05

19.8K 1.3K 323
                                    

Ini bukanlah perkara yang bagus manakala Jeon Jungkook tengah menatap nyalang dengan lidah dimainkan di dalam mulut. Sementara urat lengan itu terlihat begitu mencolok dengan lengan kemeja sengaja dilipat hingga sebatas siku.

Park Jihye bersumpah bahwa malam ini ia tidak akan bisa lolos kendatipun gadis itu dapat saja bergerak kabur lantaran ia berdiri tepat di samping pintu kamarnya.

"Menikmati peranmu sebagai seorang putri, hm?"

Sengaja mematikan ponsel agar pria yang tengah duduk di tepi ranjangnya itu tidak dapat mencari keberadaannya, pun agaknya Jungkook memiliki seribu macam cara untuk mendapatkan Jihye yang rupanya tengah pergi bersama Donghan yang sejatinya memiliki perasaan terpendam pada sosok gadis cantik tersebut.

Manik Jihye melirik pada dasi yang berada di genggaman sang pria. Menelan saliva susah payah, gadis itu yakin bahwa ia tidak akan mendapat ampun malam ini sekalipun berlutut dan mencium kaki Jungkook.

Peraturan pertama, Jungkook adalah dominan yang harus dituruti. Peraturan kedua, Jihye hanya boleh pulang bersama Namjoon atau Jungkook. Lalu ketiga, tidak diperbolehkan ada laki-laki lain yang pergi dengan Jihye selain Jungkook. Dan keempat, Jihye wajib mengingat peraturan pertama sampai ketiga.

Melihat tatapan Jungkook benar-benar membuat nyali Jihye menciut. Ditambah tiga kancing teratas pria itu yang sengaja tidak dikancingkan—nyatanya berhasil menarik ketakutan sang gadis.

"M-maaf, Ahjussi. Hari ini adalah hari ulang tahun Donghan. Aku hanya ingin dia bahagia di hari ulang tahunnya," jawab gadis itu jujur.

Tidak mau membuat Donghan kecewa sebab pemuda itu tengah bertambah usia, Jihye memilih untuk menerima ajakan Donghan makan bersama dan sedikit jalan-jalan di mal.

"Lepas semuanya ... karena aku tidak akan memaafkanmu semudah itu." Jungkook bangkit dari duduknya. Melepas ikat pinggang kemudian ia letakkan di atas ranjang sebelum melipat kedua lengan sembari mengarahkan atensi ke arah gadis yang kini sedang sibuk melepas tas dan juga seragamnya.

Jungkook menghela napas dalam ketika mendapati amarahnya tak dapat lagi dibendung. Potret di mana Jihye sedang bergandengan tangan bersama Donghan yang Namjoon kirimkan sungguh mengganggu pikirannya sejak sore ini. Pun hanya gadis itu yang bisa mengacaukan pikiran Jungkook.

"Mendekatlah." Jihye menggenggam tangannya satu sama lain sambil melangkah kecil untuk mendekat pada posisi Jungkook saat ini.

Berdiri tepat di hadapan Jungkook dengan wajahnya yang bersejajar pada dada bidang sang pria, membuat Jihye meneguk ludah berat lantaran menyadari napas Jungkook yang begitu menggebu penuh dengan amarah.

"Mendongak dan tatap aku, Park Jihye." Jihye menggeleng. Gadis itu memilih menundukkan kepala sebab tidak berani memandang wajah marah Jungkook saag ini. Pun agaknya gadis itu ingin memancing kemarahan Jungkook lebih tinggi. "Kau akan kuhukum lebih berat jika tidak menurutiku."

Jihye refleks mendongak. Tangannya segera meremas kemeja depan Jungkook manakala lengan pria itu menarik punggung Jihye agar jarak mereka terhapus.

"Ahjussi, maafkan aku ..."

Jungkook menatap wajah ketakutan tersebut dalam diam. Mengetatkan rahang sebab kepalanya terus terganggu dengan foto yang Namjoon kirimkan, sepertinya Jungkook tidak bisa memberikan kesempatan untuk Jihye kali ini—well, Jungkook memang tidak pernah mau memberikan kesempatan.

Tangan Jungkook yang semula diam di punggung Jihye, kini turun untuk meremas pantat sintal gadis itu. Lalu tamparan keras di permukaan pantat Jihye segera Jungkook layangkan—membuat Jihye menenggelamkan wajahnya di dada Jungkook seraya meremat kemeja pria itu makin erat.

AFFAIRWhere stories live. Discover now