GEEYA | BAB 6

60.6K 6.9K 159
                                    

Pernikahan Gerald dan Freya benar-benar terjadi. Acara tersebut dilakukan dalam satu hari. Akad pada hari Minggu pagi, kemudian langsung dilanjutkan dengan acara resepsi.

Lokasi acaranya sendiri adalah di halaman belakang rumah Gerald. Dengan begitu, kesan intimate-nya lebih dapat.

Pengantin baru itu pun tak hanya duduk di pelaminan, saat ini mereka berkeliling untuk menyapa para tamu yang sedang menikmati hidangan yang tentunya semuanya keluarga dan sahabat dekat mereka sendiri.

"Rald, ke rombongan Nevan dulu," bisik Freya sesaat setelah mereka pamit dengan rombongan keluarga besar Gerald.

"Iya."

Langkah mereka pun pasti menuju ke meja yang ditempati oleh rombongan Nevan. Minus Julian yang sedang ada urusan keluarga mendadak di kampung halamannya.

"Yuhuuuu! Kapal gue berlayar juga akhirnya!" Karina berdiri dari duduknya, merentangkan kedua tangan untuk menyambut pasangan baru itu.

Tanpa ragu, Gerald dan Freya langsung memeluk Karina. "Thanks udah datang," ujar Gerald.

Karina melepas pelukan mereka, lalu memberi raut wajah menggoda. "Aiih, mana mungkin gue nggak datang ke acara besar gini."

"Akhirnya Gerald membuang status jomblo seumur hidupnya." Syanin yang duduk di meja sebelah pun menyeletuk hingga Gerald memasang raut kesal di wajahnya itu.

Gerald dan Freya kini berdiri diantara dua meja. Meja pertama berisikan oleh Nevan, Raline, Raka, Karina, Yurdi, dan Kate. Sedangkan meja kedua berisikan Rey, Syanin, Alkana atau Bagas, serta seorang perempuan lagi yang mereka tidak kenal. Mereka tidak ada yang membawa anak.

Kate memasang senyum saat melihat Freya menggandeng lengan kanan Gerald. "Gue nggak nyangka kalian menikah."

"Apalagi gue yang dengar langsung waktu Gerald ngajak Freya nikah, mau pingsan rasanya," ujar Nevan berlebihan.

Mendengar itu, Raline mengangguk setuju. "Beneran mau pingsan pas denger."

"Jadi, yang ngajakin nikah itu Gerald?" tanya Raka tak percaya. Dia menggeleng takjub. "Gue kaget banget waktu dapet undangan tiba-tiba. Tapi, dari sini kita belajar, jangan terlalu benci sama orang. Tuh si Gerald ujungnya nikah. Sama lah kayak Raline dulu, benci banget sama Nevan."

Raline terkekeh. Sedangkan Nevan berubah kesal seketika. "Kenapa jadi bini gue, anjir?!"

"Tapi, kenyataan, kan?" Syanin nimbrung dalam pembicaraan lagi.

"Iya, sih," balas Nevan lesu.

Tawa mereka pun pecah. Hampir semua tamu kini mengarahkan pandangannya pada mereka.

"Lo cantik banget pakai gaun putih itu, Frey," komentar Karina dari tempat duduknya setelah tawa mereka reda.

"Makasih, Karina."

Mata Karina diam-diam melirik Gerald yang sepertinya menyetujui hal itu.

Sebagai sepasang suami-istri, Raka mengerti kalau Karina ingin menggoda Gerald. Jadi, ia mendahuluinya, "Freya cantik ya, Rald?"

Gerald berdeham. "Iya, cantik."

"Kalau cantik, jangan disia-siain ya, Rald."

"Enggak disia-siain."

"Yaudah, kalian makan yang banyak sana. Gue bawa Freya ke teman-teman kantor dulu," lanjut Gerald.

Setelah itu, pengantin baru tersebut langsung berlalu dengan gandengan yang tidak lepas juga.

Gerald tidak sadar kalau wajah Freya sudah memerah sejak ia mengatakan kalau gadis itu cantik. Freya senang bukan main. Dia bahagia hari ini.

Meski awalnya mereka sama-sama ragu, tapi akhirnya mereka bisa melewati keraguan itu. Mungkin, itu memang hanya cobaan yang diberikan pada mereka saat mendekati hari pernikahan.

GEEYA (Tamat)Where stories live. Discover now