie di dapur, setelah itu aku memotong Bawang Bombai untuk Sausnya.

"Ada yang perlu di bantu?" Tanya Professor Yang pada ku. Aku menoleh ke samping, yang entah kapan Professor Yang sudah ada di  samping ku.

"Tidak" Jawabku cepat. Memang tidak ada yang perlu dibantu, membuat Jajangmyeon menurutku sangat gampang. Dulu Papah pernah mengajari, berharap aku bisa meneruskan usahanya. Tapi aku malah ingin menjadi pengacara, dulu Mamah sempat menentang pilihanku. Akhirnya Mamah menyetujui pilihanku.

"Kalau begitu, aku hanya akan melihat mu memasak" Professor Yang melangkahkan kakinya menuju meja makan.

Aku dapat melihat kalau Pria itu melihat ku dari tadi dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Berhenti melihat ku seperti itu Professor!" aku memarahinya.

Aku sudah muak dengan Professor yang menatapku seakan akan aku adalah mangsanya.

"Memang kenapa? Tidak boleh?"

Aku menarik nafas panjang, menahan amarah ku.

"Bukan tidak boleh professor, tapi saya tidak nyaman dengan cara anda menatap saya"

Aku mematikan kompur, lalu manaru Mie yang sudah matang ke dalam piring dan menaru Sausnya di atas Mie tadi.

Aku membawa dua piring itu ke atas meja makan, dan membawa dua botol air mineral.

Aku mengaduk ngaduk Jajangmyeon ku dengan semangat, aku sangat tidak sabar untuk memakanya.

Ketika aku ingin memasukan Jajangmyeon ke dalam mulut ku, aku melihat Professor Yang tidak menyentuh Jajangmyeon miliknya.

"Kenapa tidak dimakan Professor? Takut tidak enak rasanya?"

Professor Yang menggelengkan kepalanya cepat, seakan perkataanku tadi tidak benar.

"Lalu kenapa tidak dimakan?" tanya ku lagi.

"Bisa kau adukan untuk ku?" Professor Yang menyodorkan Jajangmyeon nya ke hadapanku.

Aku pun mengaduk Jajangmyeon nya, lalu ku kembalikan Jajangmyeon yang sudah keaduk rata pada Professor.

Professor Yang langsung memakan Jajangmyeon buatan ku dengan lahap. Aku senang melihat Professor makan dengan lahap.

"Makanya pelan pelan Professor!" ucap ku memperingatinya, professor sesekali tersedak karna makanya yang tidak pelan pelan.

Kami sibuk dengan Jajangmyeon masing masing, tidak ada yang bersuara hingga Jajangmyeon Professor Yang habis duluan.

"Katanya tidak terlalu lapar, tapi kok abis duluan Prof" aku menyindir professor.

Professor hanya senyum senyum tidak jelas lalu meminum air yang ada disebelahnya.

Makanan ku tidak habis, masih ada sedikit lagi. Perut ku sudah kenyang, tidak kuat lagi menampung sisanya.

Professor Yang mengganti posisi duduknya menjadi disebelah ku. Professor juga memiringkan badanya menghadapku.

"Ada apa? Apa wajah ku terlihat jelek?" aku bingung kenapa Professor Yang sangat senang menatap ku. Apa muka ku sangat jelek, atau di muka ku ada jerawat? Sepertinya aku harus banyak banyak Maskeran.

Professor Yang menggeleng dengan senyum di wajahnya.

"Kau sangat cantik Yoo Rin! Jika ada yang mengataimu jelek, pasti matanya sudah rusak!"

Our Destiny To Meet [ Law School ] | ENDWhere stories live. Discover now