Bab 51. The End

4.2K 600 32
                                    

UPDATE!!!

AYO SEMUA MERAPAT!

Siapa yang nunggu chapter hari ini?

Sesuai dengan judul, ini adalah chapter terakhir dari cerita An Ri Fior Beloved. Perjalanan Carden dan Aeris berakhir disini, aku bakal sedih karena harus berpisah dari dua sejoli ini, tapi tenang aja, masih ada Epilog sebelum cerita benar-benar berakhir.

Jadi aku akan memberikan AN terakhir di epilog.

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😊😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx



BELUM DIEDIT




BELUM DIEDIT

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aeris POV

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Lakukan tugasmu. Aku akan menahan Lilith agar tidak mengganggumu." Ucapan Carden tentu saja dapat menenangkanku, tapi bukan berarti rasa khawatir yang kurasakan untuknya hilang begitu saja. Aku hanya bisa menatap pria itu selama beberapa saat sebelum menganggukkan kepala. Aku ingin sekali mengatakan sesuatu, apapun itu padanya, tapi tidak bisa. Jika aku mencoba untuk berbicara, leherku akan terasa begitu sakit. Jadi aku hanya bisa menganggukkan kepala pelan dan dengan ragu mulai berjalan meninggalkan sisinya menuju ke portal yang saat ini sedang Daoine ifreann coba untuk kendalikan. Tanpa menolehkan kepala, kurapalkan doa di dalam hati mengenai keselamatan Carden. Pria itu sedang terluka parah, dan masih harus mencegah Lilith agar tidak dapat mengusik pekerjaan keempat Daoine ifreann.

Dengan tarikan napas panjang, aku mengeluarkan batu kristal keabadian yang kusembunyikan di dalam telapak tanganku dengan menggunakan trik sihir sederhana yang Tuan Kayne ajarkan. Aku mengepal tangan kiri, menatap kepalan tanganku itu dan menyalurkan energi di dalam tubuhku ke tangan, dan mengucapkan satu kalimat 'Treu el que no es veu', kemudian dengan perlahan kubuka kepalan tanganku dan menghela napas saat melihat batu kristal keabadian masih berada padaku dan belum hilang. Setelah semua ini selesai, kurasa aku akan memuji diriku sendiri yang dapat menghafal kalimat-kalimat asing untuk mantra dengan waktu singkat dan sama sekali tidak melupakannya.

Setelah tiba di samping salah satu Daoine ifreann yang berdiri di titik kanan yang melambangkan arah timur, aku menoleh ke arah Carden untuk memastikan keadaan pria itu, tapi yang kulihat hanyalah kabut hitam yang diselimuti cahaya merah, mengepung seluruh sisi portal layaknya sebuah tameng. Samar aku dapat melihat sosok pria tegap yang dapat kutebak adalah Carden. Dia terlihat menatap sesuatu sebelum menghilang dari pandanganku. Aku juga mencoba untuk melihat Tuan Kayne yang sedang berusaha melawan wanita aneh berantai itu, tapi tidak ada. "Lemparkan batu kristal keabadian it uke dalam portal, nona." Aku terkejut ketika Daoine ifreann yang berdiri di dekatku berkata dengan suara seraknya. Tanpa berpikir dua kali, aku langsung menurtui instruksinya, melemparkan batu kristal yang ada di tanganku tepat ke dalam pusaran portal.

AN RÍ FÍOR BELOVEDWhere stories live. Discover now