03 : Hukuman

62 15 1
                                    

Natasha POV

    "Selamat ya Natasha, sekarang kamu jadi Sekretaris disini. Semoga kedepannya kita bisa kerjasama dengan baik," Aku membungkuk ke arah semua orang dan menjabat tangan Kak Tiara. Semua orang bertepuk tangan kepada ku termasuk Kak Shinsuke.

Hari ini aku terpilih menjadi Sekretaris 2 OSIS, tentu saja aku merasa senang karena sejak SMP aku selalu mengincar posisi Sekretaris ketika aku masuk OSIS. "Selamat datang, Natasha. Semoga kamu betah disini," Ucap Kak Shinsuke. "Makasih, Kak.. Mohon bantuannya untuk kedepan ya." Jawab ku. Kak Shinsuke tersenyum dan kemudian mengusap rambut ku dengan lembut.
Setelah pemilihan calon anggota OSIS terbaru beserta jabatannya, kami pun melaksanakan rapat untuk membahas apa yang akan kami kerjakan ke depannya.

---

"Tadi gimana, Sha? Kepilih gak jadi Sekretaris?"

    Aku memasang ekspresi murung ku ke hadapan Alana. Ia kini nampak khawatir dan sedikit panik karena melihat ku murung. "Loh kok gak keterima? Ih kenapa? Kok bisa?" Tanya Alana. Aku menggelengkan kepala ku tanpa menjawab pertanyaan apapun darinya. Rasanya seru sekali melakukan prank bodoh seperti ini kepadanya.

Namun sesaat kemudian aku tersenyum dan memeluk Alana begitu saja dengan erat. "Prank, hehe. Aku keterima jadi Sekretaris 2 yeay!" Ucap ku. Alana membalas pelukan ku dan kemudian tertawa. "Akhirnya! Kan ku bilang juga apa, jangan overthinking dulu gak bakal keterima. Of course kamu bakal keterima, kamu kan punya surat rekomendasi dari Ketua OSIS pas kita SMP." Jawab nya.

    "Tapi kamu nyebelin gara-gara prank mu." Aku tertawa kecil dan kemudian memberinya sebuah coklat. "Haha, maaf ya. Nih coklat buat mu," Ucap ku. Senyum Alana kini kembali melebar, ia menerima coklat ku dengan ekspresi yang terlihat senang. "Tau aja deh," Timpal nya seraya tertawa kecil. Kami pun duduk di bangku kami.

"Oh iya, gimana hubungan kamu sama Kak Eita?" Tanya ku. Alana menunduk dan kemudian tersenyum kecil. "Ya gitu deh, Sha.." Aku tersenyum jahil dan menyenggol pelan lengannya seraya tertawa. "Cie.. Semoga cepet jadian ya kalian. Kebetulan dia juga anak OSIS, kata Kak Shin si dia baik." Alana menangkup kedua pipinya dan memalingkan wajahnya dari ku.

"Sha.."

"Hm?"

"Gimana nih? Jadinya mau pilih Kak Rin apa Kak Shin nih?"

    Aku tersedak setelah mendengar pertanyaan Alana yang secara tiba-tiba. "Kak Shin most wanted sekolah loh, dia juga Ketua OSIS yang berbakat. Kalo Kak Rin, dia tipikal bad boy yang punya pesonanya sendiri loh.." Ucap nya. "Kamu kan sekarang lagi deket sama dua-duanya, keliatannya juga kamu mulai ngebuka hati. Jadi mau siapa nih?" Aku terdiam sesaat memikirkan pertanyaan Alana.

Alana benar. Secara tak sadar, sekarang aku sudah membuka hati ku. Ditambah lagi, entah itu Kak Rintarou atau itu Kak Shinsuke, mereka berdua memanglah dekat dengan ku saat ini. "Gak tau deh, aku mau keluar dulu." Aku pun keluar dari kelas ku sembari memegang jantung ku. Pikiran ku sibuk memikirkan Kak Rintarou dan Kak Shinsuke.

    "Pikirin satu-satu Natasha.. Kalo kerasa deg-deg an, berarti orang itu yang jadi alasan kamu buat buka hati." Batin ku menggerutu, membuat ku terasa kesal memikirkannya. Lebih baik ku jalani saja, perihal nyaman atau tidaknya itu biarlah menjadi urusan terakhir.

Jantung ku seketika berhenti berdetak ketika aku tak sengaja menginjak tumpahan minyak di lantai koridor, hal itu membuat tubuh ku kehilangan keseimbangannya. "Tidak.. Jangan jatuh.. Jangan disini.." Sesegera mungkin aku memejamkan mata ku karena merasa takut.

[✓] Pelangi ¦¦ Suna Rintarou.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang