Part 6 - [En Route]

68 58 14
                                    

Happy Reading!
.

Dengan anggun dan juga tatapan dinginnya, Anindya keluar dari kereta nya tanpa rasa takut sekalipun, orang yang menyuruhnya keluar, sedang menatapnya dengan kagum.

Anindya menatap sekitarnya, para prajuritnya sudah terkapar lemah ditanah, bukan hanya prajurit tapi, kusir yang membawa kereta nya pun sudah tergeletak ditanah dengan keadaan yang cukup mengerikan. 'mereka tidak bisa diremehkan, baiklah!' ujar anindya didalam hati dan menampilkan seringainya.

Kemudian orang tersebut tersadar, dengan segera menyuruh anak buahnya menghabisi anindya. "habisi dia"

Pembunuh itu hanya terdiri dari 3 orang yang sudah ditambah dengan ketuanya atau apalah. Tapi, mereka tidak bisa diremehkan karena, mereka mengabisi rombongan anindya yang cukup banyak, mungkin sekitar 10 orang. Walaupun, sebenarnya itu sangat kurang untuk menjemput anggota kerajaan.

"apa mau kalian" tanya anindya menatap mereka dengan wajah datar dan aura nya yang mengintimidasi.

"menghabisi mu!" ujar anak buah dari orang tersebut.

KYAAAA!

Kemudian, ke dua orang tersebut mulai menyerang anindya. Dan, tanpa mereka sadari dua anak panah mengarah kemereka.

BRUK

Kedua orang tersebut langsung terjatuh ditanah. Karena anak panah tersebut mengenai jantung keduanya.

Orang yang memerintahkan anak buahnya tersebut kaget mendengar suara orang jatuh, ditambah tidak ada suara dari anak buah yang dia perintahkan.

"KAU!... APA YANG KAU LAKUKAN!" geram orang tersebut.

Dengan santai anindya hanya mengendikan bahunya, seolah dia tidak mengetahui apapun.

Dengan amarah yang menyelimuti orang tersebut, dia berjalan kearah anindya dengan amarah yang menggebu gebu.

Saat orang tersebut semakin dekat, tangan anindya yang berada dibelakang tubuhnya,kemudian melemparkan sebuah belati

Tak

Belati itu tepat mengenai paha orang tersebut.

"AKHHH!" orang tersebut mencabut belati itu, dan menatap anindya dengan tatapan membunuh.

Anindya hanya melihatnya dengan tenang dan wajah yang datar.

Orang tersebut kembali melemparkan belati tersebut kearah anindya, dengan sigap anindya menangkap belati tersebut, dan menyimpannya kembali ketempatnya.

"aku sudah menaruh racun disana" ujarnya dengan enteng.

'sial! Pantas saja aku merasa sangat lelah dan tubuh ku sepeti mati rasa'

"aku akan menyelamatkan mu! Tapi jawab pertanyaan ku!" kata anindya dengan tenang, seolah tak peduli dengan orang didepannya, yang semakin merintih kesakitan.

"siapa yang menyuruh mu?"

"lebih baik aku mati" ujarnya melawan anindya

Anindya yang mendengarnya, menyeringai dan menatap orang tersebut remeh. "aku tak kan membiarkan kau mati semudah itu ditangan ku"

"kau tau? Aku hanya memberi mu sedikit racun! Yang akan melemahkan otot mu, sehingga kau tak akan bisa menggerakan tubuhmu" ujarnya dengan seringai mematikan diwajah cantik nya.

"jika kau tak memberi tau ku, jangan salahkan diriku akan membuatmu merasa seperti dineraka, dan kau berpikir lebih kau tidak dilahirkan didunia ini" tambah anindya, tak lupa dengan seringai yang masih setia diwajah cantiknya.

DECISION [ON GOING]Where stories live. Discover now