23. Perhatian

1.4K 167 6
                                    

Sorry gaes, lagi banyak kerjaan. Jadi lupa di update.

Maapkan hamba..

Jangan lupa di vote dan follow ya..
.
.
.
.

Langit sudah mulai gelap. Matahari pun akan terbenam di sebelah barat, lalu dilanjutkan oleh bulan yang akan menemani bumi sepanjang malam.

Kedua makhluk yang statusnya tidak jelas ini sedang berada di mobil untuk mencari makan malam mereka. Tay mengajak New makan malam di restoran saja karena di rumah New sedang tidak ada bahan makanan.

Akhir-akhir ini mereka sedang sibuk sehingga tidak punya waktu untuk ke supermarket. Walaupun sedang sibuk, Tay tetap meluang waktunya ke rumah New. Katanya... New bisa membuat tenaga Tay pulih kembali.

"Kamu mau makan apa?"

"Terserah.."

"Ihh nanti aku pilihin ga mau terus.."

"Idih kata siapa, gua ga pernah gitu ya,"

Tay hanya tersenyum tipis, beberapa detik kemudian dia melanjutkan lagi,

"Mau nasi goreng?"

"Ngga,"

"Mau pasta?"

"Ngga,"

"Mau sup kambing?"

"Ngga,"

"Mau seafood,"

"Ng-"

"Ngga, nah kan... ga mau terus,"

"Habis pilihannya itu-itu doang,"

"Ya terus apa?? Makanya jangan terserah dong..."

"Hm.. sushi aja?" Kata New.

"Ga, ga boleh kamu kan alergi mentah,"

"Hah? Kok kamu tahu?"

"Y-ya.. kan.. eumm," gugup Tay saat menjawab. Tidak mungkin dia bilang, waktu itu dia makan salmon mentah sampai dibawa ke rumah sakit.

"Gua ga pernah bilang loh.. alergi gua atau makanan kesukaan gua, kok lu bisa tahu sih?" Tanya New heran.

Soalnya tidak hanya di waktu ini saja, Tay pernah kok membicarakan kesukaan film New terus kebiasaannya terus apa yang dia suka atau tidak suka. Padahal New merasa dia tidak pernah membicarakan dirinya. Tay lebih tahu ketimbang New sendiri.

Lalu datanglah tetesan air yang tidak diundang dari langit.

"Yah gerimis, ck" kata Tay sambil memukul setirnya. Tay memang tidak menyukai hujan saat berkendara karena baginya hujan sangat mengganggu pandangan nyetirnya.

"Sudah-sudah jangan marah gitu ah. Kamu marah nanti kena, ga marah juga kena.. jadi jangan buang-buang emosi," Kata New dengan lembut sambil menatap pemandangan diluar jendela.

DEG

Kata-katanya sangat lembut di hati Tay. Bagaimana dia tidak jatuh cinta dengan manusia cantik yang perhatian ini? New mana sadar kalau dirinya suka perhatian ke orang.

"New.. ini yang buat aku sayang sama kamu,"

"Apa?" New menoleh sebelah kanannya, tempat Tay menyetir.

"Perhatian kamu tuh,"

"Biasa aja kali,"

"Kapan Niwi jadi pacar Teiii ya? eummm," kata Tay sok imut sambil mengerucutkan bibirnya.

.
.
.

Akhirnya mereka memutuskan makan di tenda saja, karena malam-malam gini kebanyakan restoran tenda yang buka. Bagi mereka semua tempat tidak masalah, tidak ada pandangan tempat khusus orang kaya dan miskin. Kedua tokoh tersebut memandang semua sama rata.

"Tay, makan jangan buru-buru. Kunyah yang lama dulu baru telan. Kebiasaan," kata New.

"Iya-iya," Tay tersenyum. Lagi-lagi New memberi perhatian yang tidak disadari.

Setelah mereka sudah selesai makan, New menyodorkan tisu basah tanpa suara. Tay melihatnya merasa tersentuh lagi.

