30. Two From Past

164 35 0
                                    























'Tak'
'Tak'
'Tak'

Sepatu hak tinggi yang terdengar memenuhi rumah besar saat ini membuat sang pemilik rumah terpaksa bangun di hari Sabtu yang sudah dirancang untuk bermalas-malasan. Mengingat dirinya sangat tidak fokus akhir-akhir ini dalam pekerjaannya. Dia ingin menenangkan pikirannya dan mengembalikan fokusnya kembali pada pekerjaan.

'Tak'
'Tak'
'Tak'

Demi tuhan, yunseong ingin sekali memaki orang yang berkunjung ke rumahnya sepagi ini dan membangunkannya dengan sepatu hak tingginya.

"Bi, yunseong mana?"

Terdengar suara samar-samar wanita menanyakan yunseong pada bi inah.

"Ada nyonya, masih tidur sepertinya."

"Yasudah. Saya tunggu diruang tamu saja. Oya, bikinin saya minum ya bi."

"Baik nyonya."

Shit! Yunseong langsung sadar sepenuhnya ketika mendengar suara wanita itu. Dan siapa lagi yang dipanggil nyonya oleh bi inah selain wanita yang paling dibenci oleh yunseong. Tanpa menunggu lama, yunseong menyibak selimutnya kasar dan segera keluar kamar untuk menemui wanita itu.

"Ngapain kesini? Oh, salah. Anda kesini mau memaksa apalagi?", tanpa babibu yunseong langsung bertanya wanita itu.

"Eehh.. anak mama. Haduh.. makin cakep aja kamu sayang. Cucu mama mana? Mama kangen sama seongmin.", jawab eunbi. Ya, eunbi adalah mama yunseong yang paling dibenci oleh anaknya sendiri. Eunbi sebenarnya adalah wanita yang baik. Hanya saja, dia telah dibutakan oleh kekayaan yang dimiliki suaminya. Sehingga, apapun itu selalu dilihat dan dinilai berdasarkan harta dan derajat.

Yunseong tersenyum miris. "Ngapain nanya seongmin? Emang sejak kapan mama nganggap dia cucu mama? Bukannya mama gak pernah setuju kalo aku dan hyeop adopsi anak? Seongmin gak butuh nenek dan kakek macam kalian. Lebih baik, mama sekarang pergi sebelum seongmin bangun.", yunseong mengusir eunbi secara paksa. Yunseong tidak pernah bercerita pada seongmin bahwa seongmin mempunyai seorang nenek dan kakek. Jadi, dia tidak mau kedatangan eunbi hari ini menimbulkan pertanyaan dari seongmin.

"Yunseong! Apakah begini sikap pengusaha sukses bicara pada orang tuanya? Jaga bicaramu. Aku ini mama kamu. Mana sopan santunmu?!.", eunbi mulai meninggikan suaranya.

"Mama? Bukannya kita sudah putus hubungan dan mama menerima kan? Jadi buat apa aku menghormatimu jika mama tidak pernah bisa menghormati keputusanku. Aku bukan anak kecil lagi yang bisa disetir dan nurut apa kata mama dan papa. Sekarang mama pergi dan jangan pernah kembali lagi kerumahku!", yunseong mulai terpancing emosinya akibat eunbi mengungkit sopan santunnya.
Yunseong mendekat, "Masih bagus aku masih mau memanggil mama dari mulutku. Sekarang, pergi dari rumahku.", lagi. Yunseong mengusir eunbi lebih halus karna dia tidak mau menimbulkan keributan.

"Oke, mama akan pergi. Tapi mama akan kembali lagi kesini. Ingat itu.", kata eunbi dengan nafas yang memburu.

"Coba saja. Berapa kalipun mama datang kesini lagi, aku akan tetap mengusir mama. Kalo perlu, aku akan pasang bodyguard didepan untuk menyeret mama keluar jika mama tetap kembali kesini.", ucap yunseong dengan nada dingin dan penuh amarah. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, eunbi langsung pergi dari rumah yunseong.

"Sial!", yunseong menggebrak meja. Yunseong makin pusing. Belum selesai dengan minhee, kedatangan mamanya hari ini membuat dirinya makin tidak karuan.

"Papa.. ada apa? Tadi seongmin dengar ada suara brak.", tanya seongmin dengan mengucek matanya.

"Eh, anak papa sudah bangun. Gak ada apa-apa sayang. Itu tetangga depan lagi benerin rumah.", jawab yunseong lalu membawa seongmin dalam pangkuannya. Yunseong terpaksa berbohong. Dia tidak ingin eunbi dianggap sebagai neneknya. Nenek yang tidak pernah menganggap dan menerimanya.

Blind Is BeautifulDove le storie prendono vita. Scoprilo ora