Bebas Bersyarat

1.1K 178 77
                                    


"Jam tujuh aku sampai ke tempatmu."

"Kenapa mendadak sekali?! Aku kan butuh waktu untuk membeli pakaian dan lain-lain!"

"Ini masih pagi, Lisa..."

"Tapi tetap saja mendadak! Oppa kira aku pengangguran?! Aku harus cek dulu semua Schedule-ku! Aku tidak janji!"

"Kau Free hari ini. Steve sudah mengkonfirmasi itu. Dia akan datang sebentar lagi ke tempatmu dengan membawa kartuku. Belilah semua kebutuhanmu dengan itu."

"Semua kebutuhanku?"

"Ya."

"Tanpa limit?"

"Ya."

"Baiklah. Aku akan siap jam tujuh malam ini. Bye!"

Lisa bergegas menghubungi Maeng, Salah satu makeup artist andalannya, yang juga salah satu teman terdekatnya; membuat janji. Lebih tepatnya memaksa janji.

"Steve!" Sapa Lisa saat membuka pintu Apartementnya. Menyapa pengawal pribadi yang sudah menemaninya hampir tiga minggu ini.

"Pagi Nona, Ini titipan dari Tuan." Steve menyerahkan Kartu milik Gongyoo. Kartu dengan warna hitam yang memukau, memukau karena tidak ada limit di dalamnya.

"Kita pergi sekarang!" Ujar Lisa bersemangat.




🌈🌈

"Kurasa model ini lebih elegan."

"Tapi bagian dadanya terlalu terbuka, Eonni. Aku tidak nyaman." Lisa menatap lesu kearah Maeng.

"Kau ini?! Ya sudah, bagaimana kalau yang ini?"

"Apa warnanya tidak terlalu mencolok? Itu terlalu berlebihan." Kembali Lisa menolak saran dari Maeng.

"Lalisa... Waktu kita tinggal 5 jam! Aku belum makan dan belum juga mendandanimu! —Cepat pilih diantara 4 gaun ini!"

"Baiklah. Aku ambil yang ini saja! Tolong dibantu," Lisa menunjuk 1 gaun yang dipikirnya paling sesuai untuk acara malam ini kearah Manager butik yang setia berada di sampingnya.

"Maaf, Nona. Pesan dari Tuan, pakaian yang akan Nona beli harus mendapat ijin dari beliau terlebih dahulu." Steve tiba-tiba menahan Lisa yang ingin memberikan kartu saktinya itu.

"Ijin? Untuk apa? Aku yang paling tahu seleraku?!"

"Maaf. Begitu pesan Tuan tadi."

"Hubungi dia!" Titah Lisa kesal menatap Steve yang terpaksa menjadi tempat sasarannya.

"Baik, Nona. Tunggu sebentar." Terlihat Steve langsung sibuk dengan ponselnya, dan tak lama berselang. "Nona, Tuan mau bicara."

"Kenapa videocall, sih?"

"Maaf, Tuan yang meminta." Steve menyerahkan ponselnya pada Lisa dengan wajah Gongyoo yang sudah terpampang di layarnya.


Love MoneyWhere stories live. Discover now