24. Jadian

1.4K 144 24
                                    

Hellouu gaes, welkom bek tu mai stori, sorry gaes telat soalnya lagi sibuk urusan kegiatan-kegiatan..

Apalagi ini kan masih musim tugas, jadi gua prioritaskan tugas dulu yaaa

Gua double update dehhh hueuwuwe

Kalian pernah ga sihh.. sekelompok sama anggota yang malesnya keteraluan, terus pada akhirnya lu sendiri yang kerjain semua... Udah di ingetin juga tiap hari di line malah ga di baca.. entah alasannya sakit, ga liat, atau ga mau baca mungkin ༎ຶ‿༎ຶ

Kalau kalian dapet kelompok gini, biasa kalian ngapain?? Butuh saran dong gaes

AKWKKAKA ciaa malah curhat udah lanjut yokk ke ceritaaaa

Selamat membaca
.
.
.

tok

tok

tok

Suara sepatu dari ruang tamu mengundang ketakutan seorang laki-laki yang sedang tidur dibalik selimut tersebut.

Cairan tubuh dari kelenjar keringat menetes di seluruh wajah, badan terasa panas, bahkan nafas pun terasa sulit.

Sebuah bayangan muncul sekilas, ada seorang laki-laki berwajah sama dengan dirinya. Dia memakai jas yang berwarna midnight blue, style rambut yang diangkat, tangan kiri di kantong sedangkan tangan kanannya berayun-ayun depan belakang saat berjalan, kemudian kakinya melangkah di ruangan yang gelap tetapi ada sebuah penerangan dari satu lampu sebelah kanan yang berwarna kuning.

Lalu jari telunjuknya di tangan kanannya menyentuh kening pria di balik selimut tersebut.

Bibirnya terangkat sebelah, menampilkan senyum smirknya.

Sedangkan pria di balik selimutnya, nafasnya makin tersiksa. Tubuhnya semakin bergetar dan merinding akibat sentuhan itu.

“New..” suara yang kecil seperti bisikan mulai muncul.

“New…” Suaranya makin besar.

“NEW!”

Matanya tiba-tiba terbuka lebar, dia sangat terkejut. Nafasnya berhenti seketika, badannya sangat kaku, tapi lama-lama mereda sedikit.

“Niwi, kamu tidak apa? kamu seperti ketakutan,”

Yang di balik selimutnya mulai melihat sekitarnya kanan kiri atas bawah,

“Tay-” Dia mulai nafas kembali dan terengah-engah seperti orang habis berlari.

“Kamu habis mimpi apa sampai basah seperti ini,” kata Tay sambil mengelap keringat yang di pelipis New dengan telapak tangannya.

Tarik nafas, hembuskan…

Tarik nafas, hembuskan…

“Aku tidak tahu,”

“Ya sudah..yang penting kamu sudah kembali, jangan takut ada aku disini,”

New melirik jam tembok yang menunjukan pukul 8 pagi,

Kemudian dia membentangkan tangannya untuk mengajak Tay masuk kedalam pelukannya,

Yang diajak malah terkejut, sejak kapan New mau meluk duluan?

Ah! pasti gara-gara mimpi tadi, dia ketakutan mukanya ngajak peluk. Ihhh lucunya niwi kuh terima kasih tukang mimpi hahha.

Tay tersenyum, lalu masuk ke dalam pelukannya menghirup aroma cintanya di antara leher dan pundak

My husband from the futureWhere stories live. Discover now