13. Fine

220 44 0
                                    














Yunseong telah sampai di kantor setelah menjemputnya di sekolah dan mengantar seongmin ke rumah lebih dulu. Saat sampai diruangannya, rupanya yunseong sudah ditunggu oleh junho.

"Udah makan lo?", tanya junho.

"Yakali gue belum makan. Habis jemput seongmin mana mungkin gue belum makan.", jawab yunseong sembari duduk dikursinya.

"Oya seong, sebenernya gue ada yang mau diomongin sama lo.", junho mengubah posisi duduknya.

"Ngomong aja kali. Santai.", kata yunseong.

"Pulang dari kantor, gue sama eunsang bakal bawa minhee pulang kerumahnya. Eunsang khawatir kalo anak lo tau guru kesayangannya lagi sakit.", atensi yunseong yang semula pada kertas, beralih menatap junho. Yunseong tampak berpikir.

"Yaudah gapapa. Ngapain juga lo minta ijin ke gue. Kayak gue siapanya aja.", kata yunseong sedikit merasa.. kecewa?

"Bener juga sih. Gapapalah.. itung2 gue belajar minta ijin ke lo buat minhee.", kata junho lalu berdiri, membenarkan sedikit jas nya.

"Maksud lo?", tanya yunseong dengan alis kanan yang terangkat.

"Alah.. dikira gue gak peka. Eh salah, gue mah peka. Lo aja yang gak peka. Dahlah gue balik ke ruangan gue.", junho pergi menuju ruangannya.

"Gak jelas lo.", inner yunseong kemudian melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

.

"Seong, gue balik dulu ya. Skalian nganter minhee soalnya. Oya, seongmin jam segini masih tidur gak?", junho ingin memastikan bahwa kepulangan minhee dari rumah yunseong tidak diketahui oleh seongmin.

Yunseong melirik sekilas jam tangannya, pukul 4 sore, "Ntar gue telpon bi inah suruh ngajak seongmin main keluar.", junho hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Junho.", panggil yunseong saat junho sudah diambang pintu.
"Gue bakal kirim dokter ke rumahnya setiap 3 hari sekali buat ngecek kondisinya sampe dia sembuh. Sampein ke dia...." junho menunggu yunseong menyelesaikan kalimatnya.










"Cepet sembuh dan gue minta maaf."
Junho tersenyum. "Soal minta maaf, lo bilang sendiri ke dia. Minhee gak bakal nolak selama lo yang bilang sendiri.", kata junho dan pergi dari ruangan yunseong.

.

"Terima kasih, kalian udah ngebantu dan ngejaga aku.", kata minhee. Kini mereka bertiga sudah ada didalam mobil junho.

"Sama-sama minhee. Gak usah khawatir, kita selalu ada buat kamu.", jawab eunsang yang duduk disebelahnya.

"Terus ini kita mau kemana?", tanya minhee.

"Pulang ke rumah lo.", jawab junho.

"Hah? Lah selama ini aku dimana? Dirumah junho? Apa kamu sang?", minhee mulai bingung.

"Dirumah yunseong. Lo dirumah yunseong kemarin seharian.", kata junho sambil menyetir.

"Iya min. Yunseong juga yang nolongin kamu malam itu. Makanya kamu bisa dirumahnya yunseong.", eunsang menambahkan. Minhee diam. Sebentar dia mengingat kejadian malam itu. Memang benar ada yang menolongnya, tapi minhee tidak begitu jelas mendengar suara orang yang menolongnya. Namun, sebelum dia memejamkan matanya, dia mendengar dengan sangat jelas suara yang memanggilnya.
Benar, yunseong yang menyelamatkannya.

"Gak tau aku harus berterima kasih atau kecewa sama dia.", minhee memejamkan matanya. Rasanya seperti lelah.

.

Blind Is BeautifulWhere stories live. Discover now