Him

49 16 2
                                    

Soobin membuka mata perlahan, mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam pupil matanya.

Dia mengubah posisi menjadi duduk, merenggangkan otot-ototnya, lalu mengalihkan pandangan pada pintu kayu berwarna hitam di belakangnya.

Dia menghela, ketika mendapati pintu itu yang masih tertutup rapat.

Semalam dia tidur di luar, ya, karena Ayahnya mengusirnya.

Soobin akui dia salah. Salah karena pulang larut dan membuat Ayahnya itu marah karenanya. Salahnya juga karna menanyakan hal yang mungkin sensitif kepada sang Ayah.

Tapi, sebaliknya, dia merasa heran ketika Ayahnya itu mengusirnya. Setidak patuhnya Soobin, Ayahnya itu tidak pernah melakukan hal ini. Pria paruhbaya itu akan acuh dan tidak mempedulikannya.

Apalagi ketika Ayahnya mengatakan bahwa dia di suruh pergi menemui Ibunya.

Ibu? Apakah pria paruhbaya itu tengah bergurau?

Bagaimana bisa dia pergi menemui Ibunya jika dirinya saja tidak tahu wajah dan rupa sang Ibu.

Soobin merogoh saku celananya, mengambil benda pipih berbentuk persegi panjang. Menyalakan benda itu dan notifikasi serta pesan berderet masuk.

Dia melihat dua nama sahabatnya yang tertera di layar. Taehyun dan Hueningkai.

Taehyun
Gw d kbrn td sm bg … ② 07.30 A.M

Hyuka
Bang, kalau lo ada waktu … ① 02.13 A.M

Soobin menyernyit melihat pesan dari Hueningkai. Benarkah? Dia terkejut dengan waktu di kirimnya pesan itu. 2 dini hari?

Dia lantas memasuki roomchat dan membaca pesan dari Hueningkai.

Hyuka
|Bang, kalau lo ada waktu, nanti siang bisa ketemuan ga? Kira" jam 2 an. Di taman biasa.
02.13 A.M

Nanti gue k sana.|
07.45 A.M

Pemuda itu lalu beralih pada roomchat Taehyun.

Taehyun
|Bg. Ktny bg yj dh sdr.
|Gw d kbrn td sm bg th.
07.30 A.M

Oke. Nanti gue k sana.|
07.46 A.M

Soobin menaruh kembali benda pipih itu. Beranjak bangkit dan berjalan menuju pintu di belakangnya.

Dia mengetuk pintu itu, tapi tak ada sahutan dari dalam sana.

Berasumsi bahwa sang Ayah mungkin masih terlelap dalam alam mimpi.

"Yah, Soobin pergi dulu, ya!" pamitnya lalu berlenggang pergi meninggalkan rumah itu.

Entahlah, dia belum mandi dan sarapan. Mungkin nanti dirinya akan mandi atau mungkin sekadar mencuci mukanya di wc umum dekat rumahnya. Lalu, untuk masalah makanan, dia bisa membelinya. Bersyukur karna masih memiliki cukup uang di saku.

+×+


Soobin melangkah memasuki cafe, di sana terlihat Jungkook yang nampak kewalahan melayani para pelanggan.

Lantas pemuda itu bergegas mengganti pakaiannya dan lekas membantu lelaki itu.

Pelanggan semakin banyak berdatangan, membuat kedua orang itu kewalahan melayani para pelanggan.

Hingga tepat beberapa saat sebelum waktu makan siang, pelanggan berangsur berkurang. Membuat keduanya lantas beristirahat melepas penat sejenak.

"Maaf, Bang. Gue tadi telat dateng."

[√] Can't You See Me? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang