Mother?

47 15 0
                                    

Pemuda itu membuka matanya perlahan, mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam pupil mata.

Dia menyebarkan pandangan, melihat sekeliling ruangan berwarna putih, dan bau obat yang menyeruak memenuhi indra penciuman. Dia melirik tangan kirinya yang sudah terpasang selang infus.

Untuk ini, dia tahu di mana dirinya berada sekarang.

Rumah Sakit.

Mengingat kejadian sebelum dirinya tidak sadarkan diri, membuatnya lagi-lagi menghela napas berat.

Di satu sisi, dirinya khawatir dengan kondisi sang Ayah-pria paruhbaya itu. Apakah suara tembakan yang di tangkap telinganya benar adanya, dan tertuju pada Yoongi?

Dia tidak tahu.

Kepalanya tiba-tiba berdenyut nyeri memikirkan hal itu lagi.

Suara decitan pintu terbuka terdengar, terlihat seorang gadis berseragam sekolah yang melangkah memasuki kamar rawatnya.

Dia Sena, gadis itu tampak membolakan matanya terkejut, lalu melangkah lebar mendekati Soobin. Tidak lupa juga dia menutup kembali pintu.

"Sena gak lagi salah liat, 'kan? Sebentar!"

Gadis itu memencet tombol di samping ranjang Soobin. Tak lama seorang Dokter serta beberapa Suster masuk ke dalam kamar rawat ini.

Dokter tersebut mengecek keadaan Soobin, bersyukur karna keadaan pemuda itu berangsur membaik. Dia memberi wejangan serta menyuruh Soobin untuk meminum obatnya secara teratur, lalu berlenggang pergi bersama dengan para Suster.

Keadaan ruangan itu kembali hening, kedua insan yang ternyata memiliki ikatan darah itu sama-sama diam, canggung untuk memulai pembicaraan.

Padahal, sebelum mereka tahu bahwa mereka bersaudara, keduanya terlihat sangat akrab.

"Sena gak nyangka kalau sebenarnya salah satu Kakak kandung Sena masih hidup." Sena berceletuk, seulas senyum tipis terukir di bibirnya.

"Dan ternyata orang itu adalah orang yang Sena kenal." Gadis itu kekeh. "Takdir ... emang gak ketebak ya."

"Sena senang bisa bertemu dengan Kak Sunoo, ah, Kak Soobin setelah sekian lama." Gadis itu meralat ucapannya.

Soobin meredupkan pandangan, menatap jari-jarinya yang saling bertaut. Dirinya ragu serta bingung harus berbuat apa.

"Eum ... Kakak gak tau harus ngelakuin apa. Tolong, bantu Kakak untuk menjadi seorang Kakak yang baik buat kamu," ujar Soobin terbata.

Jujur, ini terdengar cringe bagi dirinya.

Sena mengangguk, dia tersenyum simpul.

Setelahnya, hening kembali menyelimuti keduanya. Hingga suara decitan pintu terbuka mengalihkan atensi mereka.

Di ambang pintu, terlihat Moonbyul. Air mukanya nampak terkejut, kedua matanya berkaca-kaca. "Soobin, sayang?" gumamnya, seraya melangkah mendekat ke arah putranya itu, kemudian memeluk tubuh Soobin.

Dia sangat merindukan putranya itu. Walau keduanya sering bertemu, tetapi, rasanya pertemuan kali ini berbeda.

Dulu yang sebatas seorang Bibi dan seorang anak yang pernah menyelamatkannya. Namun, sekarang mereka di pertemukan kembali sebagai seorang Ibu dan anak yang telah lama berpisah setelah belasan tahun lamanya.

Soobin nampak ragu, hingga pada akhirnya tangannya telulur balas memeluk Ibu kandungnya itu.

Air matanya luruh, bahagia karena akhirnya dirinya kembali di pertemukan dengan orang yang telah melahirkannya itu.

[√] Can't You See Me? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang