Akhir...! 11

1.4K 131 28
                                    

Yoo gaisss saya up!!
Ada yang rindu? Hehe...
Jangan lupa buat di vote sama komen ya gais!!!
See you~
Makasih buat kalian yang selalu mendukung sayaa^^












































~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~
















































Pemuda yang disebut namanya tersenyum angkuh, ia dengan penuh kearoganan menarik kacamata hitam yang sedari awal menggantung manis di hidungnya.

"Lee Jiah, permainan milikku baru saja dimulai. Kita lihat, kau pasti akan jatuh padaku," pongahnya lantas pergi dari sana menuju mansion yang menunggu kepulangan dirinya.

.
.
.

Pagi hari di dorm 127 dengan keributan yang sama, Haechan sedikit kebingungan kala ia bangun sudah ada di ruang tamu. Padahal seingat dirinya, semalam dia tidur di luar.

"Apa yang kau lakukan? Cepat mandi! Jadwal kita hari ini sangat padat," tegur Taeyong, membuat si empu sadar.

"Ah iya hyung, maaf..." seru Haechan lantas pergi ke kamarnya sendiri, di ruang tamu Taeyong menghela nafas.

"Semua akan merepotkan jika terus begini," keluhnya kemudian menyusul member lain ke dapur.

Setelah selesai membersihkan badan Haechan segera memakai pakaian, ketika berkaca secara mendadak kepalanya berdentam. Sekeliling Haechan berputar, ia mencoba menggelengkan kepala menghalau rasa pusing yang melanda.

Dengan perlahan Haechan kembali ke kamar mandi lantas mengeluarkan semua isi perut, bahkan sakit kepala yang dirasanya belum memudar malah semakin parah.

Nafas Haechan tersenggal, seluruh tubuh Haechan terasa linu. Ia tak sanggup untuk berdiri, namun Haechan memaksa untuk sampai kedepan kasur dimana tas nya ia simpan.

BRUK!!

Haechan tersungkur ke bawah, biarpun begitu Haechan tak menyerah! Pria dengan surai coklat tersebut merangkak di lantai untuk mencapai obat yang telah ia tebus kemarin.

SRAK!

Haechan sampai, ia tarik tasnya ke bawah kemudian mengeluarkan semua isinya. Dibawah tekanan sakit kepala Haechan harus mengambil obat diantara barang-barang.

Kondisi mata yang tidak mendukung membuat Haechan kebingungan, karena semua barang yang ia lihat berwarna abu-abu. Di lantai ada 3 bungkus obat berserakan, warna obat itu semua sama rata di penglihatan Haechan.

"Obat dengan warna merah ini bisa anda konsumsi ketika ada mual muntah atau sakit kepala, yang harus anda konsumsi adalah 2 butir, tidak boleh lebih atau kurang!"

Ucapan apoteker kemarin masih terngiang dikepala Haechan, dan kini Haechan harus berjuang mencari obat yang berwarna merah.

"Ugh,," Haechan memperhatikan ketiganya lamat-lamat, meski kepalanya seperti ingin pecah karena sakit yang tak kunjung reda.

"Ah, anda penderita buta warna ya? Kalau begitu saya akan mensobekkan ujung plastik obatnya agar anda dapat dengan mudah mengenalinya,"

Setelah ingat perkataan tersebut Haechan menemukan obatnya, segera ia ambil dua butir lantas menelannya tanpa air.

Beberapa menit kemudian kepala Haechan terasa nyaman, rasa sakit itu telah pergi. Peluh membasahi tubuh Haechan, ia menghela nafas karena harus mengganti pakaian lagi.

Akhir....! |HAECHAN|Where stories live. Discover now