Part 14

4 2 0
                                    

Happy Reading

.

Anindya yang sedang makan tak menghiraukan percakapan mereka dan hanya diam, melanjutkan makannya dengan tenang.

"bagaimana menurutmu Anindya?? Apa kau setuju" tanya Raja kepada putrinya.

Anindya tetap diam dan melanjutkan makannya. Sehingga suasana menjadi hening seketika. Hingga sebuah suara logam dari piring Anindya memecahkan keheningan malam itu.

Tring....

Bunyi alat makan Anindya yang bersentuhan, namun bunyi yang dihasilkan tetap dengan suara yang sopan, bukan seperti suara seseorang sedang marah.

Anindya menoleh kekanan dan membersihkan sudut bibirnya dengan anggun menggunakan lap yang disiapkan oleh pelayan.

Sedang semua yang dimeja makan mengamati nya, semua gerakan Anindya mereka perhatikan.

Setelah benar-benar selesai makan, Anindya mulai mengangkat kepalanya dengan anggun dan menatap Raja tanpa takut dan dengan sangat tenang.

"Aku setuju Ayahanda, tapi dengan satu syarat" jawaban dari pertanyaan raja akhirnya terjawab.

"Apa itu??" Tanya raja diselimuti rasa penasaran.

"Jika kau ingin aku pergi kedesa utara, kau mengikuti peraturan ku".

Semua orang yang meja makan menatap bingung Anindya.

"Apa maksud mu?"

"mungkin kita bisa melanjutkan perbincangan ini besok pagi" Anindya berdiri dari duduknya "Silahkan lanjutkan makan malam kalian, saya permisi" lalu memberi salam kepada raja, dan pergi begitu saja dari ruang makan.

Anindya lansung kembali ke kediamannya, namun tak langsung masuk kedalam, hanya diam di teras dan menatap langit denga tatapan kosong.

Anindya bukan orang bodoh seperti yang mereka kira, dia tau alasan nya dipanggil dan kenapa mereka tiba-tiba mengusulkannya untuk ke desa utara.

Desa paling ujung kerajaan ayahnya, membutuhkan waktu berhari-hari bahkan minggu atau bulan untuk mencapai desa itu.

Dia tau, mereka tak ingin ia datang ke peringatan kematian ibundanya. Ibunda yang meninggal karena dia?

Saat sedang menikmati semilir anggin ya menerpa wajahnya, suara menginstrupsi keheningan malam itu.

"Kau baik-baik saja?" tanya suara itu

"ya"

"apa yang kau lakukan disini?"

"menawasimu dan memberi pesan daari paman"

"Apa paman baik-baik saja?"

"tidak juga, dia sedikit buruk setelah menangkap orangi itu terakhir kali"

"sampaikan maaf ku padanya, katakan aku akan segera menemui nya"

"ya, dan aku ingin menyampaikan pesan dari paman dari mereka"

"dia sudah mengumpulkan beberapa bukti namun, itu sangat sulit, karena sudah terjadi beberapa tahun lalu, tapi sedikit membuahkan hasil, tapi tidak cukup"

Anindya hanya menghela napas kasar, mengubah sesuatu yang sangat tidak mungkin ditambah di zaman kerajaan seperti ini, bukan sesuatu hal yang mudah. Bahkan di dunia modern sekalipun, sangat susah mengumpukan bukti yang dapat dipercaya. Apalagi di zaman seperti ini, seperti mencaria jarum di dalam tumpukan jerami.

"jadi, Apa yang harus aku lakukkan?"

"temukan orang itu"

"akan aku cari"

 

DECISION [ON GOING]Onde histórias criam vida. Descubra agora