49. Surprise

120 27 2
                                    

.

.

.

.

Seperti biasa.. 1.8k+ jadi bacanya pas santai yaa.. 😊

.

.

.

.
































Dikamar yang tampak mewah, tanpa hiasan dinding apapun, hanya bercat putih tulang dan.. tunggu... hanya ada satu hiasan yang menempel apik didinding kamar itu. Foto berukuran 16R dengan bingkai foto sederhana untuk ukuran sosok manis yang didalam foto, terpampang jelas menghadap dia. Dia?

"Padahal aku yang sangat ingin menyembuhkan matamu."

"Harusnya aku yang kamu lihat untuk pertama kalinya setelah 3 tahun ini, bukan dia, yang baru masuk ke hidupmu."

Pria itu menatap foto yang ada di dinding dengan tatapan nanar. Kenapa dia selalu gagal untuk mendapatkannya? Dari sebelum dia buta, hingga dia buta, dan sekarang sudah tidak buta lagi. Kenapa begitu sulit untuk mendapatkannya? Apakah selama ini dia kurang nekat dengan tindakannya?

"Jika memang aku harus berbuat lebih dari ini, baiklah.. aku akan membuatnya lebih dari ini. Tunggu aku,...






Minhee..."




.

















Minhee memutuskan pulang ke rumahnya untuk sementara. Iya, sementara. Yunseong sebenarnya tidak mengijinkan minhee untuk kembali ke rumahnya. Mengingat banyak sekali yang mengincarnya saat ini. Namun, minhee berhasil meyakinkan yunseong agar tidak perlu khawatir yang berlebihan padanya. Apalagi dia sekarang sudah bisa melihat, jadi dia bisa lebih menjaga dirinya dengan baik saat ini.

"Mama.. kenapa gak tidur lagi sama seongmin dirumahnya seongmin?", tanya seongmin dengan nada sedih. Seongmin mendadak sedih ketika mendengar keputusan yang dibuat minhee untuk kembali ke rumahnya.

"Mama mau bersih-bersih dulu sayang. Kasian rumahnya mama gak ada yang nempatin, jadi tidak terawat deh. Kalau seongmin pengen tidur sama mama, seongmin boleh kok kesini. Tidur sama mama disini.", jawab minhee dengan sabar. Sebenarnya, minhee ingin membiasakan dirinya dulu dengan yunseong, dengan matanya sekarang yang sudah bisa melihat, dia sering terkena serangan jantung mendadak jika bertatapan langsung dengan yunseong.

"Boleh ma?"

"Tentu boleh dong." jawab minhee lalu memeluk seongmin dengan melirik sedikit ke arah yunseong.

Yunseong tampak sedikit gelisah dan sedih, seperti hendak melepaskan minhee bepergian ke luar negeri. Minhee yang melihatnya seakan gemas dengan tingkahnya. Bisa-bisanya dia seperti remaja yang tidak mempunyai anak. Minhee melepaskan pelukannya dengan seongmin dan menyuruh seongmin segera masuk kedalam mobil.

Setelah seongmin mengangguk dan masuk ke dalam mobil, kini minhee berganti memeluk bayi besarnya.

"Hati-hati ya dijalan." minhee melepaskan pelukannya, menatap yunseong.
"Nanti aku bakal mampir kerumah tiap hari. Biar kakak gak khawatir." kata minhee lalu tersenyum kearahnya. Demi apapun, minhee sebenarnya tidak kuat. Orang didepannya ini bukan manusia sepenuhnya. Mana ada manusia setampan dan seperfect dia. Minhee jadi penasaran, dimana letak sisi jeleknya.

Blind Is BeautifulWhere stories live. Discover now