35. Some

170 40 0
                                    
























Setelah minhee memutuskan untuk menyembuhkan matanya, yunseong menghubungi sahabat lamanya yang kini menjadi dokter spesialis mata dan saraf, changuk. Dia ingin minhee ditangani oleh sahabatnya itu. Tentunya karna yunseong lebih percaya dengan changuk.

"Weiii apa kabar lo seong. Tumbenan nelfon gue.", sapa changuk.

"Gue baik. Lo sibuk gak?"

"Gak juga sih. Kenapa seong?"

"Gue mau konsultasi buat pengobatan mata."

"Mata lo kenapa?"

"Bukan gue, tapi calon gue. Dia buta. Kata dokter yang menanganinya, dia harus menjalani beberapa pengobatan biar sarafnya balik. Setelah itu baru bisa di operasi matanya."

"Calon?? Wah wah.. lama gak ketemu udah ada calon aja lo. Bawa kesini seong, biar gue periksa dulu."

"Lo gak sibuknya kapan?"

"Gue mah gak sibuk terus seong. Nyantai aja sih gue."

"Mungkin lusa gue kesitu. Jangan tanya atau bilang macem-macem ya lo ke dia."

"Hahahaha, emang gue mau bilang apa ke dia tentang lo. Lo gak ada cacatnya anjir. Mau dijelekin dari sisi mananya coba. Santai aja kali."

"Sapa tau lo ngarang. Yaudah gue lanjut kerja."

"Siapp. See you seong."

.

Hari ini yunseong memutuskan untuk absen menyambangi kantornya karna mengantar dan menemani minhee konsultasi pada sahabatnya. Rencananya, yunseong akan mengantar minhee setelah dia menjemput dan mengantarkan seongmin pulang kerumah terlebih dulu.

Namun saat yunseong akan masuk ke halaman rumahnya, dia melihat mobil merci terparkir dengan apik. Seketika itu, yunseong langsung mengeratkan pegangannya pada kemudi dan berdecak sangat kesal. Dengan terpaksa, dia membawa seongmin pergi bersamanya dan minhee.

"Lho, kenapa gak jadi pulang pa?", tanya seongmin heran karna tiba-tiba yunseong tidak jadi masuk ke rumahnya.

"Gapapa sayang. Seongmin ikut nganterin mama ke om changuk ya. Katanya seongmin kangen sama om changuk.", yunseong beralasan. Karna, mobil yang terparkir dihalaman rumahnya adalah milik eunbi. Yunseong benar-benar akan menjauhkan dua orang kesayangannya dari orang tuanya.

"Asiik ketemu om changuk. Aku nanti mau main sama om changuk ya pa.", seongmin senang bukan main. Selain dekat dengan junho, seongmin juga dekat dengan changuk.

"Boleh. Tapi setelah om changuk selesai memeriksa mama ya. Setelah itu, seongmin boleh main sama om changuk.", jawab yunseong.

"Oke pa."

Minhee sedari tadi hanya menyimak percakapan anak dan bapak ini. Sebenarnya, minhee merasakan ada sesuatu yang tengah disembunyikan yunseong. Bukan orang lain yang disembunyikan, melainkan seongmin. Minhee merasa seongmin seperti dihindarkan dari sesuatu atau seseorang. Dia akan bertanya pada yunseong nanti ketika tidak ada seongmin.

.

Mereka bertiga kini sudah sampai di rumah sakit tempat changuk bekerja. Setelah memarkirkan mobilnya, mereka langsung menemui changuk yang sudah menunggunya sejak tadi.

"Om changuk!", sapa seongmin ketika sampai di ruangan changuk.

"Haloo jagoan om. Udah besar sekarang.", balas changuk dengan mengusap pipi seongmin. Lalu changuk melihat minhee dan menatap yunseong.

Blind Is BeautifulWhere stories live. Discover now