"Ini ambil, kenapa bengong?" tanya New.

"Kamu perhatian banget sih... aku makin jatuh cinta arghhh jantungku," drama Tay sambil memegang dadanya.

"Ya, banyak dramanya. Nah..bajumu jadi kotor kan. Tanganmu kotor Tay!" New mengambil tangan Tay lalu membantu mengelapnya.

"Hehehe,"

Kemudian mereka berdiri dan membayar makanannya, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil New.

"New,"

New menoleh ke arah suara tersebut.

Oh.. mantannya.

"New.. kok kamu makanan di pinggiran gini?" tanya Earth, mantan New.

"Earth? bagaimana kamu tahu aku disini?"

Tay terkejut, dia memelototi New disampingnya.

Ya.. dia kaget waktu New bicara menggunakan aku-kamu ke orang itu, sedangkan ke dirinya memakai gua-lu.

"Tadi aku lewat terus tidak sengaja melihat kamu disini,"

"Hm" New merasa canggung dengan situasinya. Rasanya pengen kabur

"Kamu kok mau makan di pinggiran sini sih? Jijik banget. Makan lalat ya kamu, haha," Kata Earth meremehkan.

"Eh dajjal, mulut lo bau. Mending ga usah ngomong dehh, kasihan alam tercemar sama hawa mulut lo," Kata Tay. Di otaknya masih heran kok bisa New ngomong aku-kamu ke orang ini, siapa dia?

New tidak pernah menceritakan dan yang sebelumnya juga.

"New, mending kamu balik sama aku saja, aku menyesal selingkuh dari kamu. Aku akan selalu bawa kamu ke restoran yang lebih layak dari ini," Earth mencoba mengambil tangan New.

Tay menyingkirkan tangan earth yang ingin menyentuh miliknya.

"Heh, anak setan. Baru punya mobil BMW bangga lo," Tay melihat mobil BMW di luar, sudah pasti punya Earth sih. "Dia punya gua, jadi ga usah banyak gaya ambil dia dari gua hanya bermodal restoran layak,"

"Hahha, iri lo sama mobil gua? Sorry ya.. kita beda tahta. Lo cuma mampu beli makanan kotor gini kan," kata Earth sambil menendang kursinya.

Tay tersenyum miring, tanda dia mulai kesal dengan pria di hadapan ini.

BYURRR!

Earth terkejut ketika ada seseorang yang menyiram air kotor di bajunya.

"ARGHHH, GILA LO,"

"IYA SAYA GILA, KAMU PERGI DARI TENDA SAYA," ucap seorang ibu-ibu memakai daster sambil memegang baskom yang tadi di pakai untuk menyiram anak setan ini.

Tay dan New pun juga kaget kedatangan ibu-ibu ini, tapi di dalam hati juga ikut senang.

Hahahha mampus

"HEH! TENDA SAYA TIDAK SUDI MENERIMA ANAK DAJJAL DI SINI. LEBIH BAIK KAMU PERGI,"

Tay dan New hanya tertawa kecil dan kagum dengan ibunya.

"Aishhh, saya bisa buat tenda ibu hancur dalam sekejap tahu!" Lalu dia pergi dari tenda itu, saking malunya dilihat banyak orang.

"Wah.. makasih ya bu, dan maafkan kami sudah buat keributan disini," kata New.

"Iya, tidak apa-apa ganteng, kalau ketemu pria seperti itu langsung tonjok saja,"

"Hahaha, iya bu, sekali lagi saya ucapkan terima kasih ya," kata New, kemudian dia masuk ke mobil bareng Tay.

Dia masih bingung siapa pria tadi. Ingin bertanya, tapi raut wajah New seperti sedang kesal.

Hmm.. apa ditanya lain hari saja ya?

***TBC***


Maap gaes bab ini rada ga jelas akwkkaka

My husband from the futureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang