07

7.2K 866 277
                                    

Park Jihye menyisir rambutnya. Menghadap pada cermin di meja wastafel dengan pintu kamar mandi yang terbuka sebelum dirinya melihat Jeon Jungkook melewati pintu kamar mandi seraya mengenakan jaketnya.

"Mau ke mana?" tanya gadis itu dengan tatapan polos.

Jungkook mengenakan topi. Tanpa menatap Jihye, pria itu lekas menjawab, "Membeli hadiah untuk ulang tahun Yoora."

"Boleh aku ikut? Aku bosan di sini."

"Tidak," tolak Jungkook cepat. Pria itu kini menoleh ke arah Jihye yang berdiri di ambang pintu. "Kerjakan tugas-tugas sekolahmu. Sebentar lagi kau akan lulus. Aku sudah membayar salah satu universitas terbaik. Kau akan masuk ke sana asal nilaimu bagus."

Mengerjapkan mata lambat, Jihye pun berakhir menganggukkan kepala. Ia melihat kepergian Jungkook. Punggung lebar dengan balutan jaket kulit hitam itu berjalan menjauhinya, lalu hilang saat pintu kamar tertutup.

Lagi dan lagi, Jihye dibiarkan sendiri di apartemen Jungkook. Mengingat Kim Taehyung telah pergi, membuat Jihye kini tak memiliki teman mengobrol lagi.

Gadis itu berakhir merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Memainkan ponsel yang Jungkook belikan beberapa hari lalu.

Hari masih siang. Sangat membosankan jika Jihye harus mengerjakan tugas-tugas sekolahnya di siang hari. Biasanya Jihye akan mulai berkutat dengan buku pelajaran saat setelah makan malam selesai.

Saat sedang melihat akun media sosial miliknya, tanpa sengaja ia melihat foto terbaru yang diunggah oleh Donghan. Jihye mengulas senyumnya, kemudian mulai menghubungi Kim Donghan lebih dulu sebab sudah lama sekali ia dan Donghan tidak berkomunikasi.

JihyePark: Hai, Donghan! Apa kabar?

Menyapa lebih dulu akan lebih baik lantaran Jihye tahu Donghan pasti sungkan menyapa dirinya lebih dulu.

Bukan tanpa alasan pula. Kim Namjoon pun sempat menemui Donghan dan melarang bocah itu untuk dekat-dekat dengan Jihye lagi atau Donghan aku diamuk oleh ayah Jihye. Padahal itu hanyalah kebohongan belaka.

Tapi Jihye bosan. Jihye merindukan Donghan yang selalu bisa menghiburnya meskipun sedikit malu-malu.

Setelah menunggu, Jihye pun mendapatkan balasan dari akun milik Donghan.

Donghaaan: Hai, Sunbae! Baik. Jihye Sunbae apa kabar?

Jihye tersenyum manis. Donghan itu tampan dan menggemaskan. Akan tetapi, Jihye tidak memiliki ketertarikan apa pun pada pemuda tersebut.

Setidaknya, sebelum ia melihat foto yang diunggah Donghan beberapa jam silam.

JihyePark: Aku baik! Omong-omong, kau semakin tampan. Aku juga sangat merindukanmu. Besok kita makan di kantin berdua. Bagaimana?

Jihye tahu, jika Jungkook mengetahui hal ini, sudah dipastikan dirinya akan dihukum habis-habisan. Namun, akan sangat percuma bagi Jihye untuk terus patuh sedangkan ia sadar Jungkook tidak akan pernah mencintainya.

Padahal Jihye bisa saja pergi. Tapi ternyata sulit. Jihye juga sudah meyakinkan diri untuk kabur saja dari jeratan Jungkook. Gadis itu sedang mencobanya.

Bukan kabur tanpa bekal apa pun. Tentunya, Jihye juga harus menyiapkan bekal yang matang. Mengenai ke mana ia akan kabur, bagaimana ia bisa bersembunyi agar Jungkook tidak menemukannya, atau—tunggu, apakah Jungkook Ahjussi akan mencariku jika aku kabur? Dia 'kan tidak mencintaiku.

Itu yang sedang mengganggu pikiran Jihye beberapa hari ini. Padahal, ia bisa dengan mudah kabur saat sekolah. Jihye bisa bebas hanya saat sedang bersekolah saja. Setelahnya, ia akan dikurung di apartemen Jungkook.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang