Revealed

1.2K 165 34
                                    

"Boleh minta cium yang lain?" Tanyanya dengan mata mengarah ke bagian tubuh sensitif Lisa yang lain.

"Jangan macam-macam, Oppa! Aku masih sering latihan Boxing. Kalau Oppa terus-menerus mesum, tinju ini tidak akan segan menyapa wajahmu!"

Gongyoo meringis terkejut. Wanitanya memang sangat spesial. Sikapnya bisa sebentar dingin dan sebentar panas. "Ampun, Sayang..." Gongyoo tertawa terbahak. "Baiklah. Sudah malam. Kau butuh istirahat," Disentuhnya pucuk kepala Lisa dengan lembut. "Besok aku jemput lagi." Ucapnya dengan sedikit senyuman.

"Jemput? Mau kemana?" Tanya Lisa antusias.

"Steve bilang kau sedang ingin membeli mobil listrik."

"Hah?! Ani-ya... Aku hanya mengobrol iseng dengannya. Tidak serius!" Lisa membantahnya.

"Tapi kurasa kau memang butuh. Kau belum punya jenis mobil seperti itu, bukan? Besok kita beli." Putusnya.

'Tahan Lisa, jaga image-mu!' Batin Lisa berdoa. Menarik napas agar terlihat lebih tenang, "Baiklah kalau itu mau, Oppa. Kabari aku besok, ya? Bye!" Lisa bergegas keluar dari ruangan itu, memunggungi Gongyoo yang bisa saja melihat ekspresi wajah bahagianya karena besok akan mendapat mobil baru.




🌈🌈🌈


Niat hati Lisa ingin segera memeluk guling sembari mencari-cari model mobil listrik keluaran terbaru; kini harus batal ketika bunyi bel Apartemennya terus menerus berbunyi mengusik waktu istirahatnya.

Berjalan kesal kearah intercom untuk melihat tamu yang sudah dicurigainya, Lisa malah mematung ketika sosok yang tidak di sangkanya kini malah hadir dan terlihat begitu nyata. Berdiri menatap balik kearahnya.

"Kau mabuk?" Lisa menekan tombol suara agar bisa berkomunikasi dengan orang itu.

"Ijinkan aku masuk. Ada hal penting yang harus kuberitahu padamu!" Desak Jiyong.

"Bicara saja disini. Aku malas menerima tamu malam-malam!"

"Ini! Kau harus melihat ini! Ini tentang kekasihmu itu, Lisa-ya..." Jiyong menunjukkan sebuah amplop besar di tangannya kearah kamera intercom. Membuat Lisa penasaran.

'Tentang Gongyoo Oppa? Apa itu?!' Menekan tombol kunci agar terbuka, Lisa berdoa ini adalah keputusan terbaik yang ia lakukan.

Jiyong berjalan masuk dengan langkah yang begitu santai. Melihat kondisi di sekelilingnya seakan tengah menilai sesuatu, tapi tentang apa itu? Lisa tidak peduli!


"Apa maksudmu tadi, Oppa?" Sergah Lisa langsung tanpa basa-basi.

"Kudengar kau dan Jennie sudah berbaikan, ya? Aku ikut senang mendengarnya." Jiyong memilih duduk tanpa menunggu ditawarkan.

"Kita tidak sedang ingin membahas hubunganku dengan Jennie Eonni, bukan? Cepat katakan apa maksud Oppa tadi?"

"Ini. Lihatlah sendiri." Jiyong menyerahkan amplop besar itu pada Lisa. "Bukalah. Tanyakan jika kau masih belum mengerti." Jiyong bergerak mengambil Leo yang memang kebetulan belum tertidur. "Ooh! Kesayangan Daddy... Kau baik-baik saja? Merindukanku? Kenapa kau kurusan? Mommy jarang memberimu makan, Oh?" Ucap Jiyong mengabaikan amarah Lisa.

"Leo! Masuk ke kamar!" Perintah Lisa kejam.

"Meoww..." Kucingnya membantah.

"Masuk, Leo!" Lagi Lisa menatap Leo mengancam.

"Kenapa kau galak sekali?! Biar Leo kubawa saja!" Jiyong mengangkat Leo dan membawa ke pangkuannya.

Love MoneyWhere stories live. Discover now