Disadarkan

1.8K 144 22
                                    

Sehari tanpa adanya tentang Deon rasanya impossible

Vania Agatha.

_-_-_-_

"Lo Vani kan?"

Sadar namaku disebut, dengan spontan pandanganku terangkat mengikuti arah suara berasal.

"Eh iya bener Lo Vani. Kenalin gue Alan sohib nya pacar Lo"

Pemuda didepanku itupun mengulurkan tangannya padaku. Sejujurnya tidak perlu berkenalan karena akupun sudah mengenal mereka jauh sebelum tragedi pemaksaan itu. Aku hanya menatap uluran tangan itu tanpa mau membalas, karena kupikir cukup bermasalah dengan Deon jangan nambah yang lain lagi karena hal itu akan menambah kesulitan untuk melepas diri.

Alan menggoyangkan tangannya seraya memaju majukan tangannya ke arahku karena menyadari aku tidak berniat membalas ulurannya. Aku menunduk menghindari tatapan pemuda disebelah tapi dia malah ikut menunduk.

"Jadi Lo nggak ada niat buat balas tangan gue ya? Padahal cewek luaran pada ngantri. Tapi nggak masalah karena versi berkenalan setiap orang beda-beda yakan? Ngomong ngomong Lo kenapa bisa ada disini? Maksud gue Lo lagi jengukin orang?" Tanya Alan dengan hati hati. Mungkin karena dia takut menyakiti perasaanku.

"Iya jenguk orang"

"Nah gitu dong dijawab.. eh cowok Lo nelpon nih" Ujar Alan seraya meraih ponsel di sakunya.

"Halo"

"......."

"Nah maksud gue juga gitu"

"........"

"Eh bentar-bentar jangan ditutup dulu! Cewek Lo mau ngomong sesuatu nih"

Dengan tiba-tiba Alan mengarahkan ponselnya padaku. Lewat gerakan matanya dia terlihat sangat memaksaku untuk menerima ponsel itu. Aku ingin saja berucap menolak tapi tak cukup berani sehingga hanya kujawab dengan gelengan kepala. Demi apapun mengapa sampai dilantai dasar terasa sangatlah lama sekarang? Aku hanya ingin cepat-cepat keluar dari sini. Sementara itu Alan masih berusaha agar aku menerima ponselnya itu. Beruntungnya diriku karena detik berikutnya pintu lift telah terbuka.

Aku yang sudah menunggu lama tanpa mau membuang waktu langsung melangkah keluar tanpa mau repot repot menoleh barang sedikitpun pada manusia di sebelahku.

"Eh kok ninggal???" Ucap Alan.

"Bro Gue tutup. Ternyata cewek Lo kaga mau ngomong sama Lo"

Aku menggerutu dalam hati, saat mendengar kalimat terakhir yang Alan sebut sebelum mengakhiri sambungan telepon. Bisa bisanya dia bilang seperti itu pada Deon. Dari sekian banyak alasan mengapa dia harus berkata jujur. Sudahlah, yang terpenting saat ini kau terbebas dari Alan dan mungkin Deon juga.

_-_-_-_

Aku tengah membantu bunda membereskan barang barang Veno dan memasukkannya kedalam tas. Malam ini Veno memang sudah diperbolehkan pulang. Oleh karena itu, dia sangat bersemangat dan tidak sabar ingin cepat cepat menghirup udara dalam rumah, begitu katanya.

"Obat Veno udah dimasukin semua kan?"

"Udah Bun"

"Bunda mau ngurus administrasi dulu, kamu mau ikut? Atau nunggu pak Yan didepan?"

"Enaknya gimana No?"

"Kedepan ajalah"

"Vani sama Veno nunggu didepan aja Bun"

"Yaudah, bunda mau ngurus administrasi dulu"

Sepeninggal bunda di ruangan, aku memusatkan seluruh pandanganku pada Veno yang tengah mendudukan dirinya disofa.

"No Lo bisa jalan kan?"

"Ngehina??"

