GEEYA | BAB 11

53.6K 6.2K 58
                                    

Freya sedang merapikan tempat tidur ketika Gerald keluar dari kamar mandi yang ada di dalam kamar mereka berdua.

Lelaki itu mengenakan handuk di pinggangnya sambil mengusap kepala yang basah dengan handuk lainnya lagi.

"Kamu mandi aja, Frey, biar aku yang lanjut beresin kasurnya nanti."

"Tanggung ini, Rald."

Gerald tidak membantah. Ia memilih menuju lemari untuk mengambil pakaian kerjanya.

Melihat itu, Freya berucap, "Pakaian kerja kamu udah aku siapin di nakas." Dia memajukan dagu untuk menunjuk tempat yang dimaksudnya.

"Thank you, Frey."

Freya tersenyum. Wanita tersebut selalu senang jika mendapat ucapan terima kasih dari sang suami. Entahlah, dengan begitu, ia merasa berguna bagi suaminya itu.

Setelah mengenakan seragam kerjanya, Gerald menghampiri Freya dan langsung memeluknya begitu saja. "Peluk dulu, besok aku berangkat."

"Aku belum selesai beresin kasur, Rald," kata Freya yang mendapat pelukan tiba-tiba. Hal ini bukan hal yang mengejutkan lagi. Semenjak menikah, Freya tahu kalau Gerald punya berbagai macam sifat.

Kadang, lelaki itu cool. Kadang juga dia romantis dan narsis. Bahkan bisa manja seperti sekarang.

Gerald sesering itu memeluk Freya, membuat istrinya merasakan hal yang sangat nyaman dari diri lelaki tersebut.

Menghiraukan perkataan Freya, Gerald membawa kedua lengan istrinya untuk melingkari pinggangnya. Kemudian, dia bertanya, "Kamu beneran nggak pa-pa sendirian di rumah, Frey? Bisa ngerjain semuanya sendiri?"

"Kamu nggak percaya aku banget, sih!"

"Males banget, udah berkali-kali ngomongin hal yang sama," lanjut Freya sambil mencoba melepas pelukan mereka karena kesal, namun tenaga Gerald lebih besar darinya hingga pelukan itu tetap bertahan seperti semula.

"Oke, oke," sela Gerald. "Enggak bahas lagi. Aku percaya sama kamu."

"Gitu dong!"

Lalu, Gerald bergumam, "Nanti siapa, ya, yang aku peluk kalau di sana?"

"Maksud kamu apa?!" tanya Freya ngegas.

Lagi-lagi kekehan kecil keluar dari bibir Gerald. "Kan, aku tuh udah biasa peluk-peluk kamu, Frey. Kalau kamu nggak ada, gimana dong?"

Mata Freya memicing menatap Gerald. Tangan mereka masih saling melingkari pinggang. "Dulu, sebelum nikah, kamu peluk siapa di sana?"

"Enggak ada, sih."

"Yaudah!"

Tawa Gerald tidak tahan untuk tidak terurai ketika melihat raut kesal dari istrinya. Tuhan, ternyata menikah dengan Freya sangat menyenangkan. Tidak buruk sama sekali.

Gerald nyaman berada di pelukan wanita itu. Gerald nyaman setiap malam tidur di sebelah wanita itu. Gerald juga nyaman mendapati keberadaan wanita itu di dekatnya setiap hari.

Gerald pun meredakan tawanya. "Sana, kamu mandi dulu. Hari ini aku antar ke kantor, ya, nggak usah nyetir sendiri," ujarnya pada Freya kemudian.

Setelah itu, pelukan mereka terlepas. "Okay," jawab wanita tersebut. "Aku udah bikinin salad buat sarapan. Nggak pa-pa 'kan cuma salad doang?"

"It's okay."

***

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore ketika Freya membereskan meja kerjanya untuk segera pulang. Wanita itu mematikan komputer, juga memasukkan barang-barang ke dalam tas.

GEEYA (Tamat)Where stories live. Discover now