03

31.8K 1.6K 174
                                    

Jihye tidur menyamping di atas ranjang besar milik apartemen Jungkook.

Dengan celana dalam yang telah ditanggalkan tujuh menit yang lalu, juga dua jari panjang yang menghentak begitu dalam—membuat Jihye kewalahan mendesah dan menggigit bibir bawahnya sensual.

Hari ini, Jungkook melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa gadis nakalnya tengah berduaan dengan teman laki-lakinya di depan sekolah.

Jihye pikir mulanya yang menjemput adalah Kim Namjoon; seperti biasanya. Namun, saat masuk ke dalam mobil, yang ia lihat ialah wajah dingin dan rahang mengeras milik kekasihnya.

D-Daddy ...” Jihye tak kuasa melanjutkan ucapannya. Tangan kanan Jungkook baru saja menampar pipi bokongnya dengan jemari masih mengoyak lubangnya.

“Plis—emph, Daddy ... a-aku mau cum,” katanya susah payah.

Sayangnya, hukuman tetap saja harus dilakukan. Tidak ada alasan apa pun. Sepuluh menit, dan Jihye dibebaskan untuk klimaks berulang kali.

Dan Jungkook tak menjawab. Bibirnya terus mengatup tanpa berbicara sejak ia melihat gadisnya dengan lelaki lain.

Melalui pergerakan jemarinya yang kasar, Jihye tahu bahwa ia belum diperbolehkan untuk keluar meskipun hendak menuju puncak.

Jihye meremas seragam yang belum dilepas. Menggigit dasinya sendiri untuk menahan cairan hangat di bawah sana sebelum Jungkook memerintahnya untuk keluar. Lalu ...

“Keluar!” Jihye mengembuskan napas lega karena bisa mengeluarkan cairannya.

Setelah dua jari yang memenuhi lubangnya mendadak hilang, Jihye pikir mulanya hukuman sudah selesai waktu itu juga. Namun, ia baru ingat bahwa hukuman yang diberikan Jungkook tidak pernah ada yang singkat.

Jihye menggigit bibir bawah kembali saat Jungkook beranjak dari ranjang dan melepas jas, kemeja, hingga celana kainnya.

Miliknya sudah menantang di balik celana dalam. Dengan ekspresi dingin, Jungkook berkata, “Mulutmu.”

Jihye paham dengan perintah tersebut. Maka gadis itu lekas terbangun dan melipat kedua kaki ke belakang untuk dijadikan tumpuan tubuhnya.

Kedua tangannya melepas celana dalam Jungkook dengan perlahan, kemudian menggenggam penisnya yang besar dan panjang sebelum dipijat.

Jihye mendongak dengan wajah polosnya. Satu tangan kanannya bekerja pada penis Jungkook, sedang tangan kirinya kini mengusap dada hingga perut Jungkook.

Daddy ... maaf,” katanya. Suaranya seperti terjepit karena terlampau takut dengan ekspresi garang Jungkook. “Donghan cuma adik tingkatku, kok.”

Jungkook menyingkirkan tangan kiri Jihye sedikit kasar. Ditatapnya sang gadis tanpa merubah ekspresinya sama sekali. Tentu saja, dengan seribu rayuan manis dari Jihye, Jungkook tidak akan pernah terbuai dengan sangat mudah.

“Lepas seragammu,” titahnya yang langsung dilaksanakan oleh Jihye. Ia bergerak cepat, lalu kembali pada pekerjaannya. “Kulum.”

Satu kata yang dapat mendengungkan telinga Jihye. Akan tetapi, gadis itu menurut. Mulutnya yang kecil hanya dapat memasukkan seperempat penis Jungkook. Dan Jihye terus bekerja keras agar ia bisa memasukkan seluruhnya. Tapi yang ada, gadis itu malah tersedak dan sialnya Jungkook menahan belakang kepalanya agar tidak melepaskan penis di dalam mulut itu.

Jihye bisa mendengar sang kekasih mendesis dan melenguh manakala mulut dan tangannya bekerja bersamaan. Sekarang Jihye pun ikut melenguh karena satu tangan Jungkook memainkan payudaranya.

AFFAIRWhere stories live. Discover now