1. New Day

630 89 8
                                    

Walaupun hari-hari yang kujalani telah menjadi gelap sejak saat itu, tapi aku yakin bahwa masa depan yang menungguku tidak segelap penglihatanku.












Di rumah sederhana yang tidak begitu luas, aroma teh dan juga roti bakar tercium sangat lezat. Pakaian yang rapi, bau parfum yang hampir menyerupai bau bayi, menguar di meja makan yang kini ditempati oleh seseorang. Rupanya, dia akan segera berangkat bekerja setelah selesai sarapan.

"Mm.. tidak buruk juga jika setiap pagi aku hanya sarapan roti dan teh. Biar jadi kayak bule, hihihi", monolog Minhee sambil menguyah roti bakar buatannya sendiri. Setelah menyelesaikan sarapannya, dia segera membersihkan meja makan dan gelas bekas teh yang diminumnya kemudian segera berangkat bekerja.

.

Perjalanan rumah minhee ke halte bus hanya membutuhkan waktu 5 menit. Sesampainya di halte bus, dia segera mencari tempat duduk. Rupanya halte masih sepi.

"Pagi kak minhee, wah pagi sekali hari ini", sapa sunoo dengan senyum khas mataharinya.

"Ahh.. selamat pagi juga sunoo. Hehe iya nih, gak tau juga. Lagi semangat kayaknya", jawab minhee yang juga memberikan senyum cantiknya.

"Muridnya kak minhee gak nakal-nakal kan? Kalo nakal, jewer aja ya kak hehe", ucap sunoo dengan nyengir

"Mereka semua kayak kamu kok. Baik, suka perhatian juga sama aku. Walaupun mereka masih kecil, tapi mereka selalu menangkap dan memahami perintah yang diberikan dengan baik.", kata minhee dengan menghadap kedepan.

"Eh, bus nya sudah datang kak. Ayo naik", kata sunoo. Minhee yang mendengarnya, langsung berdiri dan bersiap untuk naik. Sunoo selalu membantu Minhee ketika akan menaiki bus.

Ah iya, sunoo merupakan seorang siswa SMA kelas 2 sekaligus tetangga sebelah minhee. Sunoo sangat kagum kepada minhee. Karena, dalam keadaan apapun minhee selalu terlihat tersenyum dan tidak pernah mengeluh sedikit pun. Awalnya, sunoo mengira sikap minhee seperti itu hanya karena dia seorang guru TK, namun dia salah. Minhee memang orang yang lembut, sopan dan sangat baik. Hampir pemuda di kawasan rumahnya menyukainya dan mengajaknya pacaran. Tapi minhee bukan tipe orang yang mudah untuk didekati dalam hal percintaan, mengingat dia seorang pria yang lembut, sopan dan sangat baik kepada semua orang.

30 menit kemudian, minhee telah sampai halte bus dekat tempat dia mengajar, TK Sunrise.

"Sunoo, aku turun dulu ya. Kamu belajar yang sungguh-sungguh, katanya mau jadi dokter", pamit minhee dengan tersenyum dan bersiap untuk turun.

"Siap kak. Pasti itu. Aku akan mengobati kakak nanti setelah aku jadi dokter ya!", kata sunoo yang memberikan senyum juga.

"Baiklah.", "Terima kasih ya pak", minhee tidak pernah lupa mengucapkan terima kasih kepada sopir bus.

"Sama-sama nak minhee, hati-hati dijalan", sahut pak sopir dengan senyum hangat. Sopir bus ini memang sudah hapal dengan minhee. Bisa dibilang langganan. Karena memang setiap pagi, yang mengendarai bus adalah bapak sopir yang sama.

Dengan bantuan tongkat ditangannya, minhee turun dari bus dengan hati-hati. Setelah itu, dia berjalan menuju TK Sunrise. Saat minhee akan melewati gerbang sekolah itu, dia mendengar satpam sekolah seperti tengah membujuk seseorang. Minhee yang penasaran, mendekati mereka.

"Selamat pagi pak, kalau boleh tau ada apa ya? Kok saya dengar tadi sepertinya ada sedikit masalah?", tanya minhee.

"Selamat pagi juga pak minhee. Ini, ada murid baru tapi gak mau masuk kedalam anaknya. Saya bujuk tetap gak mau", jawab satpam tersebut.

"Orang tuanya kemana pak?", tanya minhee lagi.

"Tadi papanya keliatan buru-buru, cuma diantar sampai sini. Tapi anaknya gak mau masuk setelah papanya pergi", jawab satpam dengan nada yang kebingungan.

Blind Is BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang