Akhir...! 08

2.5K 227 51
                                    

Yoo guys, saya up chapt baru~
Ini di sini kayaknya kurang banget yaa,, maksudnya kurang partisipasi pembaca gitu hehhehe...
Kalo bisa jangan lupa buat vote yaa..
Biar saya makin semangat nerusin nya~

Dan jangan lupa di pahami alurnya ya guys~

See you~















~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~





















"Wanita jalang, aku akan membuatmu merasakan lagi sakitnya Neraka!" desis seorang wanita bersurai hitam dengan seringai kejam.

.
.

Flashback.

Gisella, gadis bersurai merah itu tidak pernah menyangka, pria yang ia temui tempo lalu berdiri di hadapannya sekarang.

Ditemani senyum lebar juga setangkai Mawar.

"Aku tahu ini mendadak, tapi apa aku bisa meningkatkan hubungan kita?" ucapnya, Gisella terdiam. Dia melihat sekitar dimana banyak orang yang melihat.

"Kita baru kenal dua bulan ini, kau yakin?" tanya Gisella dan laki-laki di depannya mengangguk mantap.

Setelah kejadian di perpustakaan yang mana ternyata dia sedang menunggu jemputan, mereka berdua berkenalan.

Besoknya laki-laki itu menempel pada Gisella bagai lem, lalu sekarang, pria ini menyatakan Cinta pada gadis bersurai merah yang jadi primadona sekolah.

"Baiklah! Aku terima, jangan menyesal ya, Hyunlim!" katanya disertai senyuman manis, karena terlalu bahagia Hyunlim sampai memeluk Gisella.

Semua orang yang ada di sekitar bertepuk tangan, banyak yang iri melihat si pria mendapatkan primadona sekolah.

Flashback off.

"Hyung, Haechan baik-baik saja kok, mata Haechan pasti sembuh besok juga," Haechan terus berbicara di sepanjang koridor Rumah Sakit, Winwin sendiri melirik sang adik, "lalu? Aku hanya ingin memastikan sesuatu,"

Haechan terdiam, nada yang Winwin gunakan tadi sangat datar, apa pria ini marah? "Hyung, apa kau marah?"

Winwin menghela nafas, "tidak Haechan, dan tolong diam sebentar. Kepalaku sedikit sakit,"

"Maaf," Haechan bergumam pelan dan menelan kembali semua pertanyaannya.

Winwin sebenarnya tidak tega hanya saja sekarang di kepalanya penuh dengan semua spekulasi juga kemungkinan buruk. Dia sedikit aneh dengan obat milik Haechan. Jika tebakannya benar maka dia benar-benar marah pada orang yang memberikan obat pada adiknya.

Mereka berdua memasuki ruangan dokter yang telah Winwin hubungi, begitu masuk seorang pria baya menyambut hangat.

"Ohh, kalian sudah sampai? Apa kalian baru saja selesai jadwal?" Haechan mengernyit, kenapa dokter itu seperti sok akrab?

"Iya paman, seperti yang kukatakan, kami baru bisa datang sekarang," Haechan menoleh pada Winwin, baru dia mengerti, dokter ini pasti kenalan sang Kakak.

"Duduklah, apa kepalamu sakit lagi?" tanya dokter dengan name tag Nam Minsa, sedangkan mata Haechan membulat. "Hyung! Kau punya penyakit?!"

Haechan memekik, dia terkejut, sedangkan Winwin menghela nafas. "Tidak, hanya sakit kepala biasa, cuma memang sering kambuh kalau stress," ujarnya,

Akhir....! |HAECHAN|Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz