#45 pengagum rahasia

49 24 3
                                    

Jam menunjukan pukul sekitar 4 sore. Syifa dan Bundanya sudah rapi untuk pergi keluar. Syifa mengeluarkan motor hondanya dari garasi rumahnya.

Sebenarnya Syifa belum tau mau pergi kemana. Tapi yaudahlah, perginya juga sama Aisyah, pikir Syifa. Keliling dunia pun Syifa akan ikut kalau bersama Bundanya.

"Adek kamu kemana? Udah keluar lagi, ya?" tanya Aisyah.

"Ada didalem. Lagi ngambek kali." jawab Syifa sedikit tertawa.

Syifa naik kemotornya ,

"Ngambek-ngambek! Siapa juga yang ngambek." jawab Al sedikit kesal.

Syifa dan Aisyah mencari Al, dan ternyata Al berada diatas mereka, dibalkon kamarnya.

"Benerkan? Tadi aja melas-melas sama Kakak pengen ikut. Eh, ternyata nggak dibolehin sama, Bunda."

Al menatap Kakaknya kesal. Bagaimanapun, Al juga mau ikut.

"Bun, Al ikut, ya? Masa Al sendiri sih dirumah." ucap Al lagi.

"Lain kali aja, ya. Sekarang Bunda sama Kakak kamu dulu. Lagian, dulu Kakak kamu nggak ada, Bundakan selalu sama kamu perginya. Sekarang gantian."

Al hanya bisa mengeluh pasrah,

"Yaudah, yuk, bun naik."

"Lok gitu sih, bun. Al nyusul aja ya nanti."

"Kamu jaga rumah. Bunda cuman bentar, kok. Nggak lama. Ya! Bunda pergi dulu, Assallamuallaikum."

Aisyah langsung menaiki motor. Syifa, melihat kearah Al sebentar sambil tersenyum meledek. Pasti Al sangat kesal kepadanya. Tidak lama Syifa langsung menjalankan Motornya.

"Waallaikumussallam. Tega banget, sih! Masa, gue ditinggal sendiri." ucap Al lirih.

Diposisi lain, Syifa terus mengendarai motornya. Sampai dipersimpangan, Syifa teringat bahwa Aisyah belum memberitahunya mau kemana.

"Bunda, kita mau pergi kemana sih sebenernya?" tanya Syifa sedikit memperlambat kecepatan motor.

"Umm, nanti kamu belok kanan aja! Terus, kita berhenti diminimarket biasa, ya."

"Okay...,"

Sampai dipersimpangan, Syifa langsung berbelok kekanan, dan menjalankan motornya keminimarket.

Setelah dari minimarket, Syifa kembali menjalankan motornya sesuai arahan, Aisyah.

"Bukannya ini jalan mau kerumah tante Fina, ya? Apa jangan-jangan bunda mau main kesana lagi?" batin Syifa.

"Rumahnya udah deket. Tinggal maju beberapa meter lagi." terang Aisyah.

"Nah, itu rumahnya." Syifa langsung mengalihkan pandangannya kearah yang Aisyah tunjuk dan ternyata dugaan Syifa benar.

Syifa memasukan motornya kehalaman rumah, Fina.

"Kalau aku tau Bunda mau kesini, mendingan Al aja yang anter, Bunda." batin Syifa. Syifa membuka helmnya begitu juga dengan Aisyah.

"Semoga aja, dia nggak ada dirumah." batin Syifa. Ia benar-benar belum siap bertemu, Damar. Aisyah  menatap Syifa heran. Kenapa anaknya hanya diam?

"Sayang, kok bengong? Yaudah, yuk masuk." ajak Aisyah

"Astaghfirullah. Iya, bun." balas Syifa, lalu turun dari motornya dan mengikuti Aisyah dari belakang.

"Assallamuallaikum." ucap Aisyah sambil mengetok pintu yang sedikit terbuka.

"Waallaikumussallam. Loh, katanya nggak jadi mau kesini. Ini kok udah sampe aja, sih?"

Skenario Allah✔[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang