04

20.9K 1.3K 158
                                    

Menatapi langit-langit kamarnya dengan kedua tangan saling terlipat di depan dada. Jihye mendadak mengerucutkan bibirnya kesal.

Seminggu ini Jungkook pergi ke Jepang bersama istri dan anaknya. Selama itu pula pria beranak satu tersebut tidak mengabari dirinya meskipun hanya bertanya soal keadaan gadis itu.

Pasalnya, salah satu musuh terbesarnya yang bernama Im Nala di sekolah telah mengetahui hubungan terlarangnya dengan pria berusia tiga puluh tahun. Beruntung sebab Im Nala tidak mengetahui profil Jungkook yang sesungguhnya.

Gadis Im itu mempermalukan Jihye di penjuru kafetaria. Mengatakan dengan lantang bahwa Jihye berstatus sebagai simpanan dari pria tiga puluhan yang telah membelikan semua barang-barang bermerek yang Jihye kenakan di sekolah.

Tidak hanya itu. Sebagian besar pengunjung kafetaria bahkan ikut menyoraki dirinya dan memandang rendah ke arahnya.

Sialan sekali. Seandainya Sora dan Kara tidak ditarik paksa oleh teman-teman keparat Nala, Jihye pastikan ia tidak akan diam saja. Im Nala memiliki 5 teman—sedang 2 yang lainnya bekerja untuk mengamankan Sora dan Kara. Maka dari itu, Jihye memilih dalam mode aman dan tidak mau membalas ucapan demi ucapan yang Nala keluarkan.

Memang, sih, kejadiannya sudah tiga hari yang lalu. Namun, berita itu tetap terdengar dan kian berkembang pada tiap telinga murid-murid penggosip.

Akun SNS Jihye pun dipenuhi oleh kata-kata kotor. Tidak kalah dengan loker di dalam kelasnya yang menjadi bahan harian semua pembenci dirinya baru-baru ini.

“Jungkook Ahjussi ... aku takut mereka semakin bertindak kurang ajar padaku,” monolognya.

Matanya berkaca-kaca. Kepalanya mendadak berkedut manakala ia mengingat salah satu kelas sebelah yang menarik rambutnya dengan kuat siang tadi. Sora dan Kara bahkan ikut diserang—membuat Jihye merasa bersalah dan takut sebab kedua sahabatnya itu tak mengetahui soal hubungannya dengan pemilik perusahaan game ternama di kota mereka.

Gadis itu beranjak dari ranjang kamarnya. Ia belum melepas seragam sama sekali lantaran terlalu takut dengan tiap-tiap kejadian di sekolah. Ditambah Sora dan Kara yang bersikap tak acuh padanya hari ini.

Melepas dengan perlahan setiap kain yang melapisi tubuh lengketnya, Jihye lantas memekik manakala pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sosok Jungkook dengan wajah lelahnya.

“Kau baru pulang sekolah?” Pertanyaan itu langsung muncul setelah Jungkook menutup pintu kamar dan berujung menguncinya. Satu alisnya mengedik dengan tatapan tajam yang tak dapat ia simpan.

Jihye lekas menggeleng. “Tidak!” jawabnya sedikit ada nada penekanan. “Setelah pulang les aku langsung menuju ke flat, kok. Hanya saja ... tadi banyak melamun. Jadi, aku belum sempat ganti baju.”

Mengangguk enteng, Jungkook kemudian menjatuhkan tubuh lelahnya ke atas ranjang Jihye usai melepas kemeja polos yang ia gunakan.

Saat setelah Jihye melilitkan handuk ke tubuh telanjangnya (lantaran ia hendak mandi), Jihye dibuat berpikir. Langkahnya terhenti, lalu memutar badan untuk menatap sang pria yang ternyata menatapnya sejak tadi.

Ahjussi kenapa tidak mengabariku kalau sudah pulang berlibur?” tanyanya kemudian. Jihye menatap Jungkook yang merubah posisi menjadi duduk di bibir ranjang.

Pria itu menepuk pahanya—memberi perintah bahwa Jihye harus duduk di atas sana sementara ia akan menjawab pertanyaan sang gadis.

Jihye menurut saja. Duduk dengan perasaan gusar sebab kondisinya sangat tidak memungkinkan untuk selamat begitu saja dari perlakuan mesum Jungkook yang bisa saja datang.

AFFAIRWhere stories live. Discover now