45. Apalagi

118 20 1
                                    

.

.

..

.

.

.




































Sepulangnya dari Inggris, yunseong sudah merencanakan sesuatu untuk minhee. Yang pasti, dibantu dengan para sahabatnya. Selama satu bulan dari kepulangannya dari Inggris bersama minhee, seongmin, junho, eunsang dan yohan dalam urusan bisnis waktu itu, tiap hari yunseong selalu memikirkan cara apa yang akan dia lakukan untuk mewujudkan rencananya ini. Selama satu bulan ini juga, yunseong masih belum menemukan tanda-tanda adanya pergerakan dari mama tirinya. Itu pertanda bagus bagi yunseong. Dan untuk orang yang mengintai minhee, anak buahnya masih terus mengawasinya. Walaupun belum tahu siapa yang ada dibaliknya. 

Yunseong yang tengah melamun, dikejutkan dengan kedatangan yohan di ruangannya. Yohan memang suka agak kasar dalam hal membuka pintu ruangan bos nya. Untung dia tidak ditendang sama yunseong.

"Pak, ada email misterius masuk. Saya tidak tahu siapa yang mengirimnya. Tim IT saat ini sedang mencari tahu siapa pengirimnya." kata yohan sambil menyodorkan ipad miliknya. Yohan dan junho memang orang yang profesional. Pada jam kerja, mereka selalu menempatkan dirinya sebagai karyawan dari yunseong. 

Yunseong menerima ipad dari yohan dan membaca isi emailnya. Seketika itu, tangannya mengepal sangat kuat, siap memukul apa saja yang ada didepannya. Yunseong, sebenarnya tahu, malah sangat tahu siapa pengirim email itu. Namun dia memilih diam, dan membiarkan yohan menunggu informasi dari tim IT siapa pengirimnya. Selagi menunggu, yunseong menyuruh anak buahnya untuk segera memulai rapat bulanan dan segera pulang.

.

Seongmin tengah serius belajar di ruang tamu. Kali ini, dia belajar menghafal abjad dalam bahasa inggris ditemani oleh minhee. Ya, minhee sudah 3 hari ini menginap di rumah yunseong atas permintaan seongmin. Minhee mendengarkan dengan baik dari setiap pelafalan yang dilakukan seongmin. Jika ada yang salah atau lupa, minhee dengan sabar membenarkannya dan menyuruh seongmin untuk melafalkannya lagi. 

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, peribahasa yang memang sangat cocok untuk seongmin. Disela-selanya melafalkan abjad, sesekali dia memandangi sosok yang berada disampingnya itu. 'Cantik', mungkin karna seongmin masih berumur 5 tahun, jadi dia hanya tahu cantik dan tampan untuk ukuran wajah seseorang. Itulah sebabnya juga, seongmin kadang sampai salah bahkan lupa ketika melakukan pelafalan ulang dengan minhee.

"Mama.., mata mama sangat cantik. Kayak ada bintangnya.", kata seongmin tiba-tiba yang membuat minhee sedikit malu. Dari dulu, minhee memang pemalu jika dipuji.

"Masa ada bintangnya? Kamu diajarin siapa sih bilang kayak gitu? Sama papa kamu yaa?", jawab minhee dengan nada sedikit menggoda seongmin.

Seongmin menggeleng. "Aku pernah liat papa ngomong sama potonya bunda. Papa bilang kalo matanya bunda cantik, kayak ada bintangnya. Terus aku liat matanya mama, sama kayak matanya bunda. Kayak ada bintangnya." seongmin bercerita. Yunseong memang sering memandangi foto mendiang istrinya dan seolah-olah mengajaknya berbicara. Dia tidak pernah tahu kalau ternyata sang anak lumayan sering memergokinya. 

"Oh begitu... pasti bundanya seongmin cantik banget. Makanya seongmin bisa tampan seperti inii..", ucap minhee sambil menguyel pipinya.

"Mama selalu bilang kalau aku tampan, padahal mama kan gak bisa liat." kata seongmin dengan polos. Minhee mana bisa marah jika yang bilang seperti itu adalah seongmin.

Blind Is BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang