Akhir...! 05

2.3K 284 48
                                    

Yoo ada yang nunggu Book ini?
Akhirnya saya punya inspirasi dan bisa ketik yang ini~

Jangan lupa di vote ya guys~~
























~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~































Apa harus dia biarkan begitu saja sampai emosi itu menggunung? Apa Haechan sekuat itu? Tidak, Haechan itu lemah. Apa tidak ada yang tahu akan hal itu?

"Kenapa semua ini harus terjadi padaku?" lirih Haechan dengan nada menyayat hati, matanya tertutup perlahan dan Haechan akhirnya tumbang.

.
.
.

9:12 PM, Cafe Wainsteen, Korea Selatan.

"Apa anda menunggu lama?" seorang pria tersenyum hangat guna menanggapi, gelengan kepala pun menyahuti. "Tidak terlalu lama, jadi kita akan mulai dari mana?"

Gamcha tersenyum lega, "Saya memiliki beberapa bukti atas tuduhan tidak berdasar yang menimpa Kepala Keluarga Lee terdahulu," ungkapnya, Hansen mengangguk mengerti.

"Jika dipelajari lebih dalam lagi semua tuduhan itu terasa sangat janggal, di tambah menjatuhkan hukuman mati itu terlalu berlebihan..." monolog Hansen, mengingat kembali berkas sidang ayah Haechan.

"Lalu soal kematian Nyonya Lee, cerita yang di karang oleh polisi terlalu klise, meninjau pribadi Nyonya, semua itu sangatlah mustahil." terang Gamcha, dia sudah sangat hapal karakter keluarga Haechan, "Baiklah, sepertinya kita mulai dari situ saja."

Gamcha menatap Hansen dan tersenyum, "Benar, kita selidiki dari sana lebih dulu. Sebaiknya kita pergi sekarang," ajaknya, lalu mereka pergi dari sana menuju kediaman keluarga Lee.

.
.

"Tuan seperti yang anda inginkan," seorang berjubah menundukkan kepala, matanya terpejam erat merasakan perasaan bersalah yang menjalar seketika.

"Hehe, kukira akan susah, ternyata ini terlalu mudah, Hahahahhaha," tawa seorang pria pemegang gelas wine yang dipanggil tuan tersebut terdengar, memenuhi gendang telinga beberapa orang dalam ruangan.

"Kerja Bagus, tingkatkan lagi, buat dia mati perlahan-lahan..." desisnya dingin, di tenggaknya wine itu perlahan, menikmati sensasi nikmat sesaat.

"Baik, saya mohon undur diri," pria berjubah pergi dari sana setelah mendapat anggukan, sebuah seringai terlihat dari sang tuan. "Permainan baru saja dimulai,"

.
.

"Hyung, apa member WayV membenci kami?" Doyoung menoleh dan menemukan anggota yang baru bergabung beberapa bulan bersama mereka tengah menundukkan kepala murung.

"Siapa yang mengatakan hal itu? Tentu saja tidak, Sungchan kau tahu tidak ada yang membenci kalian. Bukankah kau sudah lama kenal dengan Yangyang?" Sungchan menghela nafas, dia tidak bisa menyangkal.

"Memang, tapi dia terasa sangat jauh. Member WayV lain lebih memperhatikan Haechan hyung..." cicitnya di akhir, Doyoung terdiam. Dia menatap ke atas langit, kini semua member sedang melakukan pesta perayaan atas sembuhnya Jisung dari cedera.

"Hei kalian sepertinya sedang serius, ada apa?" Johnny tiba-tiba bergabung, sepertinya dia kabur dari perkerjaan.

Suasana di belakang dorm 127 terasa ricuh, mereka benar-benar berpesta. Kun mengeluh ditinggal sendiri di depan panggangan, "Johnny kemana sih! Aku hanya menyuruhnya untuk membawa piring!" serunya kesal,

Akhir....! |HAECHAN|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang