Part 8 - [Arrive]

42 37 4
                                    

Happy Reading!

.

Anindya menyelesaikan makannya dengan cepat, dia sedikit risih untuk menjadi pusat perhatian orang-orang disekitar, dan tak tau sejak kapan pengunjung restoran ini menjadi semakin banyak.

Anindya berdiri dari duduk nya dan menuju tempat pembayaran.

"Ada yang bisa saya bantu??" tanya pelayan tersebut dengan ramah.

"berapa total makanan saya dan meja yang di sebelahnya??" tanya Anindya dengan menatap datar

"totalnya 3 keping perak dan 2 tembaga" ujar pelayan tersebut dan sesekali mencuri-curi pandang ke arah Anindya dengan pandangan yang menjijikan.

Anindya memberikan 4 keping perak "aku tak punya tembaga"

"ini kembalian nya..." sambil memberikan 3 keping tembaga.

"untuk mu" ujar Anindya sambil memberikan 1 keping tembaga kepada pelayan tersebut.

"terimakasih kau sungguh orang baik" ujar pelayan tersebut.

Anindya tak menghiraukan orang tersebut dan memilih untuk keluar dari restoran ini. Tak lupa dia membenarkan letak cadar dan jubah nya, kemudian menaiki kudanya kembali dengan dikawal oleh 2 prajurit, disamping kudanya.

__oO0__

Anindya sampai didepan gerbang istana, dan ini sungguh aneh! karena keadaanya sangat ramai seperti akan menyambut sesuatu.

Tentu saja Anindya diberhentikan lagi oleh para prajurit penjaga gerbang itu.

"siapa dia?"

"dia mengaku Putri Anindya"

"apa buktinya??"

"dia akan berbicara kepada Baginda Raja, dan jika dia bukan Putri Anindya dia akan dipenggal saat ini juga"

"ck bagaimana ini?? baiklah tunggu sebentar"

Anindya sudah turun dari kudanya dan menatap datar kedepan.

Taklama Raja berserta rombongannya datang menghampiri Anindya di depan gerbang. Tentu saja itu menjadi sorotan beberapa penduduk yang ada disana.

Para Prajurit sudah sujud mencium tanah sesaat sebelum Raja sampai, sedangkan Anindya hanya diam sambil mengelus kudanya.

"Siapa kau??" tanya raja dengan tegas.

Anindya berbalik menatap raja a.k.a ayahnya sebentar dan sedikit membungkuk untuk memberi salam. "Salam yang mulia, saya Putri Anindya yang telah kembali dari pengasingan" ujar nya.

"Apa buktinya jika kau benar-benar Putri Anindya?"

"izin kan saya membisikan sesuatu yang mulia, saya akan memberikan jawabannya"

Raja sedikit curiga ditambah permaisurinya ikut memanasi si raja.

"jangan suamiku! bagaimana jika dia akan menyakitimu?! bagaimana jika dia bukan putri yang sesungguhnya?!" ujar wanita itu memanasi keadaan.

"terserah anda yang mulia, jika anda tidak yakin saya akan pergi dari sini dengan senang hati" ujar Anindya.

"baiklah--"

"ayahanda bagaimana jika dia Anindya yang asli?? Apa kau tega membiarkan putrimu berkeliaran diluar sana?" ujar salah satu pangeran.

Raja tampak berpikir sebentar.

"aku akan membiarkan mu membisiki ku, tapi prajurit bersiaplah, arahkan pedang kearahnya, jika dia benar-benar menyakitiku, tusuk dia dengan pedang mu!" perintahnya.

DECISION [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang