08 | PERHATIAN?

2.6K 116 4
                                    


Voted dan komen dan fallaw akun aku😝

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Voted dan komen dan fallaw akun aku😝

WAJIB

Rencana awal Olivia adalah membersihkan rumah, lalu menghabiskan sisa waktu dengan maraton drama Cina kesukaannya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Rencana awal Olivia adalah membersihkan rumah, lalu menghabiskan sisa waktu dengan maraton drama Cina kesukaannya. Tapi sepertinya rencana tetaplah rencana, karena sampai saat ini, Olivia masih duduk bersandar pada kepala kasur dengan setengah dari tubuhnya masih terbungkus selimut tebal. Menoleh sebentar, Olivia mendapati Cimi masih tidur di atas bantal, sisi kanannya.

"Ya ampun, majikan kecil. Enak banget ya, udah kaya sultan. Tidurnya di atas bantal, pakai AC, sampai ngulet gitu," ucap Olivia gemas saat melihat posisi Cimi tidur.

Kucing loreng berusia enam bulan itu sebenarnya mempunyai rumah sendiri. Rumahnya pun cukup cantik dengan desain khusus seperti rumah Barbie. Tapi karena Cimi si kucing sultan sudah terbiasa tidur di atas kasur empuk dan ber-AC, jadi dia sudah tidak memedulikan rumahnya lagi—yang mungkin satu diantara alasannya adalah rumah cantik ala barbie itu tidak ber-AC khusus.

In fact, semua kucing memang menyukai suhu dingin.

Suara bel rumah membuat Olivia mengalihkan pandangan dari objek gendut berbulu itu. Untuk beberapa saat ia sempat berpikir, siapa tamu yang datang ke rumahnya di Minggu pagi seperti ini? Sudah jelas bukan kedua orangtua nya. Olivia tidak akan membiarkan mereka melakukan perjalanan jauh dari Bandung ke Bali di luar pengawasannya. Ditambah dengan kondisi Nenek yang tidak lagi kuat untuk pergi kemana-mana.

Membuka pintu. Olivia mendapati seorang pria tinggi dan berpakaian jas rapi sedang berdiri di depan pintunya. Tersenyum sopan sembari meletakkan telapak tangan kirinya di depan perut. Sedangkan di sebelah kakinya, terdapat sebuah paper bag berlogo salah satu supermarket besar dan apotek ternama.

"Maaf, cari siapa ya?" tanya Olivia, hati-hati.

Pria itu tersenyum ramah. "Selamat pagi. Apa benar saya berbicara dengan Dokter Putri?" tanya pria itu.

Olivia mengernyit heran. Sepanjang eksistensinya di dunia ini, tidak pernah ada seseorang memanggilnya dengan nama 'Putri', kecuali Aithan. Kemudian tidak ada angin atau hujan badai, pria dihadapannya ini datang dan memanggilnya dengan nama serupa. Bukan kah suatu kebetulan yang aneh?

The Mafia and His DoctorOù les histoires vivent. Découvrez maintenant