Veno menatapku malas sembari berjalan keluar mendahuluiku. Aku mencoba menahan emosiku, karena sadar Veno masih dalam tahap pemulihan. Tanganku dengan segera meraih tas diatas brankar lalu mengikuti langkah Veno didepan sana.

"Lo beneran udah baikan kan?"

"Apasih ngomong mulu"

"Ya takut Lo kenapa napa, ntar gue yang disalahin" sahutku sembari berusaha meraih tangan Veno dengan niat baik.

"Jangan sentuh sentuh"

"dasar" Ucapku dengan kesal.

Beruntung saat kami sampai di pintu utama, jemputan pak Yan telah datang. Aku bernafas lega, berdua dengan Veno sangat membuatku emosi. Dia masih sama sama menyebalkannya, untung saja pesan bunda selalu kuingat untuk tidak membuat Veno merasa kesal karena dia masih dalam masa pemulihan sekarang. Memang seharusnya aku saja yang mengurus administrasi, dan Veno bersama Bunda.

_-_-_-_

Aku menyusuri lorong demi lorong menuju kelasku. Seperti biasa orang-orang bersikap sok tidak melihatku lalu mulai bergunjing saat aku telah melewati mereka, namun beruntungnya aku karena ada dua manusia disini yang tidak ikut terpengaruh oleh puluhan manusia lainnya. Tentu saja mereka berdua sahabatku.

"Berasa jadi artis ya lo" Ucap Mira.

"Hebat juga ya temen kita yang satu ini" sahut elena lalu menghampiriku.

"Apaansih risih tau nggak" Ungkapku jujur. Pasalnya bukan karena prestasi atau hal baik lainnya mereka mereka membicarakanku. Namun tak lain karena si Deon deon itu.

Elena merangkul pundakku lalu membisikkan kata- kata yang sukses membuatku kesal.

"Ya gitu deh kalo jadi pacar primadona ciwi ciwi" bisik elena.

"Heran deh, apasih perfect nya si Deon deon itu, orang kayak gitu dijadiin primadona" Ucapku.

"Astaga Vani! Selama ini lo nggak nyadar?! Pacar Lo itu perfect banget bangeeet. Udah ganteng, tinggi, kaya, keren, macho, cool, terkenal dimana mana pula, kurang apa coba" ucap elena menggodaku lagi.

"Terkenal buruknya aja dibanggain"

"Itu kan masalalu Van! sekarang mah beda, ya nggak mir?! Ya kan ya kan?! " Ucap elena. Aku menghembuskan nafas sebal kala Mira malah menganggukkan kepala yang artinya setuju dengan ucapan elena.

"Kok jadi gini sih kalian?" Sebalku.

"Kita cuman mau lo inget fakta-fakta menarik dari pacar lo itu tau" Mira berucap.

"Ya tapi kan tetep aja dia tuh.." Ucapanku terhenti karena si elena membungkam mulutku dengan tangannya.

"Udah yuk mendingan kita masuk kelas terus fokus sama kuliah, oke Van?!"

Mereka berdua mendudukkanku dibangku paling depan sedangkan mereka berdua memilih bangku paling belakang karena tentu saja untuk menghindari tatapan mematikan dari dosen pada matkul pagi ini. Aku menatap tajam kearah mereka duduk, namun mereka hanya senyam-senyum tidak jelas. Mau bagaimana lagi, baik kursi belakang maupun tengah sudah terisi penuh.

_-_-_-_

Ganyangka bisa up lagi setelah punya niatan mau hapus aja cerita ini, mau ngasih tau aja kenapa luama nggak up itu soalnya aku ngerasa ceritaku gajelas terus gakpantes buat dibaca😭pokoknya makasi buat kalian yang udah nyemangatin, terus nungguin juga padahal ini cerita menurutku nggak ada bagus bagusnya malah banyak yang nungguin jadi bingung nih😭 intinya dari yang paling inti adalah makasi yaaah terus maaf juga udah ngegantung kalian, doain supaya bisa rajin up ya manteman🤗 thx uuu❤️

Vote+komen+follow

Terimakasih.

Love The CriminalWhere stories live. Discover now