Part 1. Mimpi ✔️

7.3K 957 51
                                    

UPDATE!!!

Cusss langsung aja merapat!

Semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx


Love,DyahUtamixx

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aeris POV


"Ayolah Riri, ikutlah dengan kami. Ini akan jadi satu-satunya kesempatanmu melihat dunia luar. Lagipula, kita sudah mendapat izin dari Alpha Silvermoon Pack untuk berlibur selama beberapa hari di Loveland resort. Benar bukan Robby?" Daciana menyikut rusuk kekasihnya, Robin dengan cukup keras sebelum kembali menatapku dengan tatapan memelas. Aku melirik ke arah Robin yang meringis sambil mengusap area yang disikut oleh Daciana lalu mengangguk dan memberikanku senyum yang jelas sekali penuh keterpaksaan.

Aku menghela napas panjang dan menutup novel yang sedang kubaca sebelum Daciana dan Robin datang menggangguku. Mataku melirik ponsel untuk melihat waktu sebelum menatap Daciana dan menjawab, "Kenapa aku harus ikut? Kalian bisa pergi berdua. Aku tidak mau jadi penghalang."

Daciana berdecak mendengar kalimatku. Dia mendekatkan wajahnya kepadaku sambil menyipitkan kedua matanya kemudian satu tangannya terulur dan dengan lembut mengusap pipiku. Gerakan itu sukses membuatku menarik diri menjauh dan menatapnya jijik. Sahabatku yang satu ini memang tidak tahu batasan privasi, tapi itulah yang membuatku menyayanginya seperti saudaraku sendiri. "Karena Riri sayang, kita pantas mendapatkan liburan setelah menghadapi ujian semester. Kita membutuhkan refreshing. Kau tahu itu bukan?"

"Aku bisa refreshing dengan membaca buku-bukuku," ujarku seraya melambaikan buku novel ke udara, menegaskan ucapanku pada Daciana. Melihat itu, Daciana menggelengkan kepalanya tidak setuju dan bangkit dari kursi yang didudukinya. Beruntung suasana café sedang sepi dan suara Daciana yang cukup keras tidak akan mengganggu siapapun. Aku sendiri merasa heran kenapa dua temanku ini bisa mengetahui keberadaanku yang bersembunyi di café. Bahkan aku tidak mengatakan akan pergi kemana kepada mama.

Jadi entah itu kebetulan atau Daciana secara diam-diam menempelkan alat pelacak di bajuku, akupun tidak tahu dan jika opsi kedua yang benar, aku tidak akan terkejut karena Daciana sangat protektif padaku, melebihi kedua orang tuaku sendiri. "Lagipula, apa yang harus aku lakukan disana? Duduk dan termenung, sedangkan kalian berdua sibuk bermesra-mesraan. Aku yakin kalian akan langsung melupakanku." Jawabku sedatar mungkin. Kedua tanganku saling terlipat di atas dada dan menatap Daciana serta Robin bergantian.

Robin menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan bergumam, "kami tidak akan melupakanmu lagi seperti liburan tahun lalu." Lalu meringis karena Daciana memukul belakang kepalanya sambil menatap tajam Robin. "Hei kenapa kau memukulku! Itu tindak kekera-" Robin tidak menyelesaikan kalimatnya saat mendapat tatapan semakin tajam dari Daciana. Aku sendiri sudah terbiasa melihat pemandangan yang ada di hadapanku.

AN RÍ FÍOR BELOVEDWhere stories live. Discover now