Akhir...! 10

1.7K 143 45
                                    

Yoo guys, apa kalian menunggu cerita ini?

Yah, maaf yaa baru bisa up hehe~
Jangan lupa buat selalu vote yaa biar saya semangat! Sama komennya juga~

Makasih buat kalian yang selalu ngedukung~
See you~




























~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~















































Haechan membeku, diikuti oleh Gamcha serta Hansen. Tidak ada satupun dari mereka yang bergerak, begitu mengejutkan bagai bom meledak. Tanpa sadar Haechan tertawa, saking kerasnya air mata pun ikut mengalir.

"Apa ini mimpi?"

.
.
.

20 Juli, Tahun 1998.

"Apa kau yakin ini yang terbaik Hyunlim?" cetus seorang gadis bersurai merah gelombang, sedangkan pria disamping tengah sibuk mengemudi.

"Hyunlim!" satu nada milik sang gadis naik, membuat pria itu sedikit menjawab. "Hn,"

"Aku tak butuh kosa kata dingin itu sekarang! Apa yang sedang kau lakukan sebenarnya!" sedikit membentak agar mendapat perhatian atas percakapan mereka, Gisella, gadis itu nampak kesal karena di acuhkan.

"Kita sedang kabur," begitu enteng Hyunlim berbicara, "hei! Apa-apaan itu, aku tidak pernah setuju untuk kabur! Kita bisa menghadapi mereka dan berbicara."

Ckitttt...

Hyunlim menghentikan mobilnya secara mendadak di pinggir jalan, Gisella sedikit terkejut, ia menghela nafas.

Hyunlim menengok ke samping, "dengar Gisella, tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan bicara!" tekan Hyunlim agar sang pujaan mengerti.

Alis Gisella menyatu tidak terima, "kita hanya butuh waktu Hyunlim, aku yakin mereka bisa menerimanya nanti!" gadis itu tetap kukuh. Membuat Hyunlim meraup wajah frustasi.

Perlahan dua tangannya turun, mata setajam elang itu melirik si gadis. "Apa kau tahu jika keluargaku sangat mengagungkan kesempurnaan?" desisnya dibalas keheningan. Gisella memberi waktu sang kekasih untuk bicara.

"Kakak kembarku yang sedarah dengan mereka saja diasingkan hanya karena cacat! Dan sekarang, kau hanya orang asing bagi mereka Gisella, sampai bumi terbelah pun mereka tidak akan bisa menerimamu!" teriak Hyunlim, lantas pria itu meremas bahu gadis tersayangnya.

"Tatap mataku Gisella," perintahnya yang Gisella turuti, "apa ada kebohongan disana?" suara Hyunlim sedikit bergetar menahan tangis.

Gisella selami Netra hitam milik sang kekasih yang begitu memikat, "tidak ada..." lirihnya pelan ketika hanya keteguhan yang Gisella temui.

"Kalau begitu, kau percaya kan? Kita bisa pergi ke luar kota atau negeri lalu membangun keluarga kecil kita disana," tutur Hyunlim lembut, mau tidak mau mata Gisella berkaca.

"Kau sungguh mencintaiku?" bisik Gisella, dengan penuh kehati-hatian Hyunlim menyatukan kening sampai hidung mancung mereka bersentuhan. Tanpa dapat ditahan air mata meluncur bebas dari persembunyian masing-masing.

Akhir....! |HAECHAN|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang