Akhir...! 07

2.1K 219 31
                                    

Yoo, maaf yaa...
Saya minggu kemarin gak bisa nulis, soalnya ada kendala...

Dan berakhir saya baru bisa nulis baru-baru ini,

Jujur saja, kalau cerita saya terutama yang ini, akan slow update...

Karena banyak pertimbangan alur saat menulis cerita satu ini, jadi mohon pengertiannya yaa, teman-teman... T_T

Do'ain saja semoga saya bisa cepat-cepat nyusun alur cerita ini... Dan semoga chapter ini bisa menghibur kalian..

Jangan lupa tekan Bintang ya!!

See you~~

*psssttt, kalian bakalan nemuin banyak fakta baru di sini, jadi di simak dengan baik ya!











~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~









"Andai saja... Anda tidak egois..." bisiknya lirih, satu tetes air mata lolos tanpa di duga.

Sesak dan perih beradu menjadi satu, berkecamuk dalam dada pria itu.

.
.
.

Seorang perempuan bersurai hitam sepinggang nampak berjalan mondar-mandir di depan perapian, dia bahkan menggigit ibu jarinya gelisah.

"Bagaimana ini... Bagaimana ini..." gumaman demi gumaman terus dilontarkan, "dia mati... Dia mati... Mati... Bagaimana ini..."

"Cherry! Tenanglah!" bentak seorang pria yang duduk di atas sofa, sontak wanita tersebut berhenti lalu menatap pria itu dengan pandangan kosong.

"Tenang? Keluarga impianku hancur! Suami idealku mati! Ini semua karena wanita jalang sialan itu!" jeritnya merasa tidak adil dengan kemalangan yang menimpa, "bukankah dari awal kau yang merebut semua hal darinya, Cherry?"

Balasan pria itu membuat sang wanita terdiam di tempat dengan mata terbuka lebar, wajah cantiknya terlihat mengerikan. "Aku? Aku...? Aku...?! KAU MENYALAHKANKU?!"

"Hah, sudahlah, dinginkan kepalamu! Pikirkan keadaanmu dengan baik, dan soal kemarin... Aku sedikit kagum dengan caramu memalsukan kematian, berpikirlah lebih cerdik lagi Cherry.... Langkah seperti apa yang akan diambil putramu kali ini... Cobalah, lebih serius berperang dengannya," setelah memberikan ceramah tersebut, pria itu pergi meninggalkan wanita bersurai hitam sendiri.

"Putra... Sampah itu... Putraku?! Bukan! Dia bukan putraku!!! Putraku hanya satu... Ya, putraku hanya Haechan...!"

.
.

~Tidak ada kebencian jika tidak ada permulaan. Manusia tidak akan menjauh jika tidak ada bangkai yang di sembunyikan.~

.
.

"Lalu, hal apa yang kalian inginkan dariku?" Clive bertanya tanpa basa-basi, dua orang di depannya saling menatap lalu mengangguk.

Hansen mengeluarkan satu lembar foto, dia simpan di atas meja agar sang teman lebih leluasa melihat. "Kami ingin menyelidiki tragedi yang terjadi pada keluarga ini,"

Mata Clive mau tidak mau melebar, dia membawa lembar foto itu lebih dekat. "Wanita ini..."

"Kenapa? Kau tahu sesuatu mengenai nyonya Lee?" tanya Gamcha tidak sabar, raut Clive sedikit menggelap.

"G, apa kau bekerja untuk keluarga wanita ini?" suaranya sedikit merendah, dengan mantap Gamcha mengangguk.

*G = read Ji

"Dia adalah istri dari tuan Lee, setelah hari itu aku bekerja untuk tuan Lee. Apa ada masalah?"

"Jadi kau bukan bekerja pada wanita ini?" Gamcha menggeleng, "lebih tepatnya aku adalah sekretaris tuan Lee,"

Akhir....! |HAECHAN|Where stories live. Discover now