Semar mesem?

2K 133 23
                                    

Karena meskipun gue jauh jangan harap bayang- bayang gue ikutan jauh

Deon Addison.

_-_-_-_

Aku, Mira, dan Elena sedang berada di kantin. Tepatnya di meja paling pojok adalah tempat favorit kami.

"Tadi lo beneran ngelamun Van?" Tanya elena.

"Gila berani banget lo" Sahut elena lagi.

"Emang ngelamun apa sih Van?" Kali ini giliran Mira lah yang mewawancarai ku.

Aku hampir tersedak es jeruk yang saat ini kuminum. Jangan sampai mereka tau!

"Udah deh gitu aja dibahas kalian ini, mending makan dengan nikmat, bukan begitu kak mira?"

"Yes setuju gue"

"Idih gaya banget Yas yes" ucap Elena sewot.

Bersyukurlah diriku karena hobi makan yang Mira miliki membuatnya tidak ikut serta sesi interogasi pada siang ini. Bukan apa-apa hanya saja aku terlalu malu mengaku pada kedua sahabatku itu tentang alasan melamunku saat dikelas tadi. Akupun juga bingung dan kesal mengapa bisa bisanya aku melamun disaat dosen yang terkenal killer itu mengajar, terlebih alasanku melamun tidak jauh-jauh dari Deon.

Entahlah ucapan elena pagi tadi sungguh seakan- akan berputar di kepala. Aku tau dan aku sangatlah sadar seperti apa Deon itu. Dia ganteng, tinggi, badan perfect, kaki jenjang, tatapan tajam, wangi, dingin, dan yang paling harus diingat adalah bibir seksinya itu. Tidak bisa dipungkiri memang bibirnya sangatlah seksi, merah dan penuh. Bahkan bukan hal yang baru jika bibir Deon selalu menjadi topik hangat dikalangan mahasiswi disini. Beberapa kali aku mendengar mereka bergosip ria, katanya meskipun mereka tau akan berakhir buruk mereka akan rela menanggung semua resiko asalkan dapat mencoba bibir seksinya Deon walaupun hanya sebatas kecupan bukan hisapan.

Gosip seperti Itu masihlah tergolong biasa, yang paling luar biasa adalah mereka pernah sama-sama membayangkan betapa ahlinya seorang Deon dalam berciuman. Waktu itu aku langsung bergidik ngeri mendengar topik gosip mereka yang sangat berani menurutku. Tentu saja karena mereka memposisikan si kriminal Deon sebagai objeknya. Diantara banyaknya laki-laki mengapa harus Deon yang menjadi idaman mereka?

Pantas saja laki-laki di kampus ini banyak yang terkesan tidak suka saat melihat gerombolan wanita- wanita bergosip ria. Karena sudah pasti topik hangatnya ialah seorang Deon Addison. Tapi memang kuakui tanggapan mereka semua menyangkut bibir Deon adalah benar adanya.

"Woy Van! lo kenapa ha?? Ngelamun mulu dari tadi" Sentak Mira.

"Astaganaga. Gue ngelamun lagi demiapah?!" Ucapku dalam hati.

"Apa? Enggak kok siapa juga yang ngelamun" Ucapku membela.

Karena gugup bercampur panik aku meneguk segelas es jeruk hingga tandas. Aku merutuki kebodohan ku saat ini bisa bisanya melamunkan hal-hal jorok disiang bolong. Hal ini membuat Mira dan Elena semakin curiga padaku. mereka semakin memberikan tatapan mengintimidasi padaku. Demi apapun masa iya mereka harus tau isi kepala jorokku ini, bisa mati aku.

"Lo yang ngelamun dari tadi dasar Vani! Ngelamun apaansih pakek acara gigit-gigit bibir segala?! Ngelamun yang nggak nggak ya ngaku lo!" Cecar Elena padaku.

Aku tentu saja gelagapan dicecar seperti ini terlebih sudah tertangkap basah oleh dua curut didepan.

"Lo beneran ngelamun yang nggak-nggak Van? Kalo iya ceritain dong ke kita yang nggak-nggak yang Lo lamunin itu apa sih" Kepo Mira.

"Apaansih udah deh mending kalian habisin makanan kalian udah gitu kita pul.. hah?? Kok udah habis aja? Cepet banget kalian" Ucapku.

"Kita yang cepet apa lo yang lama ngelamun?" jawab Mira.

"Iya tuh, jujur deh Van apa yang lo lamunin sampai gigit bibir, jangan-jangan topiknya sama kayak yang pas Lo ditegur dosen? Ngaku lo!" Elena menyahut.

Gawat. Kalau sudah begini tidak ada jalan keluar lagi selain lari. Aku mengernyitkan dahi memikirkan cara paling mudah untuk menghindari mereka. Setidaknya untuk sekarang saja.

"Temen-temenku cinta-cintaku semua, makanan gue masih utuh tak tersentuh boleh deh kalian makan, gue traktir, dadah pulang dulu ya" Ucapku dalam sekali tarikan nafas.

Aku berlari setelah meletakkan satu lembar uang seratus ribuan di meja. Terpaksa aku merelakan benda kesayangan semua manusia itu. Mengabaikan teriakan Mira dan Elena aku berlari menyusuri lorong demi lorong yang tentu saja ramai. Padahal aku tau mereka berdua tidak mengejar ku. Mana mungkin Mira mengabaikan makanan Disana dan sangatlah tidak mungkin elena tidak memanfaatkan sisa dari uang yang kuberi untuk dibelanjakannya kembali membeli es boba kesukaannya. Entahlah, hanya saja aku ingin  berlari berharap tadi hanyalah sebuah ketidakbenaran.

"Berani banget gue kayak gitu didepan umum! Astagaaaa.. Pokoknya malu banget hari iniii!" Teriakku dalam hati.

Aku berhasil mencapai halte kampus dengan nafas ngos-ngosan. Membenarkan letak tali tasku yang melorot lalu mencoba menetralkan nafas. Akupun duduk dengan mengabaikan tatapan aneh orang-orang yang melihatku bak dikejar Deb colector. Itu dia, bus yang ditunggu orang-orang telah datang. Tanpa tahu tujuan aku ikut menaiki bus. Aku hanya ingin merefresh otak agar hal-hal seperti tadi tidak terjadi lagi. Entahlah semakin dipaksa melupakan malah semakin teringat jelas di ingatan. Mengapa potongan ingatan saat Deon mencium bibirku berputar putar hah?!?!

_-_-_-_

Alunan musik romansa memenuhi gendang telingaku. Saat ini aku tengah berada disebuah kafe bergaya vintage. Memesan asal menu disini lalu menelungkupkan kepalaku diatas meja. Aku benar benar-sudah gila sekarang. Hanya itu yang ada di pikiranku saat ini.

"Ya ampun kepala gue kayak mau pecah, kenapa jadi gini sih?" Ucapku kesal seraya menekan nekan dahi.

Beruntung aku mendapat meja paling pojok sehingga segala aktivitasku akan sedikit diketahui oleh pengunjung lain.

"Ini pasti udah kena Semar mesem Deon. Asli nih" Ucapku lirih.

"Silahkan kak eskrimnya" Ucap waiters.

"Iya kak makasi" jawabku tersenyum manis.

Senyumku luntur seketika saat waiters itu melenggang pergi. Ekspresi wajahku serasa kembali ke setelan pabrik. Dahiku mengernyit memikirkan sebenarnya apa yang salah dengan tubuhku ini? Kok jadi begini?

"Udahlah pusing mending makan eskrim"

_-_-_-_

Kira-kira si Vani kenapa ya ges yaa (⁠・⁠o⁠・⁠)

Vote+Komen+follow

Terimakasih.


Love The CriminalWhere stories live. Discover now