11 | HUKUMAN

2.6K 123 9
                                    

WARNING YA GES YAAA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING YA GES YAAA. PLEASE, UNTUK TUJUH BELAS TAHUN KEBAWAH, BISA LANGSUNG SKIP BAB INI KARENA DI BAB INI AKAN SEDIKIT HAWT TAPI GASAMPE BABLAS KOK.

POKOKNYA PINTAR PINTAR KALIAN MILIH BACAAN. AKU UDAH PERINGATIN YAAAA

OIYAAA AKU INGETIN SEKALI LAGI. VERSI REVISI LEBIH PANAS. SO, BUAT KALIAN KALIAN YANG TIDA BISA MEMBACA PART HARAM, TOLONG VOTE AJA TERUS DI SKIP WKKWK

VOTE DULU DONGGGG

COBA KOMEN, ADEGAN SEPERTI APA YANG KALIAN PENGIN DI CERITA INI

COBA KOMEN, ADEGAN SEPERTI APA YANG KALIAN PENGIN DI CERITA INI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Olivia terus melangkahkan kaki sejauh mungkin dari halaman belakang lapas. Sesekali juga menoleh, memastikan tidak ada satu orang pun sedang mengikutinya. Ia sedang dalam situasi kabur dari sang penguasa lapas Kerobokan. Lord of the Death. Olivia bahkan tidak bisa membayangkan, bagaimana nasib hidupnya setelah ini, jika Aithan berhasil menemukannya. Bisa saja Aithan langsung menguliti Olivia saat itu juga, lantaran dendam dirinya digosipkan oleh anak buahnya sendiri.

"Huft, syukurlah!" ucap Olivia seorang diri. Sedikit banyak ia sudah merasa lega. Olivia yakin posisinya sudah cukup jauh dari lapangan belakang. Kecil kemungkinan Aithan bisa menyusulnya. Ia jadi berpikir, sepertinya mulai saat ini, Olivia perlu sedikit menjaga jarak dengan pria tampan itu.

"Mau kemana, hm?" tanya seorang pria—yang entah sejak kapan datangnya—sudah bersandar santai, di balik tembok tikungan pertama gedung lapas.

Olivia bahkan nyaris terjungkal ke belakang, kalau saja ia tidak cepat menjaga keseimbangan tubuhnya. Refleks, ia mundur beberapa langkah. Menjauh dari pria bertubuh kekar bertelanjang dada di hadapannya. Perasaannya sudah tidak keruan. Jantungnya berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya, keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya, juga kedua kakinya mulai bergemetar.

Baru beberapa detik lalu Olivia berjanji akan menjauhi Aithan. Akan tetapi berjanji tidak semudah ketika melakukannya. Alih – alih langsung kabur selagi masih ada kesempatan, tubuh Olivia justru berdiri kaku. Seolah ada banyak lem berada di bawah sol heels putih nya. Sangat kontras dengan tindakan pria dihadapannya.

The Mafia and His DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang